Kami berhenti bermain setelah mendengar ledakan. Aku memandang wajah teman-temanku satu per satu. Terlihat ketakutan dimata Elina tapi tak terlihat dimata Aletha. Ia terlihat tenang, raut wajahnya juga berubah drastis. Ia menatap ke arahku.
Dari gelang yang ia kenakan, mengeluarkan jaring yang di aliri mana. Tanpa melihat ke atas ia mengibaskan tangannya membunuh goblin yang hendak menyerang kami. Aku yang sadar langsung mengeluarkan senjata. Elina yang melihat kami siap melawan musuh merubah raut wajahnya. Ia bersiap dengan tongkat sihirnya.
Bisa ku lihat Aletha pergi ke atas pohon untuk melihat situasi. Ia benar-benar sosok yang berbeda. Setelah melihat situasi yang ada, ia menciptakan barier yang tidak biasa. Kilatan mata yang begitu menenangkan.
***
"Alex!"
"Aku tau, cepat ciptakan portal kita akan kesana untuk menyelamatkan Aletha"
Aku sudah menebaknya. Xander mengabarkan kondisinya saat itu. Mereka berteriak tentang nona mereka. Ini tidaklah aneh bagiku tapi begitu aneh bagi Xander. Belum saatnya dia tau apa kebenarannya. Tak ada yang boleh mengganggu rencanaku.
***
"Aletha, kurasa mereka mencari seseorang"
"Zeline, goblin itu bukan menjadi masalah bagi murid akademi, orang yang berada di atas sana, ia lebih berbahaya dari yang kita duga, selama aku mengamatinya ia terus berbicara sendiri, seolah menunggu sesuatu"
Aku menyadari sesuatu, ia bisa melihatku dari jarak sejauh ini, itu artinya ia memiliki kekuatan mata yang sama sepertiku. Ia terus menyunggingkan senyumannya saat aku melihatnya. Siapa dia?
Aaaa...
Suara teriakan para murid begitu jelas terdengar. Rupanya orang itu kendali atas para monster. Dark elf mulai melukai para murid. Aku mengibaskan senjataku kearah mereka dari atas atap. Ku lihat aula telah dilindungi oleh barrier. Aku akan melapisi barrier itu dan hanya para muri yang bisa memasukinya. Sial banyak murid yang terjebak di dalam kelas.
"Zeline, Elina bantu evakuasi para murid sekarang, bawa mereka ke aula, disana para guru membangun barrier"
"Aletha jaga dirimu" aku hanya mengangguk.
Aku bisa melihat para guru kelelahan. Kenapa disaat seperti ini kepala akademi tidak ada, kekuatannya bahkan setara dengan ayah Xander. Membicarakan soal Xander, dimana dia. Apa yang ku pikirkan dengan kekuatan yang seperti itu ia akan aman dan dapat melindungi murid lain.
Jadi selama aku berlari mereka mengikutiku. Huh sial...para dark elf ini benar-benar membuatku pusing.
Swoshh...
Anak panah?
Kenapa dark elf ini malah melindungiku?
Vampir, meski mereka memakai penutup wajah, aku masih bisa dengan jelas melihat mata merah mereka. Tidak itu bukan hanya vampir. Aliansi...mereka seperti aliansi, kenapa mereka mencoba membunuhku.
Alih-alih menyerangku dark elf dan para goblin yang tiba-tiba saja datang, menyerang ke arah mereka.
"Nona"
Aku berbalik dan terkejut. Lagi-lagi sebutan itu disematkan padaku. Aku memperhatikan cara pertarungan mereka. Tanpa ku sadari salah satu dari mereka menarik tanganku.
"Kau datang istriku?"
Deg
Sakit...dadaku sakit...
Sebelum ia menyentuhku tiba-tiba saja Xander dan kakaku datang tepat di depanku. Xander menatapku dan aku membalasnya setelah itu ia memeluk pinggangku dengan satu tangan. Penglihatanku mengabur.
"Xander apa yang terjadi kenapa mataku tak bisa melihat dengan jelas?"
"Maafkan aku Aletha, hal ini harus ku lakukan agar kau tidak menatap pria tadi. Kau akan terpengaruh olehnya." Setelah ia mengatakan hal itu telingaku tak bisa mendengar apa pun. Tanpa sadar tanganku menggenggam baju Xander.
***
"Serangkan istriku kepadaku"
"Siapa yang kau bilang istri, asal kau tau nyonya Aletha adalah milik Xander bukan yang lain" Kio kau hanya memperburuk keadaan. Jadi dia yang mengirim semua monster ini.
"Ah kalian selalu mencoba memisahkanku dengan istriku, bagaimana ya... ah karena aku mulai bosan, aku akan bermain-main dengan kalian" aura ini. Aku harus membawa pergi jauh Aletha. Aku akan menanyakan ini lebih lanjut pada Alex.
"Kau ingin pergi Xander?, kau boleh pergi tapi serahkan istriku kepadaku!"
"Tidak akan"
Aku mengangkat tubuh Aletha dan membawanya pergi. Benar dugaanku, orang ini bukan orang biasa, ia bisa membuat Alex, Kevin dan juga Kio kelelahan melawan moster yang ia bangkitkan. Energi kegelapan ini memiliki kemiripan dengan energi Aletha. Aletha bergerak gelisah, ia mengalungkan kedua tangannya di leherku.
