Chereads / Kesempatan kedua / Chapter 26 - Kemarahan Violetta

Chapter 26 - Kemarahan Violetta

Violet tidak percaya dengan apa yang telinganya dengar. Pria yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu memanggil pria yang berstatus kekasihnya dengan sebutan "Honey".

Violet cukup terkejut apalagi dengan semua orang yang ada di sana kecuali Marvel tentunya.

Pria itu terlihat tenang dan menikmati makanannya, seolah-olah dia sedang menonton pertunjukan yang sangat bagus di depannya.

"Apa maksud ucapan dari pria itu?" Tanya Violet kepada Tommy. "Kamu sudah bertunangan dan itu dengan seorang pria? Benar-benar kejutan untukku."

"Vio, Sayang--"

"Stop! Jangan panggil namaku dengan embel-embel sayang. Aku tidak sudi mendengar semua penjelasan kamu yang menjijikkan itu."

"Maaf, memangnya ada apa di sini? Honey? Kenapa kamu sepertinya tidak mengakui pertunangan kita? Pernikahan kita sudah tinggal menunggu hari dan kamu sekarang menyesal? Benar begitu?"

Kata-kata pria yang mengaku tunangan dari Tommy membuat Violet mendengus kesal.

Violet benar-benar bodoh selama ini. Kenapa dia bisa tertipu dengan wajah polos dari Tommy? Violet pikir kalau pria selembut Tommy adalah pria yang sangat sempurna.

"Maaf, siapa tadi nama anda?" Tanya Violet kepada pria itu.

"Hansen. Nama saya Hansen dan saya adalah tunangan dari pria berkacamata di sebelah anda." Jawab Hansen ketus.

Violet menganga, sepertinya pria itu sedang cemburu dengan dirinya karena nada bicara pria bernama Hansen itu sedikit ketus untuk Violet.

"Oh ya, Mr. Hansen. Perkenalkan saya adalah Violetta dan anda bisa memanggil saya dengan nama Vio saja. Saya ingin bertanya kepada anda, jadi pria yang ada di sebelah saya ini adalah tunangan anda?"

"Iya. Dia tunangan saya dan kami sudah hidup bersama selama beberapa tahun belakangan ini."

"Ah, hidup bersama? Pantas saja dia selalu menolak jika aku bertanya tentang tempat tinggalnya, ternyata ada sesuatu di balik semua ini?"

Violet melirik Tommy yang sudah terlihat pucat. Vio tahu kalau pria itu sedang berusaha untuk tampak baik-baik saja tapi semua itu tidak bisa menutupi kenyataan ini darinya.

"Anda tahu tidak kalau selama satu tahun ini dia menjalin hubungan dengan saya?"

"Menjalin hubungan? Tidak mungkin! Dia adalah seorang buttom yang tidak mudah mengalihkan rasa cintanya kepada seorang wanita."

Violet menutup mulutnya dengan kedua tangan. Dia benar-benar sudah ditipu oleh pria di sampingnya ini. Kemarahannya sudah tidak bisa dia sembunyikan lagi, dengan tatapan tajam Violet menatap Tommy.

"Ada yang perlu dijelaskan kepadaku?" Tanya Violet dingin.

"Mau menjelaskan apa Sayang? Kamu baru bertemu seseorang dan orang itu mengatakan semua kebohongan, aku sudah bersama dengan kamu selama ini. Kamu masih ragu dengan aku?"

Violet memejamkan matanya saat mendengar bantahan dari Tommy. Pria itu sudah tertangkap basah dan masih saja menutupi semuanya? Sungguh menarik, pikir Violet.

"Kalau begitu buktikan. Cium aku di depan mereka semua, kamu pasti akan melakukannya karena kamu straight bukan?" Tantang Violet.

Tantangan Violet tidak hanya membuat Tommy gusar tapi juga Marvel. Pria itu tidak rela jika Violet dicium pria lain apalagi pria sebrengsek Tommy.

"Ayo lakukan! Jangan diam saja!"

Tommy terlihat ragu saat akan melakukannya. Kedua tangannya bergetar dan Violet mengetahui semua itu.

"Kalau kamu memang tidak bisa jangan dipaksa dan akui siapa kamu sebenarnya. Apa tujuan kamu mendekatiku selama ini? Kamu ingin ketenaran? Ah salah. Semua ketenaran yang aku dapatkan berasal dari kamu."

