"Terima kasih sudah mengantar pulang," ucap Aura sambil tersenyum malu-malu.
"Eng … sudah lama tidak diajak mampir," goda Satya memberi isyarat.
Aura terkekeh geli. Sudah lebih dari satu minggu, ia menghindari laki-laki itu. Malam juga belum terlalu larut, ia pun menawarkan Satya untuk masuk ke rumahnya.
"Mau minum kopi?"
"Tentu saja, kalau dipaksa," jawabnya sambil melangkah masuk melewati gadis itu. Ia langsung duduk di sofa dan melepaskan jasnya. Satya sudah menganggap rumah itu seperti rumahnya sendiri.
Aura menggelengkan kepala. Pria dewasa, terkadang bisa sangat menggemaskan saat bersama wanita terkasihnya. Satya adalah salah satunya.
"Kopinya, Dokter," ucap Aura sambil menaruh secangkir kopi di meja.
"Terima kasih."
"Sama-sama."
Satya menyesap kopinya. Ada rasa yang berbeda dari kopi itu. Mungkin karena gadis yang membuat kopi itu kini telah menjadi kekasihnya.