Follow my ig : @lizakarennita01
Please support this novel...
Tinggalin powerstone, tambahkan cerita ini ke library kalian dan jadilah pembaca yang aktif..
...
Airin duduk diam di dalam kamarnya. Ia benar-benar mengunci dirinya di rumah setelah pulang sekolah. Ia menangis dan terus menangis mengingat kejadian pembullyan yang dilakukan oleh murid-murid kaya yang ada di sekolah elite tersebut.
Airin membaringkan tubuhnya dengan posisi telungkup. Ia menangis sesenggukan. Hatinya benar-benar sakit karena dicaci, dimaki, dihina dan ditindas seperti itu hanya karena dirinya miskin.
"Hiks... Hiks... aku memang miskin tapi itu bukan berarti mereka berhak untuk menginjak-injak harga diri aku.. hiks.. aku juga punya hati, punya perasaan.. aku sakit hati ya Allah.." monolog Airin disertai isak tangisnya.
"Siapa sih yang mau terlahir di antara keluarga yang hidupnya serba pas-pasan dan sulit seperti ini??? Gak ada yang mau... Kalau aku bisa memilih, aku juga gak mau hidup miskin seperti ini ya Allah.. hiks.." racau Airin ketika menangis.
Di saat dirinya tengah sedih, kecewa dan terpuruk seperti ini, tiba-tiba ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk di sana.
Drrrrttttt.....
Airin segera mengusap air matanya dan melihat ponselnya untuk bisa mengetahui siapakah orang yang sedang menghubunginya.
"Kak Raffael.." gumam Airin. Airin pun lalu menerima panggilan dari Raffael tersebut.
"Ya kak..?? Assalamualaikum.." ucap Airin pada Raffael di seberang telepon.
"Waalaikumsalam rin.. Rin.. kamu ada di mana sekarang?? Di rumah kan??" ucap Raffael.
"Hmm iya kak.. kenapa kak?" ucap Airin.
"Aku mau ke rumah kamu.. boleh kan rin?" ucap Raffael.
"Hmm boleh sih kak.. tapi memangnya kakak gak sibuk?? Bukannya tadi kakak gak datang ya ke sekolah karena ada urusan pekerjaan dengan papanya kakak?" ucap Airin.
"Enggak kok.. aku gak sibuk.. aku akan selalu ada waktu untuk kamu.. pacar aku.." ucap Raffael sedikit menggombal.
Airin tersenyum.
"Terima kasih kak.." ucap Airin.
"Iya sama-sama rin... ya udah aku tutup teleponnya ya.. aku jalan sekarang ke sana.. kamu baik-baik ya di rumah.. tunggu aku datang.." ucap Raffael.
Airin pun mengangguk.
"Iya kak.. Airin tunggu.." ucap Airin.
"Assalamualaikum.." ucap Raffael.
"Waalaikumsalam kak.. hmm hati-hati ya kak.." ucap Airin.
"Iya pacar.." ucap Raffael dengan kekehan kecil.
Tut.
Sambungan telepon pun terputus.
Airin memeluk ponselnya.
"Terima kasih ya Allah.. karena Engkau telah mengirimkan pada hamba seseorang yang sebaik kak Raffael.. yang selalu ada kapan pun di saat aku butuh dan yang selalu peduli sama aku.. makasih ya Allah.." monolog Airin merasa terharu.
.....
Pikiran Alvino saat ini benar-benar kacau karena kejadian pagi tadi saat di sekolah.
"Apa gue salah jika gue menuruti kemauan Airin untuk menjauhi dia? Apa gue salah?? Kenapa sih posisi gue selalu aja salah?? Kapan coba gue benernya?? Kapan?!" monolog Alvino dengan emosi.
"Seandainya waktu itu lo gak bicara seperti itu sama gue, rin.." gumam Alvino.
#Flashback On..
Tok Tok Tok....
Alvino mengetuk pintu setelah dirinya mendengar percakapan dengan penuh tawa di antara Airin dengan Raffael. Dan mengetahui dengan jelas melalui indra pendengarannya sendiri bahwa Raffael dengan Airin telah resmi menjadi sepasang kekasih.
Airin dan Raffael yang mendengar suara pintu rumah diketuk pun langsung terdiam.
"Siapa ya kak yang kira-kira bertamu??" ucap Airin.
"Aku juga gak tahu sih rin.. tapi ya udah yuk kita periksa sama-sama ke depan.." ucap Raffael.
