Chereads / Kiss! (BL) / Chapter 6 - Berangkat Sekolah!

Chapter 6 - Berangkat Sekolah!

Hari senin adalah hari dimana semua orang kembali dari liburan singkat mereka di hari minggu dan hari yang membuat semua murid sekolah malas untuk pergi ke sekolah mereka karena masih ingin menghabiskan waktu didalam selimut yang hangat dan bantal mereka yang mepuk. Tak terkecuali dengan seorang lelaki tampan yang masih bergelung dibalik selimut tebalnya meskipun matahari mulai masuk kedalam kamarnya melakui celah-celah korden jendela kamarnya. Sebenarnya lelaki tampan itu merasa terganggu dengan cahaya tersebut, tapi ia menutupi wajahnya dengan selimut dan kembali tidur dengan nyenyaknya.

Dilantai bawah rumah tersebut, tuan dan nyonya rumah itu sudah bangun dari tidurnya sejak pukul 5 pagi. Sang nyonya rumah mulai memasak sarapan untuk keluarga kecilnya sedangkan sang tuan rumah duduk diteras taman belakang sambil membaca koran yang ditemani oleh secangkir the hangat. Ketika nyonya rumah sudah selesai memasak dan melihat jam dinding yang ada didapur membuatnya terkejut karena anaknya belum juga turun dari lantai atas.

"dasar anak itu..apa ia ingin membolos sekolah" omelnya sambil meletakkan masakannya diatas meja makan. Setelah itu dengan wajah marah, wanita patuh baya itu naik kelantai atas, lebih tepatnya pergi ke kamar anaknya berada.

Tok. tok. tok.

Wanita paruh baya itu mengetuk pintu kamar anaknya dengan brutal.

"YAK! REY BANGUN INI SUDAH SIANG!" teriaknya memanggil nama anaknya.

Sang pemilik kamar yang bernama Rey itupun tidak merasa terganggu sama sekali dengan teriakan ibunya. Dirasa tidak akan ada respon dari anaknya itu membuatnya membuka pintu dengan keras dan menghampiri gundukan yang ada diatas tempat tidur. Sebenarnya ibu Rey tidak mau memasuki kamar anaknya tanpa izin, tapi melihat anak kesayangannya tidak merespon membuatnya terpaksa masuk begitu saja. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik iupun menarik selimut yang dipakai anaknya hingga terlihatlah tubuh meringkuk Rey yang masih tertidur pulas. Hal itu membuat ibunya menyeringai saat memiliki ide didalam otaknya. Ia pergi kedalam kamar mandi anaknya dan mengambil sedikit air dingin digayung. Kemudian ibu Rey memposisikan gayung itu diatas kepala Rey dan wanita paruh baya itu menghitung mundur dengan pelan.

1.

2.

3.

Byur.

"YAK! KAMPRET SIALAN!" umpat Rey ketika diguyur oleh ibunya.

"apa kau mengumpati mama-mu huh?!" sungut ibu Rey ketika lelaki tampan itu mengumpat karena terkejut dengan apa yang ibunya lakukan.

"ah, tidak ma"

"lalu apa itu tadi?"

"aku hanya terkejut karena mama menyiram wajahku" jelas Rey.

"mama menyirammu karena kau tidak bangun…apa kau tidak sekolah?" tanya ibu Rey.

"jam berapa sih ma? aku masih ngatuk" kata Rey dan berniat tidur lagi.

"jika kau tidur lagi, mama akan menyirammu dengan seember air..lihat jamnya" sungut ibu Rey sambil memperlihatkan jam nakas yang ada diatas nakas sebelah ranjang anakny. Kemudian lelaki tampan itu melebarkan matanya ketika melihat jam yang dipegang ibunya sudah menunjukkan pukul 06.10 wib. Dengan kalang kabut, Lelaki tampan itu masuk kedalam kamar mandi.

Disebelah rumah lelaki itu, ada seorang lelaki yang manis sedang duduk diteras rumahnya sambil melihat jam tangan yang bertengger manis dipergelangan tangan kirinya. Lelaki manis itu terkadang bergumam sambil memasang wajah kesal karena seseorang yang ia tunggu tidak kunjung datang.

"eh, sayang…kau belum berangkat?" tanya seorang wanita paruh baya yang keluar dari dalam rumah.

"belum ma" jawabnya singkat.

"apa Rey kesiangan" orang yang dipanggil mama itu menoleh ke rumah sebelah.

"entahlah…hah lebih baik aku berangkat sekarang" gumam lelaki manis itu kembali dan beranjak dari duduknya.

"kau tidak mau menunggu Rey, San?" tanya ibunya lagi.

