(PERAWAN CINTA)
Keesokkan harinya. Aku udah rapi dan wangi. Masakan bibi Imah pun sudah tersaji di etalase warung. Namun bibi Imah pamit mau mandi dan beres-beres rumah dahulu. Jadi aku melayani pembeli terlebih dahulu. Saat sedang beres-beres warung bibi Imah. Tiba-tiba mas Valir datang dengan mbak Miya dan anaknya.
" Pagi mba miya!! Pagi si cantik Alice!! Pagi juga mas Valir?! sapaku ramah.
" Masakan nya udah ada mba?! tanya mba miya.
" Udah mbak. Tapi ibu lagi mandi. Jadi aku yang jagain warung sendirian. Mau makan di sini atau di bungkus?! tanyaku.
" Makan disini mbak. Aku lagi ngidam pengen makan pepes ikan kembung buatan bibi Imah. Sekalian nyiapin alice dan nemenin mas Valir sarapan pagi" ujar mba Miya.
" Owh. seneng ya mba gue nikah mah di perhatikan suami. Apalagi ada anak jadi ada temennya juga".
" Iya Alhamdulillah banget. Aku bersyukur punya suami pengertian dan perhatian. Juga anak yang lucu. Dan satu lagi baru mau launching. Ayo lah segera menikah. Biar ada yang perhatiin kalo kita lagi hamil."
" Maunya sih begitu begitu mbak. Tapi belum ada yang cocok di hati ".
" Kamu kali yang terlalu pemilih"
" Ah enggak mbak. Buktinya aja aku masih single"
" Ya aku doain semoga kamu nyusul kaya aku ya"
" Aaamiinn.. " ujarku sambil menyajikan makanan yang di pesan.
Lalu tak berapa lama kemudian datanglah bibi yang telah mandi dan beres-beres rumah nya. Menghampiri warung yang sudah penuh pembeli yang datang.
" Eh,mba miya!! mas Valir!! Dan si cantik Alice!! Baru datang atau sudah dari tadi?! tanya bibi Imah ramah.
" Sudah dari tadi bibi Imah. Saya boleh minta tolong gak mau nitip Alice hari ini aja. Soalnya ini saya sedang sakit. Saya mau bawa dia ke rumah sakit jadi saya takut ninggalin Alice sendirian di rumah" ujar mba Miya.
" Oh boleh kok mba. Nanti saya suruh anak saya momong anaknya mba miya. Ga usah khawatir mba. Lolita siap membantu" ujar bibi Imah.
" Saya minta tolong dan bantuan nya mba Lolita. Kemungkinan bisa nginep di rumah sakit jagain ibu saya" ucap mba miya.
" Iya gak apa-apa mbak. Gak usah khawatir. Saya bakalan momong Alice. Mba fokus sama orangtua mba aja" ujarku tersenyum.
" Iya saya titip dahulu Alice ya mba. Kalo soal makan ini ada sedikit uang buat nanti kalo Alice mau jajan atau mbak pengen jajan apa" ujar mba Miya sambil memberi ku uang.
" Gak usah repot-repot mba. Saya juga ada sedikit uang kalo buat jajan saya dan Alice"
" Enggak enak lah mbak Lolita. Masa udah momong anak saya nanti saya gak ngasih duit pegangan. Saya pamit dulu ya mau ke rumah sakit"ujar mba miya sambil di antarkan oleh mas Valir.
" Iya hati-hati di jalan" ujar bibi Imah dan aku.
Setelah suapin Alice makan di warung bibi Imah. Aku bantu beres-beres warung sambil nutup warung dan kemudian pergi ke rumah mas Valir. Alice anak yang cantik dan manis. Wajahnya mirip sekali mas Valir. Bawaannya ngeliat Alice adem banget seperti melihat mas Valir junior versi cewek.
" Alice mau maen apa kita?! tanyaku.
" Au aen Erbi" ucap Alice yang belum fasih.
" Owh mau maen Barbie ya. Tante ambilin dulu ya bonekanya" ujarku sambil mengambil di rak boneka.
