"Gue udah bilang jangan main- main! Untuk terakhir kalinya gue peringatin!" hardik Ariska terus mempertahankan posisinya. Maniknya pun menatap dengan amat nyalang kearah Abian yang seolah menguras emosinya.
"Gue nggak minat buat ngajak cewek kayak lo main," ucap Abian seraya menatap dari atas hingga bawah tubuh Ariska dihadapannya. Bibirnya pun terangkat menyungging senyum meremehkan.
"Bisa rusak tongkrongan kita." lanjut Abian menyambung kalimatnya. Ia benar- benar tak habis pikir dengan sikap Ariska yang sangat semena- mena. Kedisiplinan dan kebaikannya selama ini ternyata hanya sebuah dinding untuk menyembunyikan sifat aslinya.
"Mau lo apa, sih?" tanya Ariska akhirnya mengalah pada Abian. Nada suaranya pun merendah dalam perlahan. Gadis itu tahu jika ia terus mengancam seorang Abian, itu hanya akan menguras tenaga saja.