Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi Abian. Dimulai dari terbukanya gerbang dia sudah merasa jengah. Omelan dari Ariska, sang ketua OSIS SMA Harapan Bangsa membuatnya begitu kepanasan pada bagian telinga. Ditambah lagi dengan aksi bully sang kakak kelas yang selalu semena- mena. Namun gadis itu terlalu bodoh bahkan setelah melakukan aksi bullying yang entah keberapa.
Abian tak peduli pandangan orang lain jika mereka menuduhnya bermain kasar dengan perempuan. Baginya kesetaraan hak bagi laki- laki dan perempuan sudah lama disetarakan. Jadi Abian sama sekali tak keberatan. Terlebih lagi, untuk masalah Gladys dan Ariska, bukan Abian yang langsung menghajarnya, namun ia hanya menggunakan sedikit fungsi dari otaknya.
Saat ini, didalam kelas yang sangat ricuh, Abian mulai menyandarkan kepalanya. Maniknya terus menatap langit- langit seraya berpikir untuk menyelesaikan masalahnya.