Chereads / Kiss! (BL) / Chapter 5 - Taman!

Chapter 5 - Taman!

05.00wib.

Pagi menjelang dan matahari masih belum menampakkan dirinya dilangit. Namun seorang lelaki berparas manis itu keluar dari rumahnya dengan pakaian olahraga dan tak lupa membawa botol minum yang akan menyejukkan tenggorokannya ketika ia merasa dehidrasi nanti. Lelaki itu bernama Sandi. Ia melakukan lari pagi dipagi minggu seperti ini sendirian tanpa mengajak tetangganya yang akan membuatnya merasakan hal aneh yang tidak ia mengerti itu dengan tingkahnya.

Sandi berlari keluar kompleks rumahnya menuju ke taman yang tidak jauh dari kompleks rumahnya tersebut. Sandi sangat suka pergi ke taman tersebut karena suasananya yang sejuk dan banyak bunga yang bermekaran disana. Tak hanya itu, tapi juga banyak serangga terbang yang indah berada disana. Hal itu membuat Sandi merasa sejuk dan damai melihatnya.

Lelaki manis itu selalu lari pagi karena ada sebuah alasan yang membuatnya melakukan itu. Ia ingin menguruskan badannya dan membuat berat badannya berkurang meskipun hanya sedikit. Meskipun badannya tidak gendut-gendut amat, tapi menurut Sandi dirinya terlalu gemuk dan harus menguruskan badannya.

Sandi bergumam pelan mengikuti lagu yang ia nyalakan dari ponselnya yang tersambung dengan aerphone yang menyangkut ditelinganya.

Tak lama ia sampai di taman yang dimaksud. Sandi masuk kedalam taman tersebut sambil berlari kecil. Lelaki manis itu melanjutkan larinya sambil minum minuman yang ia bawa dari rumah tadi karena ia sudah merasa haus.

05.30 wib.

Rey menggeliat dalam tidurnya dan mulai membuka matanya dengan perlahan sambil menguceknya. Lelaki tampan itu melihat jam yang ada diatas nakas samping tempat tidurnya.

"jam setengah enam" gumamnya sambil mengubah posisi tidurnya. Rey berniat tidur lagi sebelum ia mengingat sesuatu dan membuatnya bangun dari tidurnya secepat kilat. Ia kembali melihat kearah nakas, lebih tepatnya kearah jam yang ada diatas nakas tersebut.

"jam setengah enam!" teriaknya ketika kesadarannya sudah penuh. Untung saja kaarnya kedap suara jadi teriakannya tidak akan terdengar dari luar. Lelaki tampan itu buru-buru pergi kekamar mandi.

Tak sampai lima menit, lelaki tampan itu keluar dari kamar mandi dengan menggunakan pakaian olahraga. Dengan buru-buru juga, Rey keluar dari kamar sambil berlari kecil menuruni anak tangga rumahnya.

"pagi ma pa" sapanya kepada kedua orang tuanya.

"jangan berlari didalam rumah, Rey" tegur Ayahnya ketika melihat anaknya lari kearah dapur.

"tidak ada waktu ayah" jawab Rey sambil mengambil minum didalam lemari es.

"kau mau kemana, sayang?" tanya ibu Rey yang melihat anaknya terburu-buru dan mengambil air didalam lemari es.

"pergi lari pagi, bye ma pa" Rey berkata sambil berlari keluar rumah.

Kedua orang tuanya itupun hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak mereka yang aneh itu.

Rey pergi ke rumah Sandi untuk melihat lelaki manis itu masih dir rumah atau sudah pergi berlari. Sampai di rumah Sandi, ayah lelaki manis itu yang membukakannya pintu. Rey bertanya soal Sandi dan ayah lelaki manis itu bilang jika Sandi sudah berangkat lari pagi sejak tadi pagi. Rey yang mendenagr hal itu langsung berpamitan dan berlari menuju taman yang selalu ia kunjungi bersama Sandi ketika lari pagi atau sekedar menghilangkan bosan.

Sandi masih berlari mengelilingi taman dengan pelan sambil mencari tempat duduk untuk dirinya istirahat karena hari minggu ini taman tersebut terlihat cukup ramai. Tak lama ia menemukan bangku kosong. Sandi langsung duduk disana dan meminum minumannya sampai habis. Lelaki manis itu mengelap keringatnya dengan handuk kecil yang ia kalungkan dilehernya.

Sandi menghirup udara sebanyak-banyaknya ketika ia selesai mengelap keringatnya. Lelaki manis itu merasa damai ketika tidak ada orang yang mengganggunya seperti ini. Jarang-jarang, Sandi menikmati taman yang biasa ia kunjungi dengan damai seperti ini. Sangat sejuk, menurutnya. Coba saja jika ada Rey disampingnya, pasti Sandi tidak akan bisa merasakan kedamaian yang ia rasakan ini karena lelaki tampan itu akan selalu mengganggunya kapan saja.

"aish kenapa aku jadi memikirkannya" gumam Sandi sambil menggelengkan kepalanya ketika terlintas pikiran soal Rey.

"nikmati pagimu dengan damai, San" gumamnya lagi dan berusaha menjauhkan pikirannya dari Rey. Karena tidak mau memikirkan Rey, Sandi memutuskan untuk memainkan ponselnya dan melepas aerphone yang ada ditelinganya. Ia menyimpan barang itu disaku celana treaningnya.

