Chereads / Kesempatan kedua / Chapter 17 - TERJEBAK

Chapter 17 - TERJEBAK

Marvel membawa Vio masuk ke dalam bathtube, mendudukkan Vio di pangkuannya dengan perlahan. Marvel kembali mencium leher Vio untuk memancing gairah wanita itu kembali, senyuman di bibirnya terbit saat melihat leher Violet yang sudah dipenuhi dengan tanda kepemilikan darinya.

"Eegh...." Suara desahan Violet kembali terdengar saat bibir Marvel terus bekerja.

" I love you Queen. Don't leave me again." Pinta Marvel pelan, entah di dengar Violet atau tidak yang Marvel inginkan hanyalah wanita itu tahu betapa besar pengaruh Violet pada dirinya.

"Tapi kamu lupa kalau kamu sudah memiliki tunangan Marvel. I'm not a bitch Marvel. I'm okay if you with someone else."

Marvel menggeleng, dia tidak mau mendengar alasan penolakan Violet.

"Dia bukan wanita yang aku inginkan, dia hanya seorang wanita yang aku kenal di pesta dan itupun karena mommy yang memperkenalkannya kepadaku. Mommy takut saat melihat keadaanku dan akhirnya memaksa aku untuk menerima dia." Marvel berusaha menjelaskan semua yang sebenarnya terjadi kepada Violet.

"Aku hanya ingin bersamamu Queen. Just with you. No body else!"

Violet terdiam, pertentangan di dalam hatinya membuatnya bimbang. Pria ini masih sangat dia cintai meski mereka berdua sudah memiliki pasangan masing - masing tapi hati memang tidak bisa berbohong.

Violet merasa sangat berat saat berusaha menerima kenyataan jika pria yang sedang berada di bawahnya ini akan bertunangan dengan wanita lain.

"Tapi akan ada hati yang terluka nanti jika kita seperti ini, di samping kita sudah ada orang lain yang juga mencintai kita dengan sepenuh hati mereka."

"Siapa yang kamu maksud? Jimmy yang katanya kekasih kamu itu? Aku bisa jamin kalau dia sebenarnya tidak mencintai kamu, kamu hanya sebagai tameng dia untuk menutupi kedok di yang sebenarnya. Dan kalau kamu mau mengatakan tentang calon tunanganku, sebelum kamu bertanya aku akan mengatakannya. Dia tidak mencintai aku sama sekali, dia hanya mencintai dompetku saja. Tidak ada yang mencintai aku setulus kamu Queen, please pikirkan semuanya dengan perlahan."

Marvel menempelkan kening mereka berdua, masih dengan posisi Violet duduk di atasnya.

Marvel mengecup bibir Violet dengan lembut tetapi keduanya kembali tidak bisa menahan gairah yang muncul.

Ciuman Marvel mendapat balasan dari Violet cukup panas. Kedua tangan Violet memegang pipi Marvel dan tanpa disuruh dia mulai menggerakkan pinggulnya maju-mundur tepat di atas milik Marvel yang sejak tadi sudah tegang.

Tanpa banyak bicara, Marvel mulai memancing gairah Violet dengan memainkan milik Violet dengan jari - jarinya.

"Kamu sungguh menakjubkan, tahu kalau kamu akan seperti ini aku akan memasuki kamu sejak dulu Queen. Tubuhmu menjadi canduku sekarang. Jangan salahkan aku kalau aku tidak bisa berhenti." Suara Marvel terputus - putus saat Violet semakin bermain di atas miliknya yang sudah menegang sepenuhnya.

"Jangan terlalu banyak bicara, kamu hanya membuat waktu kita terbuang sia - sia."

Violet memegang milik Marvel yang sudah tegang dan menempatkan di depan miliknya yang sudah tidak sabar untuk kembali mendapatkan kepuasan.

Violet mendorong pantatnya untuk memaksa milik Marvel masuk ke miliknya yang masih sangat sempit. Marvel mendongak, kenikmatan yang dia dapatkan ini sungguh membuatnya tidak bisa berkutik.

Violet mulai menggerakkan pinggulnya saat dia merasakan miliknya sudah beradaptasi dengan milik Marvel yang besar.

Desahan demi desahan mulai terdengar memenuhi seluruh kamar mandi, bunyi air yang meluber karena gerakan mereka berdua juga mengisi seluruh ruangan, menyamarkan suara desahan mereka yang cukup keras.