"Dia mengincar Jovian Group. Dia ingin bekerja sama dengan Jovian Group dan dia tahu siapa dan memiliki hubungan apa kamu dengan Jovian Group." Sahut Marvel tenang.

Violet menoleh ke arah Marvel dan melihat pria itu memberitahukan semua niat Tommy dengan tenang dan menikmati semua sajian yang ada di meja. Sama sekali tidak terganggu dengan apa yang saat ini terjadi.

"Jadi maksud kamu, dia tahu siapa aku sebenarnya?"

"Tentu saja. Wajah kamu sudah tersebar luar di dunia maya karena pergi meninggalkan aku. Aku memberikan imbalan yang cukup tinggi bagi siapa yang bisa memberikan informasi tentang kamu. Kekasih kamu ini sudah menjual informasi itu sehingga agency miliknya sekarang bisa sebesar ini."

"Apa kamu bilang? Dia menjual informasi kepada kamu tentang aku?"

"Tentu saja, Queen. Dari mana dia punya uang untuk membuat perusahaannya sebesar ini? Dan kenapa aku baru bisa bertemu dengan kamu saat ini karena aku tahu kondisi emosi kamu sudah stabil."

Violet melihat ke arah Tommy dengan tatapan membunuh. Kanan-kiri dengan tatapan yang sama karena kedua orang yang ada di sampingnya ini sama-sama menyebalkan baginya.

"Kenapa kamu lakukan ini? Masih tidak mengakuinya?" Tanya Violet kesal.

Tommy terlihat masih bersikeras untuk tidak mengakui kesalahan-kesalahan yang dituduhkan kepadanya hari ini.

"Aku bisa menjelaskan Sayang. Jangan terpancing emosi."

"Mau menjelaskan apa, Honey? Kamu masih menolak kalau kita berpasangan? Selama ini siapa yang menemani kamu saat terpuruk? Siapa yang sudah membuat kamu nyaman saat malam tiba? Aku orangnya dan kamu sekarang malu mengakui semua itu?"

Adel merasa kasihan pada pria bernama Hansen itu. Wajahnya terlihat sangat kecewa dengan Tommy.

"Pikirkan baik-baik. Kamu sudah menyakiti dua hati di sini. Kasihan Hansen jika untuk kedua kalinya kamu menyangkal hubunganmu dengan dia."

Tommy mendongak melihat Violet yang masih sangat marah kepadanya. Tommy melihat wajah Violet dan Hansen bergantian. Ada sebuah luka yang tak kasat mata di dalam hati Hansen saat Tommy menatapnya.

"Maafkan aku. Aku tidak memiliki pilihan lain."

Violet benar-benar tidak bisa berpikir lagi. Semua yang Tommy katakan sudah menjawab semuanya.

"Jadi apa sebenarnya alasan kamu mendekati aku? Jika kamu ingin bekerja sama dengan Jovian Group itu tidak melalui aku karena aku hanya mantan tunangannya. Kamu bisa datang sendiri kepada CEO nya dan kebetulan CEO dari Jovian Group ada di depan kamu. Silahkan lakukan kerja sama tanpa menyeret aku di dalamnya."

Violet kembali duduk dan menikmati makanannya. Hatinya terasa sangat panas setelah mengetahui kenyataan kalau dia selama ini dipermainkan.

"Sayang, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk menyakiti hati kamu,"

"Iya kamu bermaksud. Semua niat itu terlihat jelas sekarang."

Violet mengambil gelas miliknya yang berisi anggur dan meneguknya sekaligus membuat Marvel terkejut.

"Apa yang kamu lakukan? Kamu bisa mati jika cara minum kamu seperti ini." Ucap Marvel sambil berusaha meraih gelas Violet tapi tidak bisa.

"Memangnya kenapa kalau aku mati? Semua itu tidak ada hubungannya dengan kamu karena kita adalah dua orang asing saat ini."

"Maafkan aku Queen, aku tahu aku salah sudah melakukan semua ini. Aku mencari kamu dan pria itu mengulurkan kerja sama, tanpa pikir panjang aku langsung menerimanya karena aku merindukan kamu."

"Cih! Rindu pantat kamu!"