Alvino mengemudikan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Saat ini, dia sedang kebut-kebutan di jalanan untuk melampiaskan emosinya bukan hanya karena orang tua ataupun keluarganya tetapi juga karena melihat Airin bersama dengan Raffael.
"Argh!!! Shit!!! Fucking Shit!! Kenapa gue harus mengalami semua ini sih?! Kenapa semua masalah datang di hari yang sama!! Gue benci hidup gue!! Gue benci!! Argh!!" gerutu Alvino seraya mengemudikan motornya.
Alvino semakin menaikkan kecepatan motornya. Ia benar-benar dalam kondisi kacau saat ini.
.....
"Pi, perasaan mami kenapa gak enak ya?? Mami kepikiran banget sama Alvino.. Mami takut jika dia sampai kenapa-kenapa...." ucap Vita cemas.
"Udahlah mi.. ngapain sih cemasin dia?? Dia tuh emang susah diatur.. selalu semaunya.." ucap Sandra.
"Perasaan papi juga gak enak mi.. tetapi apapun itu.. semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk pada Alvino.." ucap Wijaya.
....
Kini Airin dan Raffael sedang menikmati makan malam spesial mereka dengan tenang. Namun, pikiran Airin tiba-tiba teringat akan Alvino.
'Kenapa perasaanku semakin gak enak seperti ini ya?? Ada apa ini?? Kenapa aku terus kepikiran soal kak Alvino ya?? Ya Allah...' ucap Airin di dalam hatinya.
Raffael yang tadinya fokus dengan makanannya, tiba-tiba menolehkan pandangannya pada Airin.
'Itu Airin lagi ngelamun?? Kalau memang benar iya, tapi apa yang sedang dia lamunkan??' ucap Raffael di dalam hati bertanya-tanya.
"Airin..." panggil Raffael. Namun, Airin masih sibuk dengan lamunannya.
'Tuh kan benar.. Airin benar-benar sedang melamun.. buktinya dia sampai gak dengar sewaktu aku panggil dia..' ucap Raffael di dalam hatinya.
"Airin... rin..." ucap Raffael seraya melambaikan tangannya di depan wajah Airin. Airin pun tersentak dari lamunannya dan ia pun tersadar dari lamunannya.
"Eh... I-iya kak??" ucap Airin terkejut.
'Apa sebenarnya yang sedang kamu lamunkan rin?? Apa yang sejak tadi terus saja mengganggu pikiran kamu??' ucap Raffael di dalam hati.
"Maaf kak.. kenapa ya??" ucap Airin.
Raffael pun menggeleng.
"Gak apa-apa.. kamu lanjutin aja ya makannya... aku mau ke toilet dahulu.." ucap Raffael.
Airin pun mengangguk.
"Iya kak.." ucap Airin.
Raffael pun lalu bangkit dari duduknya dan meninggalkan Airin.
Airin mengusap dadanya ketika Raffael telah pergi ke toilet.
"Huh.. Astaghfirullah... kenapa aku terus saja kepikiran soal kak Alvino ya?? Bahkan aku sampai melamun.." gumam Airin.
Mata Airin kemudian beralih pada sebuah meja yang diisi oleh kedua orang tua Alvino dan si perempuan yang memiliki hobi membully, Sandra.
.....
Alvino benar-benar larut dalam emosinya saat ini. Hingga tanpa ia sadari, tepat di depannya sana, terdapat sebuah mobil truk yang berhenti di pinggir jalan. Namun karena tak fokus dan kurangnya konsentrasi akibat emosi yang tak terkendali, Alvino akhirnya menabrak sebuah mobil truk yang sedang berhenti tak jauh dari posisinya mengemudikan sepeda motornya saat ini.
Hingga kecelakaan pun tak dapat dihindarkan oleh Alvino.
Brukkk!!!
"Arghhhhh!!!" teriak Alvino ketika dirinya terpelanting jauh dari motornya memasuki kolong mobil.
.....
Klenting!! (Anggap saja suara sendok yang jatuh ke lantai).
Prang!! (Suara gelas yang jatuh dan pecah).
Sendok yang semula digenggam oleh Airin tiba-tiba terjatuh ke lantai, bersamaan dengan itu, gelas yang digenggam oleh Vita dan berniat untuk diminum pun tiba-tiba terjatuh ke lantai dan pecah.
Airin terkejut dan mematung. Dan di sisi lain, Vita juga terkejut atas hal yang terjadi padanya.
Ia menurut mulutnya. Pikirannya tiba-tiba semakin tidak enak memikirkan soal Alvino.
"Astagfirullah... ya Allah... kenapa sendok nya bisa tiba-tiba jatuh seperti ini??" gumam Airin.
