Chereads / CINTA SEJATI Alif dan Najma / Chapter 8 - Tentang Bintang(2)

Chapter 8 - Tentang Bintang(2)

"Sinta... aku ingin melamarmu untuk menjadi istriku, apakah kau bersedia menikah dengan lelaki miskin yang cacat ini?" Sinta merasakan jantungnya seperti berhenti berdetak saat mendengar lamaran Firman. Sinta bingung harus bagaimana, dia juga kasihan kepada Firman. Apalagi saat Kirana dan Ziyad sedang pergi seperti saat ini. Lagi pula apabila Sinta tidak menikah dengan Firman dia juga akan bertemu terus dengannya dan membantu Firman dalam hal-hal yang sangat pribadi. Sinta merasa sangat canggung dan perasaannya tidak menentu. Dia merasa sedikit bersalah saat peristiwa tadi saat dia membantu Firman berpindah tempat dan kalau ini sampai terjadi lagi, tentu Sinta akan merasa semakin bersalah. Apalagi mereka berbeda jenis kelamin.

Sinta menghela nafas dan menatap Firman dengan sangat lekat. Lalu dia kembali menghela nafas dan tersenyum.

"Bismillah, aku menerima lamaran pak Firman. Aku belum tahu bagaimana perasaanku terhadap Bapak tetapi aku rasa ini lebih baik. Aku hanya hidup seorang diri dan bapak juga. Maka dari itu mari kita menghalalkan hubungan kita dan kita niatkan untuk menyempurnakan kembali ibadah kita." Sinta berkata dengan mantap. Dia berharap sisa hidupnya akan lebih bermanfaat dengan mengabdikan dirinya kepada suaminya.

Firman memandang Sinta dengan tidak percaya, tetapi kemudian dia tersenyum penuh kebahagiaan.

"Alhamdulillah, Sinta, terima kasih kau mau menerima lamaranku. Sebelumnya aku mau meminta maaf padamu. Aku mungkin memperistrimu hanya agar kau bisa merawatku dengan nyaman tanpa ada perasaan canggung seperti yang kita rasakan tadi. Tetapi aku mungkin tidak bisa memberikan nafkah lahir dan bathin untukmu." Sinta tersenyum mendengar kata-kata Firman, dia sama sekali tidak membutuhkan hal itu.

Sebenarnya Sinta memiliki rumah dan mobil juga tabungan, dia menerima pekerjaan ini hanya untuk menghindari keluarga dan orang tua Bintang. Tetapi jika kemudian dia akan menikah dengan Firman, Sinta akan mengembalikan Bintang kepada Kaif dan Ashila dan kemudian akan hidup tenang dengan Firman dirumah mereka.

Sinta juga akan kembali menjadi seorang dokter tetapi tidak akan bekerja dirumah sakit, dia akan membuka praktek dirumah agar bisa sambil mengurus Firman.

"Bapak tidak usah berterima kasih kepada saya, kita sama-sama saling membutuhkan. Anda hidup seorang diri begitupun dengan saya yang sudah tidak memiliki siapapun lagi." Firman terkejut mendengar kata-kata Sinta. Kalau dia sebatangkara, lalu siapa Bintang? Firman baru saja akan bertanya tentang Bintang tetapi Sinta lebih dulu tersenyum kepada Firman seolah dia tahu apa yang ada dikepala Firman.

"Bapak pasti bingung kan saat kukatakan aku sebatangkara? Firman hanya bisa mengangguk dan menunggu penjelasan Sinta.

"Iya Sinta, aku sangat terkejut saat kau mengatakan kau hanya hidup sendiri." Sinta kemudian memanggku Bintang dan mulai menjelaskan semuanya kepada Firman.

Sinta tidak mau menyembunyikan apapun kepada Firman. Baginya sebuah hubungan adalah saling terbuka dan saling menerima apa adanya. Jika setelah dia menceritakan masalahnya kepada Firman dan Firman tidak mempermasalahkannya, maka Sinta akan melanjutkan hubungan ini. Tetapi jika dengan penjelasannya Firman marah atau tidak jadi menikahinya pun tidak apa-apa. Mungkin dia akan membesarkan Bintang dan saat waktunya tepat akan mengembalikannya kepada Kaif dan Ashila.

Firman sudah memutuskan akan menikahi Sinta secepatnya. Dia kan berbicara kepada Kirana, Ziyad, Rio dan Dewi untuk meminta restu juga untuk membantunya agar mereka bisa segera menikah.

"Sinta, sekarang kau beristirahatlah. Kasihan Bintang sudah mengantuk. Nanti kalau Ziyad dan Kirana sudah kembali aku akan bericara kepada mereka agar mereka membantu pernikahan kita." Sinta mengangguk dan kemudian meninggalkan kamar Firman.

Sementara itu Kirana, Ziyad, Zayn, Arunika dan Hubbika sedang dalam perjalanan kembali kerumah mereka setelah seharian ini mereka mengantar Bika dan Arunika berjalan-jalan di Lembang. Rencananya lusa Bika sudah akan kembali diantarkan oleh Zayn dan Arunika.

