Chereads / Heart of Freedom / Chapter 3 - Rise

Chapter 3 - Rise

Setelah Jun menerima tawarannya, dia dibawa ke ruang ketua organisasi di lantai 17 dengan diantar oleh Mec. Pada saat sampai disana, kondisi ruangan itu sangat rapih dan sejuk. Namun mata Jun hanya fokus pada satu titik. Jun menatap tajam seakan tak percaya siapa yang sedang duduk di depannya sekarang. Itu adalah Leo Lawrentio, orang yang dijuluki sebagai manusia terkuat saat ini. Jun sangat mengaguminya ketika dia pertama kali menonton Leo di siaran tv.

"P-pak, saya....Jun" ucap Jun gugup

"Senang bertemumu bocah, ada perlu apa?" tanya Leo

"Dan liat siapa yang bersama anda, apa kabarmu hari ini Mec?" tanya Leo pada Mec

"Hahaha, baik baik, anak muda ini datang karena rekomendasiku, aku merekomendasikan dirinya untuk menjadi seorang Monster Hunter" jawab Mec dengan santai

Leo tertawa, lalu bertanya apa alasannya Mec merekomendasikan Jun. Kemudian Mec pun menjelaskan apa yang terjadi sebelumnya. Dengan penjelasan yang rinci, Leo mengerti perasaan Mec.

"Baiklah kalo begitu, seperti biasa calon calon kadet hasil rekomendasi perlu di mentoring terlebih dahulu, aku akan mencarikan mentor untuknya" ujar Leo

"Ya, kau saja yang atur semuanya, yang penting selesai, hahaha" kata Mec sambil tertawa

Jun hanya diam sembari melihat mereka berdua mengobrol, dan dirinya diajak Mec ke luar gedung.

"Namamu Jun kan? Semoga kau betah disini. Oh iya, aku akan memberitahu mu sesuatu, jika mentor mu merupakan mentor baru, bersikap sopan lah. Mungkin dia akan tidak sebagus mentor lain dalam membimbing" ujar Mec memberikan nasihat

"Baiklah akan kuingat nasihat anda pak" jawab Jun sopan

Setelah itu Mec mengantar Jun pulang ke tempat tinggalnya.

"Terimakasih telah mengantarku pak" ucap Jun dengan gembira

"Ini bukan apa apa, lagian aku juga sekalian ingin lewat sini, hahaha sampai jumpa" jawab Mec lalu pergi cepat dengan mobilnya

Jun masuk ke kontrakannya, dia hidup sendiri karena ibunya mengusirnya karena kekurangan, jadi dia memutuskan untuk membiayai hidupnya sendiri dengan bekerja walaupun sering beralih pekerjaan. Jun menyalakan lampu kamar dan berbaring di kasur, memikirkan apa yang akan terjadi besok, dan bagaimana semua mimpinya menjadi kenyataan. Bagaimanapun, tidak ada yang tau apa yang menunggunya di depan sana