**Flashback On**
Disebuah gedung tempat pembukaan perusahaan baru milik Siregar, keluarga Winata sedang asyik menikmati hidangan yang disediakan. Mereka diundang untuk memeriahkan acara. Juga sebagai investor pertama untuk perusahaan Pt. Regar.
"Selamat ya, Pak Regar." ucap Bram memberi selamat.
"Terima kasih pak Bram, semua juga berkat pak Bram." timpal Regar. "Mari kita bersulang untuk merayakannya." Merekapun bersulang bersama rekan yang lainnya.
Tak lama kemudian, Bram bertemu dengan salah satu rekan bisnisnya yang bernama Wijaya. Mereka berdua mengobrol ditempat lain.
"Saya gak menyangka, kalau William pergi secepatnya itu." ucap Wijaya.
"Iya, saya juga masih gak percaya. Apalagi beliau meninggalkan banyak hutang sampai 5 miliyar." timpal Bram. "Padahal perusahaan dia baru saja mendapat penghargaan dari Graha Rekso."
"Kematiannya sungguh tak diduga. Dia bunuh diri dengan cara melompat dari lantai paling atas diapartemennya. Lalu, bagaimana masalah perjodohan dengan anak dari William ?"
"Anak William meninggal seminggu yang lalu. Dan setelah itu, istri William pergi entah kemana bersama anak bungsunya." jelas Bram.
"Apa perjanjiannya bakal kamu tepati, Bram ?" tanya Wijaya penasaran.
"Saya akan tepati perjanjian itu, sampai saya bisa menemukan istri dan anaknya William."
Percakapan mereka telah didengar oleh Rafa, cucu pertama dari Bram. Ia tak sengaja mengupingnya sebab ia duduk dimeja sebelah Bram. Namun ia tak berpikir bahwa itu perjodohan Rachel.
**5 Bulan Kemudian**
Beberapa bulan kemudian, keluarga Siregar mengundang keluarga Winata untuk bersilaturahmi. Kedua keluarga tersebut saat ini menyandang gelar orang paling terkaya diIndonesia. Apalagi saat ini, mereka menjadi rekan bisnis.
"Alhamdulillah ya, sekarang perusahaan pak Regar semakin maju." ucap Rere memuji.
"Alhamdulillah, semua ini berkat kerja keras saya juga berkat bantuan dari pak Bram." ujarnya. "Sekali lagi saya ucapkan banyak terima kasih pada pak Bram dan keluarga."
"Sama-sama pak Regar. Itu sudah menjadi kewajiban seorang rekan."
"Ngomong-ngomong, bukannya cucu pak Bram ada 5 ya ?" tanya Lydia kepo.
"Oh iya, cucu saya ada 5. Tetapi yang 3 orang tidak bisa ikut karena ada acara disekolahnya." jawab Bram. "Ini cucu pertama saya, namanya Rafa. Dia anak kembar, kebetulan kembarannya sedang bersama yang lain. Yang ini cucu bontot saya, namanya Rey." ucapnya sejelas jelasnya.
"Wah, cakep cakep. Seru kayaknya kalau dirumah ya, banyak cucu pasti ramai." kata Lydia.
"Alhamdulillah, saya juga bersyukur. Cucu cucu saya pada akur." timpah Rere. "Apalagi Rafa, dia seorang kakak yang paling penyayang dan selalu jagain semua saudaranya. Terutama sama yang perempuan." ucap Rere membanggakan.
"Oh, ternyata ada yang perempuan." tukas Lydia. "Bagaimana kalau kita jodohkan dengan anak saya ?" tanyanya tanpa basa basi.
"Mmm , sebenarnya...
"Boleh." potong Rere cepat membuat Bram dan yang lainnya terkejut.
"Maksud kamu apa?" bisik Bram pada Rere. "Kita sudah berjanji pada mendiang William akan menjodohkan anaknya." tekan Bram.
"Sudahlah, jangan kamu ingat lagi. Lagian William sudah gak ada. Istrinya juga belum tahu kabarnya dimana." Bram pun geleng kepala mendengar ucapan Rere sang istri.
**Flashback Off**
"Jadi, semua ini memang oma yang melakukannya ?" tanya Rachel memastikan setelah Rafa menceritakan semuanya.
"Iya, oma berpikir kalau kamu berjodoh dengan anak dari keluarga Regar hidup kamu pasti terjamin." jelas Rafa lagi.
"Loh, bukannya keluarga kalian nomor 1 ya ?" timpah Laura. "Apa enggak sebaliknya ?"
"Ya mungkin, karena keluarga Regar nomor 2." celetuk Rafi yang diakhiri tawa.
