Chereads / SULTAN FAMILY My Brother is My Bodyguard / Chapter 54 - LAMA-LAMA BISA GILA...

Chapter 54 - LAMA-LAMA BISA GILA...

Tak lama kemudian, mereka telah sampai disalah satu gedung entertain. Mereka pun segera masuk dan menemui manager Rachel yang sudah menunggunya.

"Kak Roy !" panggil Rachel saat melihat sang manager dan lalu menghampirinya.

"Sampai juga kamu. Cepat ganti baju sana." titah Roy pada Rachel.

"Elo ? Ngapain disini ?" ucap kaget Rafi saat menengok ke belakang.

"Sudah gue bilang, gue pasti bakal ngikutin Rachel kemanapun dia pergi."

"Leon ? Kamu kok disini ?" tanya seorang gadis yang berpakaian dress putih selutut.

"Waduh ! Badai petir ini mah." ucap Laura.

"Cocok tuh, ada nenek sihir sama pawangnya ." timpal Rafi sambil tertawa kecut.

Rachel pun selesai berganti pakaian dan keluar dari ruang ganti. Sempat terkejut saat melihat 2 orang yang paling ia benci berada disekitarnya.

"Eh, ada Musang. Ups !" ujar Rachel santai. "Maksud gue, baguslah . Mungpung ada lo, gue kasih pinjam dia hari ini aja buat elo. Eh, enggak deng . Setiap hari, atau mau selamanya juga boleh. Elo ambil aja, Nana. Thanks ya." Rachel pun bergegas ke ruang penata rias untuk dimake over.

Ya, gadis itu adalah Nana. Ia merasa bingung dengan sikap Rachel terhadap dirinya.

"What ?" Keningnya berkerut tanda tak mengerti apa yang dibicarakan Rachel barusan. "Dia pikir, Leon gue barang apa ?"

"Elo ngapain disini ?" tanya Leon.

"Gu-gue, gue ada kerjaan disini." jawabnya terbata bata. "Elo sendiri ngapain disini ?"

"Seperti yang elo lihat. Gue lagi temenin tunangan gue." jawab Leon pede.

"Mending elo temenin gue, daripada harus nungguin dia. Yang ada elo nanti malah cemburu." tukas Nana mengompori Leon.

"Maksud lo ?"

"Katanya tunangannya, masa elo gak tahu. Si Rachel kan ada pemotretan couple. Pasangannya sama cowok ganteng idaman para gadis." ungkap Nana membuat hati Leon semakin panas. "Untung saja gue gak tertarik. Karena dihati gue cuma ada kamu."

"Apa ? Pemotretan couple ? Ini gak bisa dibiarin."

Leon pun pergi meninggalkan Nana, dan berniat menyusul Rachel.

Sedangkan Rafa, Rafi dan Laura pergi ke kantin. Mereka menunggu pemotretan selesai sambil mengisi perutnya yang kosong.

"Elo mau makan apa ?" tanya Rafi pada Laura.

"Gu-gue, gak usah deh. Lagi gak mood makan." jawabnya dengan nada lirih.

Rafa yang memperhatikan Laura merasa ada yang aneh. "Tumben dia akur ?" pikirnya dalam hati.

"Loh, elo kenapa ?" tanya Rafi cemas ketika melihat wajah Laura sedikit pucat sambil memegang perutnya. "Elo sakit ? Kenapa gak bilang anjir ? Mau gue bawa kerumah sakit, klinik atau mana ?" ucapnya bertubi tubi.

"Gak usah, udah biasa kok." jawab Laura. "Ini hari pertama gue PMS. Perut gue emang lagi gak nyaman." terangnya.

Mendengar ucapan Laura, Rafa beranjak dari tempat duduknya menuju kasir kantin. Lalu kembali lagi dengan membawa segelas air putih hangat juga sebuah benda pipih yang berisi air hangat pula.

"Nih minum !" titah Rafa dengan wajah datarnya. "Pakai ini juga, biar perut lo enakan."

"Umh ! Thanks ya." ucap Laura seraya tak tahan menahan rasa sakit diperutnya.

"Biasanya juga cuek, kenapa tiba-tiba perhatian ?" sindir Rafi tak menyangka. Namun Rafa hanya membalas dengan tatapan matanya.

***

Disisi lain, Leon tengah sibuk mengawasi Rachel. Ia berpikir keras tentang apa yang harus dilakukannya jika benar Rachel melakukan pemotretan dengan cowok lain.

Pemotretan pun segera dimulai, Rachel sudah siap dengan penampilannya sesuai yang diminta oleh sutradara.

"Apa ? Dia lagi ?" ucap Leon geram sambil mengepalkan tangannya. "Kenapa harus dia sih ?" Wajahnya mulai memerah, hatinya mulai panas. Entah apa yang dirasakan saat ini, dadanya bergetar hebat seperti ingin meledak.

Ketika Rachel sudah berada diposisinya, Leon menarik tangan Rachel keluar dari lokasi.

"Lepasin, Leon ! Elo apa apaan sih, tarik-tarik tangan gue ?" pekik Rachel sedikit memberontak.

"Rachel ! Sudah aku bilang, aku gak suka lihat kamu dekat-dekat sama cowok lain. Apalagi sama dia." telunjuk Leon yang mengarah ke seorang cowok tampan dengan pakaian ala dokter.

