Rei yang melihat Micel dan Reo yang telah bersujud mulai melengkung kan bibirnya ke atas.
"wah lihat ini, jika kalian terlambat beberapa detik lagi jangan harap kalian masih bisa bernafas"
mendengar ucapan Rei, Micel dan Reo hanya bisa diam seribu bahasa.
"jika kucing bisa mengeong, burung bisa berkicau, dan anjing bisa menggonggong. kenapa kalian tidak bisa bicara atau melakukan salah satunya"
"ah, apa lidah kalian sudah di potong atau ingin aku memotongnya"
Reo yang merasa bahwa Rei sudah marah dan tidak hanya sekedar kesal, mulai berdiri dan memeluk Rei.
"Rei, maafkan aku. aku tau aku salah, aku tidak mengabari siapa pun tentang aku akan bermalam disini. aku..."
Reo yang belum menyelesaikan ucapannya, malah dipotong mentah-mentah oleh Micel.
"tidak, itu semua kesalahanku. aku menangis sepanjang malam dan membuat Reo menemani ku. aku juga memeluk Reo dengan erat takut dia pergi. jadi, Reo tidak memiliki kesempatan untuk memberikan kabar"
"oho, apa ini drama sepasang kekasih?. apa aku bilang aku ingin melihat drama?"
"dan kau demon kecil, apa aku bertanya denganmu?"
"apakah kau ingin menunjukkan superior ras mu dengan membiarkan tanduk dan ekor itu terlihat?"
Micel yang mendengar kata-kata Rei, langsung sadar kalau dia sedang dalam keadaan bertransformasi.
Micel langsung menutup tanduk dan ekor nya.
"maafkan aku Rei, aku tidak sadar kalau aku bertransformasi"
"hei half-beast yang tadi" Rei langsung menunjuk Rion yang turun perlahan dari tangga.
Rion yang terkejut dengan panggilan Rei, langsung menjawab
"ya tuan Rei, saya Rion disini"
"ah, ya kau Rion. kalau kau bertransformasi apa kau tidak sadar?"
"biasanya, setiap orang akan sadar dia bertransformasi. dan jika orang tidak sadar, biasanya ada urgensi yang membuat orang tersebut secara tidak sadar bertransformasi"
"nah, dengan penjelasan itu kita tau kalau demon kecil disini sedang ketakutan"
Micel yang mendengar Rei mengatakan dia ketakutan mulai merasakan rambut di tubuhnya berdiri. dan tetap mencoba menahan dirinya agar tidak bertransformasi kembali.
"jadi, hal apa yang kau lakukan dengan si bodoh ini?" Rei menunjuk Reo yang sedang memeluk nya.
"kami tidak melakukan apapun" Reo langsung menjawab dengan wajah merona, yang membuat orang sadar akan kebohongannya.
Rei mengabaikan ucapan Reo dan tetap menunggu jawaban Micel.
"aku ber masturbasi di depan wajah Reo" Micel yang tau kalau Rei tidak bisa dibohongi hanya menjawab dengan jujur.
Reo yang mendengar jawaban Micel langsung memerah seperti kepiting rebus. dia melepaskan pelukannya, dan mulai menutupi telinga Rei.
"apa yang kau lakukan bodoh, apa kau ingin mati?" Reo mulai takut akan keselamatan Micel.
Rei yang telinga nya ditutup, mulai meremas tangan yang menutup telinga kedua telinganya.
"ah ah ah, Rei itu sakit" Reo yang tangannya diremas, hanya bisa berteriak kesakitan.
"itu kesalahan ku Rei, jika ingin marah pukuli aku saja" Micel yang tidak tahan melihat Reo menderita mulai menyalahkan dirinya.
Rei yang mendengar itu mulai melepaskan tangan Reo. dan dia langsung berdiri.
"bang"
sesuatu yang terhempas sangat keras dan mengeluarkan bunyi yang keras, membuat setiap orang terkejut.
suara itu dikeluarkan oleh tubuh Micel yang menghantam meja setelah di tendang Rei.
"apa karena dia bodoh kau ingin mempermainkannya?" Rei mulai menginjak injak Micel yang telah terhempas tanpa ampun.
Reo yang melihat hal itu mulai memohon
"Rei tolong berhenti, kau akan membunuhnya. maafkan Miki Rei."
Rei hanya mengabaikan Reo yang memohon.
Reo yang diabaikan oleh Rei terlihat hampir menangis, dengan semua air mata yang sudah berada di ujung kelopak matanya.
"ti..dak.. a..pa.. a..pa.., ini sa.lahku. jangan menangis Reo" Micel yang kesulitan berbicara mencoba mengeluarkan suaranya yang awal terdengar menahan kesakitan hingga terdengar lancar.
Rei yang mendengar itu langsung berhenti dan mendesah panjang.
"haaaaa, terserah kalian mau melakukan apa. yang harus kalian lakukan hanya meminta izin padaku"
"dan kau bajingan kecil" Rei menunjuk Micel yang terbaring di lantai.
"aku tau kau akan menjaganya dengan baik, dan si bodoh ini terlalu bodoh dan harus diperhatikan dengan baik"
Micel yang mendengar ucapan Rei mulai tersenyum, dan dia tau kalau Rei pasti sudah mendengar tentang dirinya selama mereka tidak ada dari orang sekitar. tentang dia yang suka bermain di ranjang dan hal yang lainnya hanya untuk mengenang Reo.
"kalau kalian akan menginap atau melakukan hal lainnya, hubungi aku dan mintalah izin. dan juga jangan membuat sih bodoh itu menangis" tambah Rei lagi.
"aku tidak akan membuat nya menangis dan akan memberikan semua hal yang dia inginkan Rei, percayalah.
Rei yang telah mendengar jawaban Micel mulai berjalan keluar dari bar terbuka.
"oh ya Rion, uang untuk minuman dan tip nya ada di atas meja. maaf telah menyusahkan mu" Rei tersenyum sangat manis ke pada Rion dan terus berjalan keluar.
Rion merasakan jantungnya berdegup kencang, karena sebelumnya tidak pernah melihat orang yang seindah Rei.
dan bukan hanya dia yang berdegup, tapi seisi bar terbuka. sungguh keindahan yang memberikan dosa bagi setiap orang yang menyaksikan nya.