Chereads / Hargai Aku / Chapter 23 - Bab 23 : Hari Bersama.

Chapter 23 - Bab 23 : Hari Bersama.

Bandung, pukul 15:00 WIB

Syifa sudah menunggu Jun dalam mobil yang terparkir di basement hotel, tempat mereka menginap. Jun masuk ke dalam mobil dan langsung mengecup kening istrinya dengan lembut.

"Sudah siap?" tanya Jun.

"Siap dong," jawab Syifa tersenyum manis ke arah sang Suami.

Jun membalas senyuman tersebut dan menghidupkan mesin mobilnya. Mereka pun keluar dari basement, menuju tempat Wisata Kawah Putih yang terkenal di Bandung. Dalam perjalanan Jun selalu menggenggam tangan Syifa dengan erat. Terkadang ia menatap ke arah istrinya yang tengah duduk di sampingnya.

"Perhatikan jalannya Mas. Nanti saja lanjutkan menatapku," ucap Syifa.

"Eh, iya sayang. Maaf ya cintaku," jawab Jun terkekeh pelan.

Syifa hanya tersenyum dan menatap ke arah depan sambil mengusap perutnya yang hampir membuncit. Setelah beberapa menit di dalam mobil, mereka pun tiba di tempat Wisata Kawah Putih. Jun membukakan pintu mobil dan membantu Syifa untuk turun.

"Makasih Mas," ucap Syifa memegang tangan suaminya.

"Sama-sama. Hati-hati, nanti jatuh lagi," jawab Jun yang was-was pada istrinya, karena takut terjadi sesuatu dengan Syifa dan kandungannya.

"Iya Mas. Yasudah masuk ke dalam yuk," sambung Syifa.

Jun mengangguk dan berjalan masuk ke dalam tempat wisata tersebut. Terlihat begitu indah pemandangan Kawah Putih, membuat Syifa membulatkan matanya dengan sempurna. Ia begitu takjub dengan tempat wisata ini, Syifa berjalan ke arah air yang begitu jernih dan duduk di pasir putih.

"Ini benar-benar indah," ucap Syifa menatap suaminya yang masih berdiri sedikit jauh darinya.

"Kau suka?" tanya Jun berjalan menghampiri istrinya dan duduk di samping Syifa yang tengah tersenyum ke arahnya.

"Sangat, sangat suka. Ini sangat indah Mas," jawab Syifa yang menatap Jun dengan tatapan bahagia.

"Syukurlah kau suka, kita nikmati liburan di Bandung ya. Besok sudah harus kembali ke Jakarta," sambung Jun.

Syifa mengangguk dan kembali menatap Kawah Putih yang terlihat begitu indah. Ia memejamkan kedua matanya, menikmati segarnya angin di kota Bandung. Jun memotret istrinya menggunakan kamera yang ia bawa. Syifa terkejut saat mendengar suara kamera yang sedang memotret. Ia menatap ke arah Jun dan langsung tersenyum, saat tau suaminya tengah asik mengambil fotonya.

"Bagaimana hasilnya, Mas?" tanya Syifa.

"Tentu hasilnya baguslah," jawab Jun melihat hasil jepretan nya. Syifa hanya tersenyum dan mencium sekilas pipi suaminya.

Cup!

"Ciuman ini untuk apa?" tanya Jun menatap istrinya.

"Untuk semuanya," jawab Syifa menatap Jun dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang suaminya.

Jun meletakkan kamera di pahanya dan membalas pelukkan Syifa. Mereka kembali menatap air yang begitu jernih yang ada di Kawah Putih. Tiba-tiba ada sepasang kekasih berlari menghampiri mereka. Sepasang kekasih itu melempar coklat berbentuk bola ke arah Syifa. Wanita itu terkejut dan mengambil coklat tersebut.

"Ini punya siapa, Mas?" tanya Syifa menatap Jun.

"Mas, juga tidak tau," jawab Jun yang ikut bingung.

Seorang gadis memeluk Syifa dari belakang, dengan refleks Syifa mendorong gadis tersebut hingga terjatuh.

"Akh!" rintih gadis itu.

Syifa dan Jun membalikkan tubuh mereka, Ia terkejut saat melihat gadis yang terjatuh adalah sahabat dari kecilnya.

"Cindy," ucap Syifa membantu sahabatnya.

"Wah kamu tidak pernah berubah," balas Cindy terkekeh melihat sahabatnya yang tidak berubah.

"Sudah gue bilang jangan kagetin dia, jadi jatuh 'kan," sambung Daffa membantu kekasihnya berdiri.

"Gue nyesel Daffa," jawab Cindy.

Jun berdiri dan menghampiri istrinya, Daffa mengulurkan tangan ke arah Jun. Pria itu membalas uluran tangan tersebut sambil tersenyum.

"Kenalin gue Daffa. Sahabat Syifa dari kecil," sapa Daffa.

