"Tangkap dia, Sultan! Aku akan menelepon ambulans dan polisi."
Sultan segera menangkap Anisa dan mengikat tangan gadis itu menggunakan dasinya. Sementara Julia terduduk di lantai sambil menekan perut Alfred yang tertusuk untuk menghambat pendarahan. Ya. Yang terkena tusukan adalah laki-laki itu.
"Kalian berisik sekali! Uhuk!" Alfred masih saja sempat bergurau meski napasnya mulai tersengal.
"Kenapa kamu menghadang pisau itu untukku? Aku selalu memarahi dan mengejekmu," ucap Julia dengan air mata berderai.
"Aku yang membuat permainan ini. Bagaimana mungkin, aku membiarkan orang lain yang menanggung akibatnya. Uhuk!"
"Sebaiknya kamu diam dan jangan banyak bicara!" Damian memarahi Alfred. Laki-laki itu tersenyum.
"Aku kira kamu bersekongkol dengan Anisa, karena aku melihat kamu bicara dengannya."
"Mana mungkin … semudah itu aku mengkhianati sahabatku," jawab Alfred dengan suara yang semakin lemah. Wajahnya pucat pasi, keringat dingin mengucur di sela pori-pori kulit putihnya.