Chapter 4 - Pasrah

Bagaimana Fahri kamu mau penuhi permintaan ibu, ibu akan sangat senang sekali kalau kamu yang mempersunting anak ibu. Ibu kalau boleh jujur tabungan saya hanya 18 juta, biaya pernikahan pasti mahal belum sewa baju, makanan dan lain-lain bu' saya belum mampu. Soal biaya kamu tidak perlu khawatir itu uang tabunganmu kamu pakai sebagai mahar saja sisanya aku yang urus. Tapi bagaimana dengan Citra bu' kasihan dia harus menikah dengan orang asing baginya. Bagaimana Citra kamu bersedia menikah dengan Fahri?

Citra menarik nafas panjang lalu berkata saya ikut kata ibu. Kamu dengar kan Fahri Citra sudah setuju. Saya harus beritahu orang tua saya dulu bu'. Baik saya tunggu kabar secepatnya. Citra hanya bisa menangis di kamarnya. Ia tak mampu melawan kata ibunya yang telah membesarkan ia dan Anggun sendirian karena Ayahnya sudah meninggal ketika Anggun masih berumur 1 tahun. Ibunya bekerja serabutan untuk bertahan hidup. Ia tahu betul ibunya bekerja mati-matian demi mereka. Dengan modal seadanya ia membuka bisnis kuliner yang sekarang sudah ada 12 cabang di Indonesia. Ia juga mendirikan perusahaan di bidang properti. Oleh karena itu ia tidak dapat membantah perkataan ibunya.

Fahri dengan rasa takut berbicara dengan orang tuanya tentang rencana pernikahan ini, bapak dan ibu fahri menyerahkan keputusannya kepada fahri. Ibu dan bapaknya merestui.

Tanggal pernikahan telah di tetapkan, persiapan pun sudah mencapai 90%, undangan pun telah disebar. Jantung Fahri berdebar-debar, akhir-akhir ini ia sulit untuk tidur. Tak lama lagi ia melepas masa lajangnya dengan menikahi seorang dokter yang berlatar belakang orang berada. Sedangkan ia hanya pemuda biasa yang lahir dari keluarga sederhana.

H-1 ijab qobul. Ibu Citra masuk ke kamar Citra ia mengatakan bahwa ibu melihat sosok ayah mu di diri Fahri, Ayahmu adalah sosok penyayang dan baik hati, ia begitu sayang kepada ibunya, lantaran itu ibu setuju menikah dengan ayahmu. Carilah suami yang tidak pernah melawan apalagi menyakiti ibunya, karena dia akan memperlakukan hal yang sama kepada istrinya kata nenekmu dulu kepada ibu. Sampai ayahmu menghembuskan nafas terakhirnya satu katapun atau perlakuannya menyakiti ibu,(sambil meneteskan air mata). Sekarang kamu tahu kan alasan ibu tidak menikah lagi setelah ayahmu meninggal. Karena tidak ada yang bisa menggantikan ayahmu di hatinya ibu. Maka dengan kamu dan Anggun ibu kuat jalani kehidupan ini. Terima kasih bu ucap Citra sambil memeluk ibunya. Percaya sama ibu Fahri akan membahagiakanmu. Iya bu' jawab Citra.