"Airin?? Kamu kenapa??" ucap Raffael yang baru saja kembali dari toilet.
Airin menggelengkan kepalanya. Namun, matanya sudah berkaca-kaca seolah-olah mengisyaratkan kecemasan luar biasa.
Airin berniat mengambil sendok nya, namun ditahan oleh Raffael.
"Udah.. biar aku aja.." ucap Raffael lalu mengambilkan sendok tersebut dan membawanya ke meja.
Raffael lalu duduk pada kursinya.
"Kamu kenapa?? Apa yang sebenarnya mengganggu pikiran kamu sejak tadi??" ucap Raffael.
.....
"Astaga mami..." ucap Sandra.
Vita menganga tak percaya.
"Ada apa ini ya Allah??" gumam Vita.
"Mami yang tenang ya.. Sandra, lebih baik kamu panggilkan waitress dan suruh waitress itu untuk membersihkan semua ini.." ucap Wijaya.
Sandra pun mengangguk.
"Iya pi.." ucap Sandra.
"Sayang.. are you okay??" ucap Wijaya pada Vita yang masih terdiam.
Drrrrrtttt....
Ponsel Wijaya tiba-tiba berdering, menandakan ada panggilan masuk di sana.
"Sebentar ya Vit.. aku terima telepon dulu.." ucap Wijaya.
Vita pun mengangguk dengan tatapan kosong. Pelayan pun datang bersama dengan Sandra, lalu membersihkan pecahan gelas tersebut.
Wijaya pun menerima telepon tersebut.
"Ya halo..??" ucap Wijaya pada seseorang di seberang telepon.
"Selamat malam pak.. apa benar jika ini adalah nomor dari keluarga atas nama Alvino??" ucap seseorang di seberang telepon.
"Iya benar.. saya orang tuanya.. Ada apa?" ucap Wijaya.
"Saya hanya ingin memberitahu pada anda bahwasannya putra anda atas nama Alvino baru saja mengalami kecelakaan dan saat ini sedang ditangani oleh dokter di ruang operasi.." ucap orang tersebut.
"Apa?!! Alvino kecelakaan?! Dan sekarang dia sedang berada di rumah sakit?!" ucap Wijaya terkejut.
"Iya pak benar..." ucap orang tersebut.
Wijaya menggeleng tak percaya.
"Gak mungkin... Alvino gak mungkin kecelakaan.. dia gak mungkin kecelakaan... dia baru saja makan malam bersama dengan kami.. gak mungkin dia kecelakaan!!" ucap Wijaya.
Tut.
Wijaya pun memutuskan sambungan secara sepihak. Ia mengusap wajahnya kasar.
Vita yang mendengar semua itu pun terkejut dan meneteskan air matanya.
"Alvino mas... Alvino kecelakaan... hiks.." ucap Vita terisak.
.....
Airin yang mendengar semua itu pun terkejut.
'Apa?? Kak Alvino kecelakaan?? Bagaimana bisa?? Apa ini alasannya kenapa perasaan dan pikiran aku gak tenang sejak tadi memikirkan kak Alvino??' ucap Airin di dalam hatinya.
'Alvino kecelakaan?? Apa sejak tadi Airin melamunkan soal Alvino?? Dia mencemaskan Alvino??' ucap Raffael di dalam hatinya.
....
"Kita ke rumah sakit sekarang, Vit.. Ayo... San, urus pembayaran makan malam ini.. kamu silahkan pulang dengan taksi.." ucap Wijaya lalu membawa Vita pergi dari sana.
"Pi.. Ta-tapi.... Argh!!! Kenapa sih kalian tuh selalu saja semau kalian?!" gerutu Sandra kesal.
'Semoga aja kecelakaan ini membuat lo mati, Al! Supaya gak ada lagi saingan gue di keluarga ini!! Supaya gue gak lagi merasa terancam karena keberadaan lo dan posisi lo yang merupakan anak kandung, sedangkan gue hanya anak angkat!' ucap Sandra di dalam hatinya.
Matanya melotot tajam, menahan emosinya.
.....
"Kak, aku udah kenyang makannya... lebih baik kita pulang aja sekarang... aku juga takutnya ibu sudah pulang.. kasihan kalau sampai ibu harus nungguin aku di teras.. ibu pasti capek.." ucap Airin.
'Aku tahu rin.. bahwa apa yang kamu katakan hanyalah alibi kamu untuk bisa pulang dan kembali larut dalam pikiran kamu tentang Alvino.. bukan karena udah kenyang, atau pun karena ibu kamu...' ucap Raffael di dalam hatinya.
"Ya udah.. kita pulang sekarang ya...." ucap Raffael.
Airin pun mengangguk.