Hendrik tengah duduk di sofa ruang keluarga, pria itu merasa bosan jika terus saja berada di dalam mansion yang besar ini. Hendrik memeluk bantal guling sambil menonton film kartun anak kembar dengan kepala botak di televisi dengan wajah lesu. Syifa berjalan kearah sang kakak dan meletakkan Adnan dipangkuan, Hendrik.
"Kenapa, Oppa? Suntuk ya?" tanya Syifa.
Hendrik menatap adiknya dan menganggukkan kepalanya. "Bosen banget." balas Hendrik.
"Sabar ya, namanya juga mau nikah. Darah calon pengantin itu manis loh, takutnya terjadi apa-apa sama Oppa sebelum hari H." jelas Syifa.