Hendrik menatap sepasang suami-istri tersebut dengan tatapan jengah. Ia berjalan ke arah ruang keluarga, dan mengambil kunci mobil yang terletak di karpet berbulu.
"Kalau mau ciuman di dalam kamar bisa gak, adik-adikku tercinta. Aku tuh gak bisa diginiin, setiap hari harus melihat kemesraan orang lain. Aku tuh juga pengen mesra-mesraan, tapi nggak tahu kudu sama siapa..." sambung Hendrik.
Pria tampan itu menoyor kepala Jun dengan pelan, membuat sang empu menatap tajam sepupu istrinya. Hendrik hanya diam menatap datar wajah suami sepupunya dan melambaikan tangan pada sepasang suami istri tersebut.
"Dosa ya Lo, noyor pala gue!" tegas Jun yang melihat kepergian, Hendrik.
Syifa menatap suaminya dengan kesal, kemudian mencubit pelan perut suaminya dengan pelan. "Kepergok lagi 'kan, kamu sih." ujar Syifa yang langsung berdiri dan menaiki anak tangga menuju kamarnya.