"tidak ma…aku yakin dia akan lama" lelaki manis yang bernama Sandi itupun perpamitan kepada ibunya dan pergi dari rumah.

Lelaki manis itu sudah menunggu Rey sejak pukul setengah enam lebih dan sampai setengah tujuh, lelaki tampan yang ia maksud tidak kunjung datang. Hal itu membuatnya kesal dan memilih berangkat sekolah sendiri dengan menaiki bus karena ia tidak mau terlambat masuk sekolah hanya karena menunggu lelaki tampan yang tinggal disebelah rumahnya itu.

Ibu Sandi yang melihat kepergian anaknya itupun hanya bisa diam dan mengedikkan bahunya sambil melanjutkan apa yang akan ia lakukan tadi.

Rey sudah siap dengan seragam lengkapnya, lelaki tampan itu turun dari lantai atas dengan terburu-buru sambil memakai jaketnya dan tasnya. Tuan rumah yang melihat anaknya seperti itupun hanya menggelengkan kepalanya dan merasa jika anaknya ini sangat jauh berbeda dari dirinya dulu.

"lihat anakmu" katanya sambil melihat kearah istrinya.

"dia juga anakmu ngomong-ngomong" sungut nyonya rumah. Mereka berdua sudah duduk dimeja makan sejak istrinya turun dari lantai atas setelah membangunkan anaknya tadi.

"selamat pagi pa ma" sapanya pada kedua orang tuanya tanpa duduk dikursinya.

"pagi" balas keduanya pelan sambil melihat apa yang akan dilakukan anaknya setelah ini. Rey langsung menyomot roti dan mengolesi selai kacang diatas roti tersbut. Setelah selesai, Rey langsung memakannya dan ia menyomot ayam goreng yang tadi digoreng ibunya.

"makan yang benar" omel ibunya.

"maaf ma..tidak ada waktu aku harus berangkat sekarang" jawab Rey.

"makanya bangun pagi jangan malas-malasan!"

"iya iya ma…aku berangkat" Rey langsung melenggang pergi dari hadapan orang tuanya karena ia tidak mau mendengar omelan ibunya lagi.

Rey mengeluarkan motornya dari garasi dan menyalakannya. Sebelum berangkat, Rey memanasi mesin motornya tersebut beberapa saat. Setelah dirasa sudah siap, lelaki tampan itu keluar dari rumahnya dan pergi ke rumah Sandi.

Saat lelaki tampan itu mau turun dari atas motornya untuk membuka gerbang, seseorang sudah membukanya. Dengan senyum yang terpatri diwajahnya ia berharap itu Sandi.

"oh Rey" kejut ibu Sandi yang membuka gerbang rumahnya. Seketika Rey merasa kecewa karena ibu Sandilah yang membuka gerbang tersebut.

"selamat pagi bi" ramah Rey.

"jika kau mau menjemput Sandi…dia sudah berangkat setengah tujuh tadi" kata ibu Sandi yang mengerti dengan kedatangan Rey di rumahnya.

"heee sudah berangkaaaat!" kaget Rey.

"iya"

"baiklah bi, aku berangkat sekarang" Rey langsung naik keatas motornya lagi dan berangkat menuju sekolah. Dia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi karena jam sudah akan menunjukkan pukul 7 tepat dimana sekolahnya akan segera ditutup.

Akhirnya Rey sampai disekolah duam menit sebelum pintu gerbang sekolah ditutup. Ia turun dari motornya dan langsung menuju kelas karena tidak ada waktu baginya untuk bersantai. Kau tidak akan bisa bersantai jika tahu guru yang akan mengajar kelasmu dijam pertama itu sangat galak dan tepat waktu. Jadilah Rey berlari menuju kelasnya. Beruntung ketika ia masuk kedalam kelas, guru yang mengajar belum masuk dan ia bernafas lega dengan itu. Tapi, baru saja ia duduk, guru yang mengajar kelasnya itupun masuk kedalam.

Pelajaranpun dimulai.

Bel istirahat berbunyi dan semua murid berhamburan keluar kelas mereka masing-masing termasuk Sandi yang berjalan bersama teman-temannya menuju kantin sekolah. Tak jarang, Sandi digoda oleh mereka yang membuatnya kesal. Kadang Sandi juga memukul mereka sesekali, tapi hal itu membuat mereka tertawa bersama. Sandi sudah terbiasa dengan sifat mereka jadi tidak masalah dengan itu, toh mereka hanya bercanda.

Sampai di kantin mereka mulai mengambil makanan mereka dan mulai memakannya ditempat duduk yang ada dipojok kantin.

