Chereads / Perawan Cinta / Chapter 9 - BAB 9. TERLANJUR CINTA

Chapter 9 - BAB 9. TERLANJUR CINTA

(PERAWAN CINTA)

Mungkin kebanyakan orang yang melihat hubungan aku dengan mas Valir adalah hubungan yang salah. Tapi buat aku dan mas Valir yang telah menjalani hubungan ini menganggap nya hubungan yang benar. Karena kami benar-benar sudah terlanjur cinta dan saling terikat satu sama lain. Seperti tak bisa terpisahkan. Dan hapeku berdering saat ibuku menelpon.

" Assalamualaikum sayang. Apa kabar?! tanya ibuku.

" Wa alaikum salam. Alhamdulillah baik Bu. Kabarnya ibu gimana?! Sehat kan?!" jawabku.

" Ibu lagi kurang sehat sayang. Ibu udah seminggu di rawat di rumah sakit".

" Kok ibu baru ngasih kabar aku sih?!" ujarku sedih.

" Iya ibu enggak mau kamu khawatir sayang. "

" Kan ibu janji sama aku. Bakalan ngabarin kalo ibu sakit. Ya udah besok aku ke Jakarta buat jengukin ibu disana" ujarku sambil menutup telepon.

Saat hatiku cemas dan khawatir dengan kondisi kesehatan ibuku. Akhirnya aku bercerita tentang kondisi ibuku kepada Bibi Imah. Alhasil bibi Imah seketika syok dan pingsan saat aku beritahu. Aku menggotong tubuh bibi Imah ke dalam kamar tidurnya. Dan Tak berapa lama kemudian bibi Imah kembali sadar.

" Maafkan aku ya, bibi. Jadi bikin bibi sampai pingsan." ujarku menangis.

" Bukan salah Non Lolita. Tapi emang bibi yang kurang pengertian. Harusnya saya nyuruh non Lolita pulang ke Jakarta. Jadi kasihan kan Nyonya besar sakit tapi jauh dari non Lolita" ujar bibi Imah menangis.

" Enggak apa-apa bibi. Ini juga bukan salah bibi. Tapi salah aku. Besok aku bakalan bilang ke mas Valir kalo aku mau ke Jakarta dulu dengan alasan nenek sakit. "

" Iya enggak apa-apa non alasan seperti itu. Biar bibi nanti yang akan gantiin kuli cuci dan setrika nya".

" Maaf ya bibi jadi ngerepotin. Aku gak akan lama kok. Setelah ibuku sembuh. Aku akan balik lagi" ujarku tersenyum.

" Iya non Lolita. Fokus sama kesehatan Nyonya besar. Gak usah khawatir kan bibi. Bibi bisa melakukan nya sendirian. Kan bibi juga sudah terbiasa" ucap bibi Imah sambil mengelus rambutku.

Malam hari setelah nyuci baju dan setrika baju di rumah mas Valir. Akupun berpamitan untuk ke Jakarta.

" Sebelumnya saya mau minta maaf nih sama mba Miya dan mas Valir. Kalo besok saya mau pulang ke Jakarta". ujarku berpamitan.

" Ke Jakarta?! Memang ada apa?! " tanya mas Valir.

" Iya nenek saya di Jakarta sedang sakit. Sekarang kondisinya masih di rawat di rumah sakit. Sudah lama saya tak bertemu. Saya ingin menemani nenek saya sampai sembuh. Untuk sementara waktu bibi Imah yang menggantikan sampai saya kembali lagi" ujarku.

" Owh begitu. Saya pikir kamu mau nikah" ujar mba Miya.

" Owh kalo itu belum mikirin nikah mba. Saya mau nyenengin orangtua dan nenek saya dahulu".

" Iya bener banget itu. Ya sudah malam kamu di antar mas Valir aja. Angkot kan udah gak ada kalo jam segini" ujar mba Miya memberi saran.

" Enggak usah repot-repot mbak. Saya bisa jalan kaki. Kan sudah terbiasa jalan kaki" ujarku menolak.

" Lagian kan di luar hujan. Nanti kamu kehujanan. Baju kamu kebasahan dan nanti sakit. Besok kan kamu mau berangkat ke Jakarta. Mas,tolong antarkan mbak Lolita ke rumahnya. Jangan menolak ya. Aku mau tidurin Alice dulu ke kamar" ujar mba Miya masuk ke kamarnya.

Lalu mas Valir mengantarkan aku pulang dengan mobilnya. Namun saat hampir sampai di rumahnya bibi Imah. Mas Valir memarkirkan mobilnya dekat lapangan bola.

