Tidak pernah ada di dalam bayangan Violet kalau dia mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kariernya, dengan dibantu dengan Laura dia menerima tawaran dari sebuah brand terkenal sebagai perancang busana untuk membuat pakaian yang diinginkan merk tersebut.
Violet berkali - kali mencubit lengannya setelah dia menerima panggilan dari pihak brand tentang tawaran kontrak itu, dan sekarang dia dan Laura sudah sibuk mencari bahan yang akan dia gunakan untuk bahan utama dari model pakaian yang dia buat.
"Aku benar - benar tidak percaya, aku membuka butik ini masih baru dan sekarang aku sudah di kontrak untuk membuat pakaian dan pakaian itu nanti akan memakai brand terkenal! Ya Tuhan, karuniaMu sungguh tidak bisa diceritakan dengan kata - kata." pekik Violet merasa senang. Laura yang berada di belakangnya juga ikut tersenyum melihat kebahagiaan yang Violet rasakan.
"Senang melihat kamu bisa bangkit dan kembali bersemangat. Jangan pernah khawatir karena masih banyak pria di luar sana yang tampan dan juga baik." timpal Laura selesai mendengar pekikan Violet yang juga membuatnya senang.
Melihat Violet yang awalnya seperti tidak bisa bangkit dari keterpurukannya karena patah hati, Laura juga tidak percaya jika dia tidak melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau yang dia lihat sekarang adalah wanita yang sama saat Laura bertemu dengan Violet dulu.
"Terimakasih, berkat kamu kini aku bisa kembali membangun bisnis yang aku tinggalkan. Aku pikir dulu itu adalah yang terbaik karena selama kami menjalin hubungan dia selalu meminta aku untuk tinggal bersama di Seattle tapi saat aku datang yang ada kejutan yang maha dasyat yang aku dapatkan." desis Violet penuh dengan penyesalan.
Matanya berkilat marah saat mengingat kejadian terakhir yang dia lihat. Keputusannya untuk meninggalkan butiknya di LA mendapat hadiah besar dari Marvel.
"Sudahlah, yang lalu biar menjadi pelajaran dan yang akan datang menjadi tujuan menyongsong kebahagiaan." ucap Laura penuh wibawa.
Violet langsung memeluk tubuh Laura dengan penuh sayang, dia sangat berterimakasih kepada wanita ini karena semua yang Violet jalani saat ini berkat dari Laura yang tidak pernah bosan memberinya semangat dan kembali bangkit.
"Aku berhutang sangat banyak kepada kamu, berkat kamu sekarang aku bisa mendapatkan tawaran besar ini."
"Semua itu karena ketrampilan dan kepandaian kamu dalam dunia fashion. Kalau kamu tidak bisa, mana mungkin brand sebesar ini mau bersusah payah menghubungi kamu untuk menawari kerjasama?"
"Iya sih, tapi kamu juga sangat berpengaruh. Kalau kamu tidak terus - menerus membuat aku bosan dengan kata - kata yang kamu ucapkan setiap hari, aku tidak akan kembali bisa seperti ini." jawab Violet masih dengan memuji apa yang sudah dilakukan Laura kepada dirinya.
Violet yang dulu selalu menutup mata dari dunia luar menjadi bangun karena apa yang sudah Marvel lakukan menampar wajahnya sampai dia tersadar.
Berita - berita yang ada di luaran sana selalu Violet tutupi dengan jawaban Marvel yang mengatakan semuanya adalah bohong. Violet tidak mau berusaha membuka semuanya dan memilih untuk percaya meski di dalam sudut hatinya yang terdalam, Violet sudah merasa ragu dengan keputusannya.
"Kain seperti apa yang ingin kamu pakai?" pertanyaan Laura membuat Violet tersadar dari lamunannya.
"Oh, kain yang terasa dingin karena yang mereka minta itu piyama untuk tidur. Karena ini untuk istirahat, aku mau kainnya nanti bahan yang terasa dingin dan nyaman dipakai." jawab Violet setelah dia tersadar dari lamunannya tentang Marvel.