"Ah, saya Jun. suaminya Syifa," balas Jun.

"Bahasa Lo terlalu baku, gue agak sedikit canggung jadinya," sambung Dimas.

"Sorry, gue bakal bicara santai sama Lo," jawab Jun yang mengikuti cara bahasa Dimas.

Syifa dan Cindy menatap ke arah 2 pria tampan yang sudah menjadi miliknya. Cindy mengusap perut Syifa, ia merasakan ada sesuatu yang aneh pada perut sahabatnya.

"Lo hamil?" tanya Cindy.

"Iya, gue hamil. Udah mau masuk 6 bulan," jawab Syifa yang tersenyum manis.

"Pantes perut Lo beda banget, tapi gak terlalu besar ya.." sambung Cindy.

"Jadi buncit ya?" tanya Syifa yang tertawa kecil.

"Belum buncit sih, tapi aneh aja rasanya," jawab Cindy yang ikut tertawa.

"Karena ada janin disini, makanya beda. Lo kapan?" ucap Syifa.

"Gue? Bulan depan, Lo dateng ya. Gue mau ke Jakarta besok buat anter undangan, eh ketemu Lo disini," jawab Cindy memberikan undangan pada sahabatnya.

"Jadi juga Lo sama si curut," sambung Syifa.

"Wkwkwk, gak nyesel gue udah jadi sahabat kalian. Gue jadi tau sifat Lo sama tu calon laki gue," balas Cindy yang tertawa.

Jun dan Daffa asik berbincang di bangku panjang. Mereka melupakan Syifa dan Cindy, tentunya dua gadis itu kesal. Tiba-tiba ada dua pria tampan, bertubuh tinggi, style seperti boyband Korea menghampiri dua gadis cantik itu.

"Boleh kenalan?" tanya pria berambut merah.

Cindy menatap Daffa yang masih tidak menatapnya. Gadis itu mengepal tangan dan akan membuat calon suaminya kesal.

"Aku Cindy! Salam kenal ya," jawab Cindy dengan nada yang cukup keras. Sehingga Daffa dan Jun menatap ke arah dua gadis cantik itu. Syifa menutup telinganya, karena mendengar suara Cindy yang begitu keras.

Pria berambut blonde sedari tadi menatap Syifa tanpa henti. Membuat Jun kesal dan langsung menghampiri istrinya, Daffa pun menghampiri calon istrinya. Mereka langsung merangkul dua gadis cantik itu, membuat dua pria tampan tadi terkejut.

"Jangan ganggu istri orang," ucap Jun. Syifa hanya diam dan tersenyum melihat suaminya yang tengah cemburu.

"Hooh, cewek banyak tu disana. Kenapa harus ke istri kita berdua?" sambung Daffa. Tentunya Cindy tersenyum puas, karena rencananya sudah berhasil membuat Daffa kesal.

Dua pria yang tadi mengajak kenalan, saling tatapan. Karena tidak yakin dengan ucapan Jun dan Daffa.

"Mereka berdua seperti belum menikah, tubuhnya saja masih bagus. Jangan bohong deh kalian, minggir sana. Jangan ganggu," ucap pria berambut blonde.

"Heh, gue udah tau nih bagaimana bentuk tubuh bini gue. Mau gue ceritakan secara detail biar Lo percaya kalau gue suaminya!" tegas Jun.

Syifa mencubit pinggang Jun, karena malu saat suaminya berkata akan menjelaskan tubuhnya pada pria lain. "Dia suamiku, maaf ya. Kalian cari gadis lain saja," ucap Syifa.

"Iya cari yang lain saja sana. Aku sudah milik pria ini," sambung Cindy yang memeluk Daffa.

Dua pria itu sedikit kesal dan menjauh dari mereka. Jun menatap Syifa dan mengecup kening istrinya. Sedangkan Daffa membalas pelukkan Cindy.

"Jangan nakal. Kalian tu udah punya kami berdua," ucap Daffa.

"Lo sih cuekin gue," jawab Cindy.

"Ya maaf," sambung Daffa memeluk Cindy.

Jun dan Syifa saling menatap satu sama lain. Pria itu melihat wajah istrinya yang memerah, akhirnya Jun tertawa kecil. Syifa semakin malu dan menundukkan kepalanya. Jun memegang dagu istrinya dan menatap mata Syifa.

"Kamu malu sayang?" tanya Jun.

"Ya malu lah. Masa tubuhku mau di ceritakan ke pria lain," jawab Syifa.

"Tidak akan Mas ceritakan. Ya, kali di ceritakan ke pria lain. Nanti malah pria itu semakin mendekatimu," balas Jun.

Syifa memukul pelan dada suaminya dan Jun memeluk istrinya dengan sangat erat.

"Aku mencintaimu," ucap Jun.

"Aku juga mencintaimu," jawab Syifa. [.]