Marvel mendongakkan kepalanya, menikmati pelayanan Violet yang ternyata sangat menakjubkan.

"Kamu sungguh pintar membuat aku puas, dengan ketrampilan kamu ini sampai kapanpun aku tidak terima. Membayangkan kamu mendesah di bawah pria lain, aku tidak suka."

"Mau bagaimana lagi? Kamu sudah mempunyai wanita yang bisa memuaskan kamu dengan cara yang kamu inginkan, aku hanya amatiran yang bisa membuat kamu cepat bosan."

Marvel hanya menggeleng, dia tidak sanggup lagi bicara di tengah gerakan Violet yang membuatnya semakin dekat dengan pelepasannya.

Kali ini Marvel kalah, servis Violet membuat dirinya akhirnya mengibarkan bendera putih. Dengan kuat, Marvel menekan pinggang Violet ke arahnya agar dia bisa lebih dalam lagi memasuki Violet dan menyebarkan benihnya agar bisa berkembang di dalam.

"Aarrrggghhhh...."

Kedua tangan Marvel mendekap pinggang Violet, menahan agar Violet tidak melepaskan tautan mereka berdua.

"Kamu keluarkan di dalam?" Tanya Violet setelah Marvel terlihat tenang.

"Sudah sejak semalam aku menebarkan benihku di dalam perutmu, aku tidak akan membuang kesempatan untuk bisa memiliki kamu lagi. Bodoh jika aku melakukan semua itu." Jawab Marvel dengan tenang.

Violet tidak paham dengan apa yang dimaksud Marvel. Berarti dia yang bodoh karena sudah membiarkan Marvel menidurinya dan menghamilinya?

"Kamu menjebak ku?" Tanya Violet setelah dia tersadar.

"Tentu saja, aku tahu kamu seperti apa. Jika aku membiarkan kamu memiliki kesempatan untuk kembali meninggalkan aku, aku sangat yakin kamu akan kembali meninggalkan aku tanpa merasa ragu. Semua yang ada dalam diri kamu sudah aku hafal luar dalam."

"Kenapa kamu tega sekali? Kamu bisa membuat aku hamil! Kalau sampai aku hamil bagaimana?" Protes Violet dengan memukul dada Marvel menggunakan kedua tangan kecilnya.

"Kenapa kamu bingung? Kalau kamu hamil itu hadiah buatku, kita menikah. kalau perlu kita menikah sekarang juga tanpa perlu menunggu kamu hamil."

"Ingat! Kamu itu tunangan wanita lain. Kalau kita menikah bagaimana nasib wanitamu itu?"

"Persetan dengan dia, aku hanya mau kamu. Setelah ini kamu tidak akan pernah bisa pergi kemanapun, aku akan memasuki kamu setiap hari agar kamu cepat mengandung anakku."

"Dasar sinting-"

Belum juga Violet selesai berbicara, Marvel langsung berdiri. Mengangkat tubuh Adel dan menggendongnya keluar dari bathtube.

Kembali menyerang bibir dan dada Violet setelah Violet duduk di atas wastafel kamar mandi. Tanpa menunggu Violet kembali siap, Marvel langsung memasukkan miliknya ke dalam Violet dengan keras.

Violet tidak berkutik, dia selalu lemah apalagi sentuhan Marvel membuatnya merasa melayang karena Marvel tidak memikirkan dirinya saat mereka bercinta.

Violet selalu menjadi prioritasnya selama mereka memadu kasih, Marvel tidak akan membiarkan dirinya datang sebelum dia mendengar teriakan wanitanya yang puas.

Bunyi kedua kelamin yang bersatu semakin menambah gairah Marvel, sedangkan Violet hanya bisa pasrah di bawah kekuasaan Marvel.

Tubuhnya sudah lemas, tidak berdaya. Marvel sudah membuatnya keluar berkali - kali sehingga kakinya terasa seperti jelly.

"Lihatlah, tubuhmu sangat menggairahkan. Kalau seperti ini, mana mungkin aku melepaskan kamu?" Tanya Marvel sambil menunjuk tubuh Violet yang lemas di depannya.

"Tapi kita tidak seharusnya seperti ini. Ini salah, semua yang kita lakukan ini salah." Jawab Violet dengan suara lemah.

"Apa yang salah? Aku hanya mengambil milikku yang hilang, tidak akan ada yang bisa menyalahkan aku. Dengarkan baik - baik semua yang aku katakan, kamu milikku dan sampai kapanpun akan tetap menjadi milikku."