Kemudian kami maen bersama sampai sore hari. Setelah sore aku mandikan Alice,ganti baju sesuai dengan yang dia mau. Kemudian menonton kartun di tv sambil aku suapin makan sore. Saat Maghrib mas Valir pun akhirnya pulang kerja. Alice sangat senang melihat mas Valir sudah pulang kerja. Akupun menyiapkan makanan dan kopi untuk mas Valir di ruang tamu.
" Alice sudah makan dan mandi, sayang?! tanya mas Valir.
" Alhamdulillah udah semua. Tinggal aku yang belum makan dan mandi. Aku enggak berani ninggalin Alice sendirian. Takut dia butuh aku" ujarku.
" Owh ya udah kita makan bareng dulu ya. Nanti abis selesai makan kami tidurin Alice dulu biar kita bisa mandi bareng" ujar mas Valir meledek.
" Ih kamu genit banget mas. Ada Alice loh ntar denger" ujarku bercanda.
" Dia masih kecil. Mana mungkin ngerti"
" Ih bisa aja nih kamu mas" ujarku tersenyum.
Sehabis makan malam bersama dengan mas Valir. Kemudian Alice mengantuk dan aku menemani nya di kamar tidur nya. Setelah Alice tidur kemudian mas Valir menarik tanganku ke kamarnya. Dan membuka paksa pakaian ku juga mas Valir membuka semua pakaian dan celananya. Dan mengajak aku berhubungan intim lagi. Setelah berhubungan intim di kasur lalu melanjutkan mandi bersama-sama di toilet. Lalu melanjutkan berpakaian dan mengobrol lagi sambil menonton TV di ruang tamu.
" Makasih ya udah seharian nemenin Alice di rumah. Aku seneng kamu jagain Alice" ujar mas Valir mencium pipiku.
" Iya sama-sama mas. Aku juga suka kok sama Alice. Makanya seneng pas mba miya minta tolong sama aku ".ujarku sambil mencium bibir nya mas Valir.
" Kamu nginep lagi kan?! tanya mas Valir.
" Aku sih maunya begitu. Tapi kasihan ibuku gak ada yang bantuin petikin sayuran."
" Besok subuh kamu kan bisa pulang. Alasan aja lagi nginep. Mumpung istriku lagi di rumah sakit ngurusin orangtuanya. Kapan lagi bisa berduaan Ama kamu. Please,mau yah sayang?! " ujar mas Valir memelukku.
" Ah jangan begini dong mas. Aku kan gak bisa nolak keinginan kamu" ujarku tersenyum.
" Nah gitu dong. Aku jadi makin sayang banget sama kamu" ujar mas Valir sambil menggendong ku.
Lalu aku menelepon bibi Imah di rumahnya. Dan memberitahu kepada nya bahwa aku gak pulang ke rumah karena ada temen kuliah yang ulang tahun merayakan pesta ultah. Dan menyuruhku untuk menginap di rumahnya.
" Assalamualaikum Bu. Maaf lagi ya. Aku gak pulang ke rumah. Temen kuliah aku ultah hari ini. Dan aku lagi di rumahnya merayakan pesta sekalian temu kangen. Besok pagi aku pulang" ujarku.
" Wa alaikum salam. Iya enggak apa-apa non. selamat seneng-seneng ya. Jangan lupa makan." ujar bibi Imah.
" Makasih ya Bu" ujarku menutup percakapan telepon.
Setelah menelpon bibi Imah. Kemudian mas Valir menggendong ku sambil membawa aku ke kasur. Kami mengobrol dan bercanda berdua seperti suami istri. Dan kami pun melakukan hubungan intim sepanjang malam. Sampai tak ada rasa lelah. Yang ada menikmati malam bersama sampai matahari pagi terbit. Dan keesokan harinya. Alice terbangun dan menangis karena tak ada ibunya di sampingnya.
" Cup.. cup.. cup.. Alice sayang. Ada ayah disini" ujar ma Valir menggendong Alice.
" Sayang bawa ke kamar aja. Biar aku kelonin Alice nya" ujarku yang terbaring di kasur.
Lalu mas Valir membawa Alice ke kamar tidur. Dan kemudian aku kelonin Alice sampai tertidur lagi sambil mas Valir memelukku dan memeluk Alice. Kamipun tidur lagi bertiga di kasur.