"Jangan salah paham dulu, Pak. Saya hanya …."
Sultan dan Zenita berdiri dengan ketakutan. Laki-laki itu berusaha untuk menjelaskan. Namun, kemarahan di wajah laki-laki paruh baya itu tidak juga menurun. Sampai akhirnya, Kimo bicara dan membuat mereka tercengang.
"Kau ini! Kenapa bilang baik-baik saja, tapi sampai seperti ini? Kamu membohongi papa, Zen!"
Aldo mengusap dada sambil menarik napas lega. Ia pikir, Kimo marah kepada Sultan karena berani menyentuh lutut putrinya. Ternyata karena rasa khawatirnya, baru laki-laki paruh baya itu marah.
"Zen memang baik-baik saja, Pa. Ini cuma luka kecil. Lagi pula, tadi sudah dipijat oleh mas Sultan."
"Tetap saja papa khawatir. Kita harus memeriksakan lututmu itu ke rumah sakit," ujar Kimo yang masih saja khawatir meski Zen sudah memintanya untuk tidak cemas.
"Oke. Zen akan ikuti kemauan Papa. Sekarang sudah malam, Zen lelah. Boleh Zen pamit ke kamar?" tanya Gadis itu.
"Ya. Pergilah beristirahat," jawab sang Ayah.