Rey baru keluar dari kompleks rumahnya dengan terus berlari, lelaki tampan itu berlari kearah dimana taman yang biasa ia kunjungi dengan Sandi berada. Tak lama Rey sampai di taman, ia langsung mencari keberadaan Sandi didalam taman sambil terus berlari. Lelaki tampan itu berlari sambil melihat sekitar, berharap menemukan keberadaan lelaki manis yang meninggalkannya itu. Rey hampir memutari taman sebelum matanya melihat punggung yang terlihat familiar dimatanya. Tidak mau salah mengira, Lelaki tampan itu berhenti berlari dan melihat dengan jeli punggung orang tersebut.

"disana kau rupanya" gumam Rey ketika sudah memastikan ia tidak salah orang. Dengan langkah pelan lelaki tampan itu berjalan kearah dimana orang itu berada.

"DOR!"

"AAARGGHHH" teriak orang itu yang dikageti oleh Rey. Lelaki tampan itu hanya tertawa terbahak-bahak melihat reaksi yang ditunjukkan oleh orang didepannya ini.

"KAU!" lelaki itu menatap Rey dengan tatapan tajam.

"hahaha wajahmu lucu, San" Rey terus tertawa dan tidak peduli dengan kondisi lelaki yang ia panggil San atau Sandi itu. Sandi yang geram dengan Rey itupun memukul lelaki tampan itu dengan handuk kecilnya.

"AUW!" teriak Rey ketika mendapat pukulan dari Sandi dengan handuknya. Lelaki manis itu tidak berhenti memukul Rey meskipun lelaki tampan itu mengaduh dan memanggil-manggil namanya. Bahkan sampai Rey memanggilnya 'Kak San'. tapi Sandi tidak menghentikan pukulannya. Rey yang mengerti bahwa Sandi tidak akan menghentikan pukulannya itupun berlari menghindari lelaki manis itu. Jadilah mereka berdua berlari memutari bangku yang diduduki oleh Sandi tadi.

"sini kau keparat!" marah Sandi.

Ya, kalian tahulah bagaimana rasanya dikageti oleh seseorang saat kalian sedang serius atau sedang menikmati sesuatu dengan tenang dan damai. Begitulah yang dirasakan Sandi saat ini. Jantungnya berdetak sangat cepat dan ia hampir menjatuhkan ponselnya karena hal itu.

"itu sakit, San" rengek Rey.

"tidak peduli…siapa suruh mengejutkanku seperti itu!" Sandi tetap mengejar Rey yang saat ini berlari tidak memutari bangku yang tadi diduduki Sandi.

"ok! maafkan aku..aku salah" Rey menyerah dan mengatakan itu sambil berlari karena Sandi terus mengejarnya.

"benarkah?" tanya Sandi yang menghentikan larinya.

"hmm…maafkan aku" kata Rey yang juga ikut berhenti dari larinya setelah melihat Sandi berhenti. Kedua lelaki itu saling berhadapan dengan jarah satu meter. Sandi masih menatap Rey dengan tatapan tajam.

"aku benar-benar minta maaf" ulang Rey yang melihat wajah Sandi yang masih tidak bersahabat.

Mendengar hal itu, Sandi berjalan mendekati Rey sedangkan lelaki tampan yang didekati itu merasa waspada kepada Sandi karena takut dipukul lagi dengan handuknya. Jujur itu sangat sakit, batin Rey.

"lain kali jangan mengejutkanku lagi…itu sangat menyebalkan!"

Bugh.

Benar saja, Sandi berbicara sambil memukul Rey dan kembali ketempat duduknya tadi. Rey mengelus tubuhnya yang menjadi sasaran handuk kecil milik Sandi sambil berjalan mengikuti Sandi dari belakang.

Mereka berdua duduk bersama ditempat duduk tadi dan tidak ada yang memulai percakapan diantara mereka. Keduanya hanya diam sambil melihat anak kecil berlarian kesana kemari sambil tertawa bersama.

"rasanya rindu menjadi anak kecil" gumam Rey yang membuat Sandi menoleh kearahnya.

"bodoh!" balas Sandi sambil kembali menatap anak-anak tadi. Rey hanya bercengir ria menanggapi tanggapan Sandi tersebut.

"hah aku suka taman ini" gumam Rey lagi sambil meregangkan tubuhnya. Sandi hanya menanggapi gumaman Rey dengan gelengan kepala. Lalu lelaki manis itu berdiri dari duduknya dan membuat Rey menatapnya. Tanpa mengatakan apapun, Sandi mulai melangkahkan kakinya, namun Rey berhasil membuat Sandi tidak melanjutkan langkahnya dengan memegang pergelangan tangan lelaki manis itu.

"mau kemana?" tanya Rey.

"pulang…aku lelah" jawab Sandi.

"padahal aku baru sampai dan ingin menikmati suasana ditaman ini bersamamu" perkataan Rey membuat Sandi merasakan sesuatu yang aneh lagi dalam dirinya.

"salah sendiri bangun kesiangan" kata Sandi yang menyalahkan Rey untuk menghilangkan perasaan aneh dalam dirinya.

"ayolah kak San…disini lebih lama lagi" rayu Rey agar Sandi mau duduk kembali disampingnya.

"tumben kau memanggilku kakak" kata Sandi yang melepas tangan Rey dan duduk kembali disamping lelaki tampan itu. Rey hanya tersenyum, meskipun agak terpaksa memanggil Sandi dengan embel-embel kakak yang penting lelaki manis itu menjadi luluh dan menuruti keinginan Rey tersebut.