"Kakek, apakah kakek akan kembali ke Mesir suatu saat nanti? Bika yang tidak tahu masalah kakeknya bertanya dengan riang. Padahal bagi Ziyad, Mesir adalah kenangan terindah sekaligus kenangan pahit baginya.

"Mungkin nak, tetapi dalam acara-acara tertentu, misal Alif wisuda atau apalah yang pasti tidak akan menetap disana lagi. Kakek sudah tua, kini saatnya kakek dan nenek menikmati sisa hidup kakek bersama dengan nenekmu dan kakek berharap kami akan selalu bersama selamanya. Kirana sayang, aku mencintaimu sampai akhir hidupku. Maka teruslah bersamaku sayang." Zayn, Arunika dan Bika tersenyum penuh kekaguman dengan hubungan antara kakek dan nenekknya. Mereka pun mengaminkan do'a kakeknya tersebut.

"Jadi akhirnya Alif kuliah di Mesir ya kek?" Bika ini sangat bawel. Dia akan bertanya sepanjang jalan seperti kaset yang diputar.

"Bika, kamu tidur saja gih! kakak pusing dengerin kamu ngomong terus dari tadi nggak berhenti-berhenti." Zayn sangat kesal dengan adiknya ini. Gadis kecil itu banyak sekali berbicara. Entah dia mengikuti gen siapa karena yang Zayn tahu abi dan uminya cenderung lebih pendiam.

"Ish, kakak nggak asyik." Bika kemudian memeluk Arunika lalu tertidur padahal dia baru saja ngomong kesana kemari.

Perjalanan sangat lancar, kini mereka sudah tiba dirumah dan saat baru saja masuk Rio dan Dewi datang ingin menjenguk Firman.

"Assalamu'alaikum.." Rio dan Dewi mengucapkan salam saat sampai didepan pintu rumah Ziyad.

"Wa'alaikum salam, kalian kenapa malam-malam baru datang? siapa yang membantu Firman tadi kalau kalian sekarang baru datang?" Kirana langsung bertanya lepada Rio dan Dewi yang malah tersenyum kepada Ziyad yang terlihat agak kesal dengan Kirana yang menurutnya terlalu perhatian kepada Firman.

"Kak Ziyad, kamu harus membesarkan hatimu ya! karena istrimu ini terlalu baik hati. Jadi, kamu harus rela berbagi perhatian dengn Firman, hehehe" Rio semakin senang melihat wajah kesal Ziyad.

"Ayo kita masuk Rio, Dewi.." Kirana mempersilahkan kedua sahabatnya masuk. Zayn juga terlihat memasuki rumah dengan menggendong Bika yang tertidur dan tidak bisa dibangunkan. Sementara Arunika membawa barang-barang milik Bika dan langsung membawanya kekamar Bika.

"Kirana, kita langsung kekamar Firman saja. Tadi kami sudah kesini, tetapi dia menginginkan saat kalian kembali kami harus datang lagi karena ada yang ingin dia bicarakan kepada kita." Rio menjelaskan semua keinginan Firman kepada Kirana dan Ziyad. Lalu mereka semua akhirnya kini berada di kamar Firman.

"Firman apa yang akan kau katakan kepada kami? kenapa harus hari ini? dan tidak menunggu sampai besok?" Kirana sebenarnya merasa sangat lelah tetapi dia tetap mnyanggupi apa yang diinginkan Firman. Apalagi Rio dan Dewi juga sudah datang.

"Teman-teman aku minta maaf karena merepotkan kalian dan meminta kalian datang menemuiku malam-malam begini. Apalagi Kirana dan kak Ziyad juga baru saja kembali. Tetapi aku benar-benar tidak dapat menahan apa yang akan kusampaikan kepada kalian ini sampai besok pagi karena jika aku mengatakannya besok, pasti malam ini aku tidak akan bisa tidur." Kirana, Ziyad, Rio dan Dewi saling memandang. Mereka sangat penasaran apa yang sebenarnya akan disampaikan oleh Firman.

"Firman ayolah, jangan membuat kami penasaran." Rio kembali meminta Firman untuk segera menyampaikan apa yang ingin diberitahukannya kepada mereka semua.

"Teman-teman semua, kak Ziyad, aku mau memberitahukan kepada kalian kalau aku ingin me..ni..kah.." Dewi dan Rio juga Ziyad dan Kirana saling menatap lalu tertawa terbahak-bahak. Mereka sama sekali tidak menganggap apa yang dikatakan oleh Firman adalah hal yang serius.

"Aku tahu kalian tidak percaya padaku, tetapi aku mengatakan yang sebenarnya. Terserah kalian mau percaya atau tidak." Firman kini merasa sangat sedih. Kirana dan semua orang kemudian menyadari kalau mereka telah berbuat keterlaluan.