"Engh …." Aura menggeliat bangun. Keluar dari mobil, ia melihat Andreas tertidur di kursi dengan kepala berbaring di atas meja. Ia masuk ke dalam rumah, lalu mengambil selimut.
Udara di luar sangat dingin, ia menyelimuti pemuda itu agar tidak sakit. Setelah mengunci pintu, ia berbaring di kamar. Aura masih tidak menyangka, ia baru saja melihat adegan yang sangat menjijikkan.
Menonton blue film saja dia tidak pernah, tapi karena ulah Sultan yang menjadikannya sebagai umpan, akhirnya Aura melihat pemandangan itu secara langsung. Bagaimana delapan orang wanita, melayani sebelas laki-laki.
"Melindungi apanya? Tampang baik-baik, tapi hati seperti iblis," gumam Aura sambil berbaring miring menghadap ke arah jendela. Ia meratapi nasibnya. Cobaan datang bertubi-tubi menderanya.
Ia memejamkan mata dan berharap semua yang terjadi malam ini hanyalah sebuah mimpi buruk.
***