Ambar membawa Damian ke kantin dan memesan teh hangat. Ia menghibur laki-laki itu agar tabah menghadapi cobaan. Mungkin memang belum waktunya mereka untuk memiliki keturunan.
"Kamu harus tabah, kita semua harus tabah, agar bisa memberikan semangat pada Julia. Kita harus kuat. Minumlah dulu agar lebih tenang."
Ibu mertuanya dengan sabar mengusap pundak Damian yang menyandarkan tubuhnya ke dinding. Ia kemudian melihat Aura yang pergi terburu-buru. Ambar bersikap masa bodoh dengan gadis itu, meski sudah memaafkan.
Ada hikmah dalam setiap kejadian. Saat Ambar melihat dua gadis itu begitu mengkhawatirkan Julia, ia pun luluh. Ia merasakan ketulusan mereka dalam menyayangi Julia.
Dengan segala pertimbangan, ia pun memberikan kata maaf untuk Caroline dan Aura. Ia melupakan semua yang terjadi di masa lalu, meski masih tersisa luka di dalam hatinya. Sebagai seorang ibu, ia harus mengajarkan sesuatu yang baik.