"Elo mau gue bunuh ?" tekan Rachel dengan sorotan matanya yang tajam. "Ini pekerjaan gue, goblok ! Elo kagak usah ganggu." ucapnya geram.

"Heh kamu !" panggil Roy seraya menunjuk wajah Leon. "Kamu jangan mengacau ditempat ini."

"Siapa lo berani ngatur ngatur gue ? Gue ini tunangannya Rachel." ujar Leon bangga.

"BODO AMAT ! Mau kamu tunangannya, atau pawangnya, sekalipun peliharaannya saya tak peduli." sarkas Roy. "Mending kamu pergi dari sini, atau saya panggil security ? Oh, atau mau saya panggilkan BO-DY-GUARD nya Rachel ?" usirnya.

"Chel ! Tolong ngertiin aku Chel. Kamu kagak usah kerja seperti ini, aku bisa kasih apapun yang kamu mau."

"HEH LEON ! UANG LO TIDAK LEBIH BESAR DARI NOMINAL ANGKA DI KARTU KREDIT GUE ! Jangan bangga deh." tukas Rachel kesal dan benar benar tidak bisa tahan dengan sikapnya Leon.

Rachel pun meminta ponselnya yang dipegang oleh Roy. Lalu membuat panggilan kepada seseorang. Tanpa basa basi setelah tersambung dengan penerima telpon, Rachel langsung berbicara dengan nada keras.

📞"Oma ! Tolong oma urus keluarga Regar sekarang juga." perintahnya tanpa ampun.

"Chel please ! Jangan bawa bawa keluarga." ucap Leon memohon , namun tak Rachel pedulikan. Dirinya sudah benar benar muak terhadap Leon.

📞"Rachel tak suka kekacauan. Atau enggak ? Oma batalkan saja perjodohan ini." kecamnya sampai orang diseberang telpon tak berbicara apa-apa. Rachel pun menutup panggilannya.

"Rachel, aku minta maaf. Kamu jangan batalkan perjodohan ini, aku sayang kamu Rachel."

"Gue bisa GILA, LEON !" ketus Rachel. "Lama lama gue gila karena sikap lo."

Roy pun menunda pemotretan hari ini. Melihat wajah Rachel yang sudah kacau balau, ia tak ingin melanjutkannya. Dan memutuskan untuk mengadakan pemotretan esok hari.

***

Malam pun telah tiba. Cahaya rembulan mulai menyinari gelapnya langit Jakarta. Namun bintang enggan menampakkan dirinya. Entah dia tertutupi awan hitam, atau...

Sudahlah, Rachel saat ini sedang tak ingin berbicara karena ia sudah berada dialam mimpi dan terlelap dari tidurnya.

Waktu menunjukkan pukul 8 malam. Rio yang nampak bingung dengan Rachel bertanya tanya, sebab dirinya tak ikut ke tempat pemotretan dikarenakan sewaktu pulang sekolah ia harus menjemput Rey kesekolahnya.

"Kenapa si baby bear ? Tumben jam segini udah pelor." tanyanya pada Rafa dan Rafi.

"Biasalah, ulah si kamvret." jawab Rafi kesal. "Gue herman deh sama tu anak."

"Heran Rafi, heran." potong Rio.

"Iya pokoknya itulah. Kenapa selalu bikin rusuh mulu sih hidupnya anjir ? Gue gak pa-"

Drrrttt... Drrrtttt...

Tiba tiba ponsel Rafa berdering. Ada satu panggilan yang masuk dan tertera nama OMA RERE dilayar ponselnya. Rafa pun langsung mengklik tombol hijau.

📞"Assalamu'alaikum oma." sapa Rafa.

📞"Waalaikum salam." jawabnya. "Ada apa dengan Rachel ? Ada kekacauan apa dirumah ?" tanya Rere menuntut.

📞"Maaf oma. Tapi semua ini ulah Leon."

📞"Apa yang telah dia lakukan sampai Rachel marah besar ?

Rafa pun menceritakan apa yang sudah terjadi selama dua hari ini dan mengadukan perbuatan Leon pada Rere.

📞"Kalau begitu, oma akan hubungi keluarga Regar.

📞"Baik oma."

Blip... Sambungan pun terputus alias Rere sudah mengakhiri panggilannya.

"Oma paling bersikeras menjodohkan Rachel, tetapi dia juga orang yang paling gak suka dengan kekacauan." kata Rio. "So, menurut kalian apa yang bakal terjadi pada keluarga Siregar?"

"Entahlah." jawab Rafi tak mau berpikir.

"Gue sih berpikir sesuatu ." timpal Rio. "Tapi tebakan gue mungkin hanya 56% mengarah ke hal yang dianggap paling penting oleh keluarga Siregar. jelasnya berteka teki.

"Maksud lo ?" tanya Rafi yang tak paham.

Rio hanya memicingkan senyumannya dan membuat Rafa, Rafi penasaran dengan tebakannya.

★★★★★

°°°Hai sahabat SulFam ! Semoga kalian masih setia sama ceritaku . Hayoo... Menurut kalian, tebakan Rio apa sih ? Jadi penasaran kan... Makanya ikuti terus ceritaku... Oh iya, jangan lupa tambahkan koleksi kalian ya :)°°°