" Kamu besok berangkat jam berapa??!" tanya mas Valir sambil menggenggam tanganku.

" Berangkat jam enam pagi,mas" ujarku tersenyum.

" Ya udah besok aku anterin kamu ke terminal"

" Gak usah mas. Aku enggak mau ngerepotin kamu. Aku bisa naik ojek online besok".

" Aku gak mau kamu di antar orang lain apalagi ojek online. Aku gak suka. Aku cemburu" ujarnya sambil merangkul tubuhku.

" Terserah mas aja deh. Aku nurut" ujarku yang pasrah.

Lalu mas Valir mematikan mesin mobilnya. Mematikan lampu di dalam mobil. Dan mulai tangannya meraba-raba ke seluruh tubuhku. Dan meraih bibirku untuk di cumbunya. Kemudian melangkah ke bangku belakang sambil menarik tangaku. Setelah itu memaksa aku membuka seluruh baju dan dia juga membuka semua pakaiannya. Dan melanjutkan hubungan intim bersamaku di dalam mobil. Hingga bergoyang mobil. Karena sepi hanya ada kami tak ada yang mengetahui.

" Kamu hot banget malam ini" ujar mas Valir setelah berhubungan intim.

" Ah kamu mas. Lucu ngajakin di mobil. Bukannya di hotel aja" ujarku sambil memakai baju dan celana panjang.

" Abis aku sudah gak tahan lihat kamu. Rasanya pengen lagi" ujar mas Valir sambil memakai baju.

" Hahaha.. bilang aja kamu minta jatah karena besok aku mau ke Jakarta" ujarku meledek.

" hehehe.. jadi malu aku. Iya kan aku gak tau kapan kamu balik lagi ke Malang. Apalagi nenek kamu lagi di rawat di rumah sakit" ujar mas Valir sambil mencium leherku.

" Ih kamu nafsu banget mas. Sebenarnya bibi Imah bukan ibu kandung ku" ujarku sambil mendesah.

" Masa sih?!! Terus ibu kandung kamu dimana?! " ujar mas Valir sambil mengelus rambutku.

" Bibi Imah itu asisten rumah tangga yang pernah bekerja di rumahku. Aku di rawat sejak kecil oleh bibi Imah. Dan yang sekarang sedang sakit adalah ibu kandungku. Maaf ya mas aku bohong sama kamu" ujarku sedih.

" Iya gak apa-apa aku ngerti. Yang penting kamu udah mau jujur sama aku.

" Iya makanya aku khawatir pas dapat telpon dari Jakarta bahwa ibuku sudah seminggu di rawat di rumah sakit. Aku mau merawat dan menemani ibuku Sampai sembuh baru balik lagi ke Malang" ujarku.

" Iya enggak apa-apa. Kamu harus ada di samping ibu kamu. Beliau sedang butuh kehadiran kamu" ujar mas Valir mencium kening ku.

Setelah puas berbincang di mobil. Lalu mas Valire mengantarkan aku ke rumah bibi Imah. Aku masuk ke rumah dan beristirahat. Sedangkan mas Valir langsung balik ke rumahnya. Esok hatinya aku pamit ke bibi Imah di warung jualannya. Aku membawa sedikit pakaian ku yang sudah aku packing dalam tas.

" Aku pamit dulu ya bibi Imah. Jaga kesehatan. Jangan telat makan. Setelah ibu sembuh aku balik lagi ya" ujarku sambil menangis.

" Iya non Lolita. Disana juga jaga kesehatan. Jangan telat makan. Jangan kecapekan. Kabarin kalo udah di rumah sakit. Salam buat tuan dan nyonya dari bibi" ujar bibi Imah sambil memelukku.

" Nanti salamnya bibi saya sampaikan ke ayah dan ibu di Jakarta. Aku pamit ya" ujarku sambil berjalan meninggalkan warung.

Aku berjalan menuju tempat yang sudah di janjikan oleh mas Valir. Sesampainya di sana. Mas Valir sudah menunggu ku dengan mobilnya. Aku masuk mobil dan kemudian mas Valir mengantarkan aku terminal terdekat.

" Hati-hati di jalan ya" ujar mas Valir yang menemaniku sampai masuk bus.

" Iya makasih banyak ya mas udah repot-repot nganterin aku." ucapku sambil cium tangan mas Valir.

" Kasih kabar ya kalo sudah sampai Jakarta" ucap mas Valir mencium kening aku.

Lalu bus yang aku tumpangi melaju ke Jakarta. Dan mas Valir kembali bekerja ke kantor nya.