Tidak bisa dipungkiri kalau Marvel masih berada di dalam pikiran Violet meski pria itu sudah berkhianat dan melukai hatinya dengan sangat dalam. Kebersamaannya dengan Marvel yang tidak sebentar membuat hati Violet masih selalu menyebut namanya meski sudah berkali - kali Violet berusaha mengenyahkan nama itu dari hati dan pikirannya.
"Vio, ini sepertinya cocok dengan apa yang kamu inginkan tadi." ucap Laura sambil menyentuh kain yang terlihat dari bahan yang cukup bagus.
"Iya, ini bahan yang aku inginkan." ujar Violet senang. Setelah hampir seharian dia berkeliling dengan Laura akhirnya dia menemukan apa yang dia inginkan.
Violet langsung melakukan pembayaran dan meminta pihak distributor untuk mengirim kain - kain pesanan Violet ke tempatnya nanti.
Merasa sudah sangat tenang karena semua yang dia inginkan sudah dia dapatkan. Violet sekarang tinggal bekerja membuat pesanan lalu melakukan fashion show memperkenalkan produknya kepada pencinta brand yang Violet nauingi.
Violet dan Laura sudah dalam perjalanan untuk kembali ke pabrik, dia harus segera meminta para pekerjanya untuk segera menjahit piyama yang sudah di desain sebaik mungkin oleh Violet.
"Aku tidak pernah menyangka, ternyata selama ini aku tinggal dengan desainer terkenal." puji Laura tulus.
Sejak pertama kali bertemu dengan Violet, Laura berpikir jika Violet adalah seorang wanita yang tidak mempunyai tempat tujuan dan menawarkan Violet untuk tinggal bersamanya, ternyata Laura mendapatkan seseorang yang sangat luar biasa.
"Kamu terlalu berlebihan, aku tidak sebaik itu. Aku hanya orang yang baru saja berjalan di bidang desain." jawab Violet merendah. Violet bukan orang yang suka mendapatkan pujian meski tidak jarang orang memuji ketrampilannya di bidang desain, butiknya di LA juga bukan butik kecil dan pakaiannya sudah cukup memiliki nama di sana.
"Kapan deadline dari piyama - piyama itu? Kamu hebat! Hanya dengan mengirimkan sketsa saja, kamu bisa mendapat tawaran ratusan dolar."
"Deadline dua minggu lagi, aku harus bergerak cepat. Maaf jika nanti kamu akan semakin sibuk karena semua pesanan ini harus segera diselesaikan." ucap Violet dengan penuh penyesalan.
Laura berdecak mendengar kata - kata Violet, dia cukup senang saat mendapat tawaran kerjasama yang diberikan Violet kepadanya saat itu.
"Aku suka dengan kesibukan ini. Terimakasih sudah mengajakku untuk bergabung." ujar Laura dengan tulus.
Violet tersenyum mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Laura. Violet yang seharusnya mengatakan terimakasih karena berkat Laura kini Violet kembali bisa bangkit dan menghadapi dunia.
"Siap dengan semua pekerjaan ini?" tanya Violet penuh semangat.
"Of course! Selamat datang dolar!" teriak Laura dan disambut dengan teriakan Violet. Mereka seperti dua orang gila yang berteriak di tengah jalanan.
Violet merasakan kepuasan yang sangat luar biasa, di LA dia masih berada dalam bayang - bayang kedua orang tuanya tetapi di London dia bisa berdiri pada kakinya sendiri dan terbukti dia berhasil.
Violet berhasil mendapatkan kontrak kerjasama yang bisa membuat dia meraup dolar semakin banyak. Violet ingin menunjukkan kepada semua, jika dia juga bisa. Bisa berdiri dengan kedua kakinya sendiri tanpa sokongan kedua orangtuanya yang cukup memiliki nama di LA.
"Pa! Ma! Vio bisa!"