Rey keluar dari kelas dan menuju kantin untuk makan siang. Ia berjalan dengan santai sendirian dikoridor. Tak hanya itu, banyak siswi yang menatapnya dan berbisik-bisik tentang Rey yang begitu tampan.

Sampai di kantin lelaki itu mengambil makanannya dan melihat kesekeliling untuk mencari tempat duduk yang kosong, namun tidak ada yang kosong.

Banyak siswi yang melihatnya saat sedang menatap sekitar dan mereka semua memanggil-manggil nama Rey agar duduk bersama mereka, tapi Rey tidak memperdulikan itu dan berjalan menuju bangku yang ada dipojok kantin saat matanya melihat punggung Sandi duduk disana. Ia menarik nafas dalam-dalam karena Sandi sedang duduk dengan teman-temannya. Rey itu tidak terlalu peduli dengan sekitar jadi ia memiliki rasa takut jika bersama dengan kakak kelasnya kecuali Sandi.

"siang kak, boleh aku duduk disini" kata Rey ketika sudah sampai didepan mereka.

"oh kau…tentu saja silahkan duduk dan nikmati makananmu" kata salah satu dari mereka yang bernama Gilang. Sandi yang melihat keberadaan Rey itupun melihat lelaki tampan itu dengan tak minat.

"terima kasih" Rey duduk didepan Sandi ketika lelaki yang duduk didepan lelaki manis itu bergeser duduknya.

Mereka kembali menyantap makanan mereka, begitu juga dengan Rey yang memakan makanannya dengan diam sambil mencuri-curi pandang kepada Sandi karena lelaki manis itu tidak peduli dengannya sama sekali. Rey sangat tahu kenapa lelaki itu bersifat seperti itu. Itu karena Rey tidak menjemputnya dengan tepat waktu dan membuat lelaki manis itu berangkat sekolah sendiri. Mungkin Rey harus minta maaf kepada Sandi nanti saat mereka memiliki waktu sendiri.

"hah akhirnya aku kenyang" kata salah satu teman Sandi yang duduk disebelah Rey, bernama Lian.

"ayo kembali ke kelas" ajak teman yang duduk disamping Sandi yang bernama Aldi.

"ayo..kau sudah selesai kan San?" tanya Gilang pada Sandi.

"iya..aku sudah selesai" jawab Sandi. Mereka berdiri dari duduknya dan berniat pergi dari meja tersebut.

"boleh aku bicara dengan Sandi sebentar?" pertanyaan Rey membuat mereka berhenti. Semua teman Sandi melihat kearaha lelaki manis itu.

"itu terserah Sandi" jawab Aldi sambil melihat Rey.

"sebentar lagi jam pelajaran dimulai jadi aku tidak bisa" tolak Sandi.

"sebentar saja" pinta Rey.

"turuti saja dia, San" kata Gilang sambil menepuk bahu lelaki manis itu.

"baiklah" Sandi kembali duduk didepan Rey dan membiarkan teman-temannya kembali ke kelas.

"ada apa?" tanya Sandi ketika teman-temannya sudah pergi.

"maafkan aku pagi ini terlambat" kata Rey.

"kenapa kau terlambar?" tanya Sandi.

"aku bangun kesiangan"

"kenapa kau bangun kesiangan" Sandi agak jengkel mendengar jawaban Rey.

"main game" jawab Rey sambil terkekeh.

"makanya jangan main game sampai malam!" omel Sandi.

"aku melakukan bagian yang seru-"

"tidak peduli apa yang kau lakukan dengan game-mu, untung saja aku masih dapat bus untuk berangkat sekolah jika tidak, aku akan terlambat dan itu salahmu" omel Sandi dengan sedikit keras sehingga membuat siswa/siswi yang masih di kantin itu melihat kearah mereka.

"baiklah aku minta maaf"

"jika kau mengulanginya lagi…aku tidak mau berangkat sekolah denganmu lagi" ancam Sandi agar Rey tidak mengulanginya dan tidak membuatnya menunggu lagi.

"iya aku mengerti" jawab Rey akhirnya.

Setelah itu, Sandi meninggalkan Rey di kantin sendirian. Lelaki tampan itu menghela nafas kasar setelah kepergian Sandi. Sungguh itu tadi membuatnya gugup, takut jika Sandi tidak akan memaafkannya.

Rey tersenyum kecil sambil memandang punggung Sandi yang keluar dari kantin. Setelah itu ia berdiri dari duduknya dan memandang sekitar dengan tajam karena penghuni kantin mulai berbisik-bisik tentang Sandi. Kemudian Rey berjalan keluar dari kantin begitu saja.

TBC.