Tok! Tok! Tok!
Setelah lelah berjalan menyusuri taman, langkahnya berhenti tepat di depan pintu ruang perawatan Zenita. Ia pergi ke rumah sakit dengan menaiki ojek. Ia ingin bertemu dan bicara dengan wanita itu.
"Masuk!"
Lilian membuka pintu dan melangkah masuk dengan ragu. Zenita membelalakan matanya. Wajah Lilian masih diingat dengan jelas oleh Zen.
Ia memalingkan wajahnya dan bersikap acuh tak acuh. Jika tahu siapa tamunya, Zen pasti tidak akan menjawab. Tapi, gadis itu sudah berdiri di samping ranjang sekarang. Zen tidak bisa mengusirnya.
"Bagaimana keadaanmu? Aku Lilian, aku adalah ke~"
"Aku tahu. Mau apa datang kemari? Sultan tidak ada di sini," ketus Zenita.
"Ya, aku tahu dia tidak ada. Karena itu aku datang menemuimu," ucap Lilian dengan rasa canggung. Orang yang dikunjungi mengabaikannya. Bagaimana ia tidak merasa canggung?
"Kalau sudah tahu, sebaiknya cari saja di rumah. Dia mungkin sedang mencariku."