Airin pun mengangguk. Mereka berdua pun lalu bangkit dari duduk mereka.
"Ayo kak.." ucap Airin.
Raffael pun mengangguk dan mereka berdua kemudian melangkahkan kaki mereka menuju pintu utama rumah.
"Kak Alvino..." ucap Airin.
"Lo?! Ngapain lagi lo ke sini, ha?! Belum puas lo nyakitin Airin dengan ucapan-ucapan yang keluar dari mulut lo?! Belum cukup?!" ucap Raffael tersulut emosi.
"Gue ke sini bukan untuk mencari masalah kok.. justru gue hanya ingin meminta maaf sama Airin.. gue sadar diri kalau gue udah salah dan ucapan gue memang sangat menyakiti hati Airin.. maafin gue ya, rin.. gue menyesal dan gue benar-benar gak bermaksud untuk melakukan hal itu sama lo.." ucap Alvino.
Airin terdiam sejenak.
"Aku udah maafin kakak kok.. tapi aku mohon sama kakak.. jauhi aku dan jangan pernah lagi kakak datang ke rumah ini.. aku sudah cukup sakit hati dengan ucapan kakak.." ucap Airin.
Deg!!
"Dan gue minta sama lo untuk jangan pernah lagi lo dekat-dekat sama Airin karena Airin adalah milik gue!! Kalau sampai nanti gue dengar lo mendekati Airin atau lo buat dia nangis dan sakit hati lagi, maka lo akan berurusan sama gue!" ucap Raffael dengan tatapan tajam pada Alvino.
"Oke kalau itu memang mau lo, rin.. gue gak akan lagi dekat-dekat sama lo, peduli sama lo dan gue gak akan pernah lagi urusin urusan lo atau pun apa pun masalah yang akan terjadi sama lo nanti.. karena ini semua memang keinginan lo.." ucap Alvino.
Airin hanya menunduk.
"Sekarang juga lo pergi dari sini!! Pergi lo!!" ucap Raffael emosi.
Airin lalu menggenggam lengan Raffael.
"Udah kak.. udah.." ucap Airin berusaha menenangkan Raffael.
Raffael pun mengangguk dan emosinya mulai sedikit mereda.
Alvino pun lalu pergi dari hadapan keduanya dan meninggalkan rumah Airin.
#Flashback Off.
"Maafin gue, rin.." gumam Alvino.
.....
Kini, Raffael telah tiba di depan rumah Airin. Dirinya pun segera turun dari mobilnya.
Tok Tok Tok...
Raffael pun mengetuk pintu rumah Airin.
"Assalamualaikum.." ucap Raffael seraya mengetuk pintu rumah Airin.
...
Airin yang berada di dalam kamarnya bergegas beranjak dari sana ketika mendengar suara ketukan pintu dan juga suara Raffael.
"Iya sebentar kak.." sahut Airin dari dalam seraya berjalan menuju pintu.
....
Ceklek!
Pintu pun dibuka dan menampilkan Raffael yang berada di sana.
Raffael mengukir senyum di depan Airin. Airin pun ikut tersenyum. Sungguh, senyuman Raffael itu seperti virus yang mudah sekali menyebar.
"Hmm silahkan masuk kak.." ucap Airin.
Raffael pun mengangguk.
"Thank you.." ucap Raffael.
Airin pun mengangguk. Lalu mereka berdua pun memasuki rumah Airin.
"Kakak duduk dulu ya.. aku mau buatin minum untuk kakak.." ucapan Airin.
"Hmm gak usah rin.. gak apa-apa kok.. gak perlu.. nanti kalau aku haus, aku bisa ambil sendiri kok.." ucap Raffael.
"Tapi kak.." ucap Airin merasa tidak enak.
"Udah.. gak apa-apa kok.. aku ingin berbicara sama kamu.." ucap Raffael.
Airin mengernyitkan keningnya bingung.
"Duduk dulu rin.. kita bicarakan ini pelan-pelan.." ucap Raffael. Airin pun duduk di sana.
"Mau bicara soal apa ya kak?" ucap Airin bingung.
Raffael tersenyum.
"Kamu jangan gugup seperti itu.. aku gak gigit kok heheh.." ucap Raffael yang gemas melihat wajah cemas Airin.
...
Maafkan Typo...
Thank You for Reading....
Please support this novel...
❤❤❤