"Aku harus pergi mencari seseorang. Kamu tinggal saja di sini, jangan keluar."
"Oke. Itu … bagaimana kalau aku lapar?"
"Kamu tinggal pesan saja dari kamar. Ada uang cash di lemari. Kamu ambil saja untuk membayarnya."
"Terima kasih. Maaf, karena aku merepotkanmu terus menerus," ucap Rosella sambil tersenyum kecut.
"Aku tidak merasa direpotkan. Aku sendiri yang berinisiatif untuk menolong. Oh, ya. Rosella bukan nama aslimu, kan?"
"Lilian. Itu namaku, tapi jangan tanya nama belakang, karena aku tidak memilikinya." Lilian menundukkan wajahnya. Ia tinggal bersama neneknya dan tidak pernah tahu nama keluarga ayahnya. Nama pendek itu adalah pemberian sang nenek.
"Lilian. Nama yang indah. Jangan memakai nama Rosella lagi," ucap Sultan sambil menyambar jaket di atas sofa. Ia pergi melanjutkan pencariannya.
Sikap lembut laki-laki itu membuat Lilian jatuh hati. Meski tahu laki-laki itu memiliki seseorang di hatinya, tapi Lilian mulai serakah. Ia ingin memiliki Sultan.