"Selamat pagi, Al. Apa kau sudah sarapan?" Julia masuk bersama Demian.
Wajah Alfred yang awalnya tersenyum, berubah murung. Ia pikir, laki-laki itu tidak akan masuk ke ruangannya. Baru merasa senang melihat Julia, sudah dibuat sedih lagi karena kehadiran Demian.
"Sudah. Kamu dari mana? Aku mencarimu semalam," ucap Alfred. Kedua matanya membulat melihat beberapa tanda kissmark di leher Julia. Tanda itu seolah menguatkan ucapan Demian bahwa mereka tidur bersama tadi malam.
"Oh, maaf. Aku tidur di mobil sama dia," jawab Julia sambil menunjuk Demian menggunakan isyarat wajah.
"Tidur di mobil?"
"Ya. Oh, aku belum sarapan. Jadi, aku dan Demian akan pergi ke kantin. Apa kau ingin kubawakan sesuatu saat kembali?"
"Ya. Aku butuh permen manis, karena sangat masam akhir-akhir ini," jawabnya, ambigu.
"Masam, apanya? Mulutnya?" tanya Julia yang tidak memahami arti kata-kata Alfred.