Bom!
Aku ceroboh. Aletha lepas dari genggamanku.
"Xander" ia memanggilku. Aku berlari ke arahnya tapi pria sialan ini malah menghalangiku.
"Ah jdi begitu, alasan kenapa ia tak mendengar ataupun melihat ku, kau memanipulasinya, tenang saja sayangku, aku akan membebaskanmu"
Penglihatan dan pendengaran Aletha kembali. Sialnya dia berada di depan Aletha. Aku mengarahkan kekuatanku ke arahnya dan meraih Aletha. Berhasil. Aku menghilangkan penglihatan dan pendengaran Aletha kembali. Dapatku lihat pria itu marah kepadaku. Ia melepaskan petir emas ke arahku. Aku menghindarinya dengan Aletha dipelukanku. Sial ia kembali menyerang.
"Hentikan Ardian!"
Pria itu diam dan melihat ke atas langit. Lalu ia menarik mundur pasukannya. Aletha masih berada di dalam pelukanku. Untuk sekarang aku tak ingin mengembalikan penglihatan dan pendengarannya kembali.
"Ayah datang"
"Xander siapa wanita yang ada dipelukanmu?"
"Ia mateku"
"Jadi dia adalah menantu ayah?, akhirnya..."
"Ayah jangan mencoba memeluknya, ia masih dalam pengaruhku, bagaimana ayah bisa berada disini?"
"Aura yang jelas ayah kenali sejak perang terbesar dimulai dulu, entah kenapa aura itu semakin kuat ayah rasakan" Alex yang mendengar pernyataan ayahku terlihat gugup dan gelisah.
"Alex aku ingin kau mengikuti ke masion bersama dengan Kevin, Kio teleportasi"
"Cih anak sialan ayahnya baru saja tiba tapi ia malah pergi, ah benar aku harus melihat keadaan murid akademi terlebih dahulu"
***
"Xander..." Aletha memanggilku lagi saat aku mendudukannya di sofa.
"Jelaskan padaku apa yang terjadi sekarang dan apa hubungan Aletha dengan mereka?"
"Alex ceritakan saja semuanya pada mereka, lagi pula mereka bisa melindunginya..." Kevin selaku teman Alex memintanya untuk menjelaskan keadaan sekarang.
"Semua berawal dari keturunan satan. Satan memilih pengatinnya sendiri dan memiliki anak. Anak itu akan mewarisi kekuatan satan. Namun, ada beberapa kejadian dimana seorang anak tak memiliki kekuatan sempurna dari satan. Anak yang tidak memiliki kekuatan yang sempurna harus mencari pengantin dengan kekuatan setengah demon dan setengah fairy. Dalam kasus ini selalu berakhir tragis"
"Langsung keintinya saja Alex"
"Orang yang kau lawan tadi adalah Ardian, ia adalah wadah bagi setengah roh keturunan satan yang tak sempurna. Apa hubungannya dengan Aletha, Aletha adalah wadah dari sang pengantin wanita. Tanda pada tengkuknya adalah penjelasan semua itu, tanda itu adalah segel dari wadah. Untuk membukanya memerlukan kekuatan dari sang pengantin pria. Tapi segel itu bisa dibuka secara paksa dengan si pemilik harus merasakan penderitaan teramat sakit"
"Bagaimana bisa Aletha bisa menjadi wadah?"
"Itulah kenapa jangan memotong pembicaraan saat ia sedang menjelaskan Xander, ah kau memang makhluk teraneh, bagaiman bisa aku memiliki teman sepertimu cih" Kio mendengus kesal kepadaku. Saat aku ingin bertanya kembali tangan Aletha memegang lenganku. Kurasa ia ingin mendapatkan pendengaran dan penglihatannya kembali. Sesuai keinginannya aku mengembalikan miliknya.
"Kenapa kita disini?" Tanyanya setelah sadar.
"Karena kekacauan itu seluruh murid dipulangkan" jelas Kio. Aletha hanya mengangguk. Dengan raut wajah yang dingin ia menatap Alex yang berada diseberangnya. Alex menatap Aletha dengan raut wajah tak bisa terbaca.
"Aletha berikan tanganmu, aku ingin melihat kondisimu" Aletha menyerahkan tangan kirinya pada Kevin meski arah tatapannya hanya terkunci pada Alex.
"Apa kau merasa sesak akhir-akhir ini?"
"Terkadang"
"Kau harus meminum obat yang ku berikan, jangan sampai lupa meminumnya ya" Aletha hanya mengangguk paham. Bagaimana aku menjelaskan situasi ini, Kevin lebih terlihat seperti kaka Aletha dibandingkan Alex.
"Ah benar kenapa ada sekelompok orang yang menyerang Aletha?, mereka terlihat seperti aliansi" Bodoh kenapa kau harus bertanya disaat Aletha mendengar semuanya Kio.
"Sepertinya karena tragedi itu.." Aletha membuka suara dan menatap tajam ke arah Alex. Tragedi apa yang ia maksud.
Brak!!
Ayah!!!