Julia tiba di parkiran resto. Sebelum keluar, ia merapikan riasan wajahnya. Rasanya lebih mendebarkan dibandingkan dengan bertemu calon klien.
Wilman sudah tiba lebih dulu. Ia duduk di dalam ruang VIP resto sejak tiga puluh menit yang lalu. Laki-laki itu datang bersama Sheila dan dua orang pengawal.
Entah apa yang ingin dilakukan Wilman pada Julia, hingga ia harus membawa pengawal bersamanya. Padahal, Julia datang seorang diri. Tidak akan membahayakan mereka sama sekali.
"Kita mau bertemu dengan kak Demian, kan, Pa?"
Sheila sangat tidak sabar menunggu tamu yang akan datang. Ia pikir, Demian berubah pikiran, dan bersedia menikah dengannya. Gadis itu depresi saat mengetahui Demian melarikan diri dari rumah.
"Kamu akan tahu nanti. Sabar, Sayang," jawab Wilman sambil mengusap puncak kepala Sheila.