Syifa duduk di depan ruang NICU, Jun menatap istrinya yang sedari tadi hanya diam dan menatap lurus ke depan. Pria itu meletakkan tangannya di paha Syifa dan mengusap paha sang istri. Syifa langsung menatap suaminya dan mengusap rahang Jun dengan lembut. "Kenapa?" tanya Syifa.
"Harusnya Papa yang tanya, Mama kenapa melamun terus? Gak baik tau kalau melamun, nanti ke sambet.." balas Jun.
Syifa tersenyum kecil dan mengusap perutnya dengan lembut. "Pasti sakit rasanya harus kehilangan anak yang sudah selama ini di tunggu. Pasti ibu dari bayi itu merasakan sesak di dadanya. Mama dengar, ibunya belum pernah menyentuh anaknya. Saat perawat memberikan bayi yang sudah tidak bernyawa itu, untuk pertama dan terakhir kalinya sang ibu menggedong anaknya. Bayangkan betapa sedihnya mereka, saat ingin menggedong bayinya, ternyata bayi itu sudah tiada.
Mama merasa kasihan pada kedua orang tua anak itu. Tapi, itu sudah takdir mereka, jadi tidak bisa diubah.." jelas Syifa.