"Emangnya elo tahu, anaknya om Williiam ?" tanya Rachel pada Rafa.
"Gue belum pernah bertemu. Tapi kata eyang, om William punya 2 anak laki-laki semua. Yang pertama usianya selisih 2 tahun dari kita, lebih tua. Dan yang bungsu mungkin seumuran sama kita."
"Berarti, gue harus cari keberadaan jodoh gue. Supaya gue terbebas dari kandang singa."
"Gak semudah itu Fergusooo !" timpah Rafi.
"Aih ! Kenapa ?" tanya Rachel heran.
"Bagaimana jika nanti elo bertemu sama jodoh lo, jodoh lo itu hidupnya miskin karena perusahaan om Willi kan sudah bangkrut?"
"Ah elah, kan eyang sudah berjanji. Janji itu harus ditepati." tukas Rachel.
"Iya eyang, tapi oma gak bakal ngerestuin elo."
***
Sepulang sekolah, Rachel langsung mantengin laptopnya. Ia mencari sesuatu di mbah google. Rachel menelusuri berita kasus bunuh diri 5 tahun yang lalu. Dan Rachel pun menemukan 1 artikel yang berjudul "Pengusaha Roberto William ditemukan tewas bunuh diri diapartemennya."
Ia langsung membuka artikel tersebut. Namun tak banyak penjelasan kronologisnya seperti apa. Yang ada hanya ungkapan hati dari seorang istri. Dia berpendapat bahwa suaminya tidak mungkin melakukan hal konyol seperti bunuh diri.
"Kenapa beritanya tidak jelas ?" ucap Rachel bertanya tanya. "Kalau gak salah, tante Lydia itu dulunya asistennya om Willi. Kalau perusahaan om Willi bangkrut, kenapa tante Lydia dan om Regar bisa menyandang gelar orang terkaya nomor 2 ? Sedangkan mereka baru mulai menjalankan bisnisnya."
"Woi ! Ngelamun aja elo." teriak Laura mengagetkan Rachel yang sedang berpikir.
"Gila lo ! Gue sampai kaget." ujar Rachel.
"Lagi ngapain sih elo ?"
"Lagi cari jodoh digoogle." jawabnya bikin ngakak. "Sepertinya kematian om Willi ada yang janggal deh." lanjutnya.
"Elo cari kasus bunuh diri itu ?" tanya Laura yang dibalas anggukan oleh Rachel. "Kenapa gak elo tanya sama om Haris, bukannya dia pengacara ?"
"Kasus itu ditutup seminggu setelah kejadian, dan polisi mengatakan bahwa itu murni bunuh diri." jelas Rachel.
"Well, kenapa istri dan anaknya kabur meninggalkan kota ini ?"
"Entahlah, om Haris tak berhasil mendapatkan fakta yang sebenarnya."
Rachel dan Laura pun asyik mengobrol dikamar. Sedangkan Rafa, Rafi dan Rio sibuk dengan ponselnya masing masing seraya berkumpul dikamar Rafa.
"Fa, sepertinya gue tertarik apa yang sudah Rachel katakan." kata Rafi membuat Rafa mengerutkan keningnya.
"Tentang kasus om Willi apa soal si Singa ?" tanya Rio penasaran.
"Dua-duanya." sahut Rafi. "Kenapa juga oma ancam keluarga Regar bakal cabut investasinya hanya karena masalah Rachel dan si kamvret ?"
"Sepertinya tante Lydia juga lebih mengkhawatirkan perusahaannya colaps ." timpah Rio.
Rafa pun terdiam dan memikirkan sesuatu.
**Flashback On**
"Pintar kamu Regar." ucap pria paruh baya.
"Semua sudah diatur." kata Regar. "Tidak ada yang tahu persis kejadiannya seperti apa." jelasnya.
"Istri kamu juga sungguh hebat, membuat skenario yang sangat mulus." puji pria tersebut.
"Tinggal satu langkah lagi, dan tunggu tanggal mainnya."
Dari dalam bilik toilet, sorang anak laki-laki tengah menguping pembicaraan kedua orang dewasa tersebut. Meskipun dirinya tak memahami.
**Flashback Off**
"Fa, Rafa !" panggil Rafi namun Rafa terus melamun.
"Apa om Regar ada hubungannya dengan kematian om Willi ?" gumam Rafa tak sadar.
"WHAT !?" pekik Rafi membuat Rafa terkejut dan membuyarkan lamunannya. "What do you say ?"
"Apa lo ingat sesuatu ?" timpah Rio bertanya.
"Ya, gue ingat sesuatu." timpal Rafa. "Gue ingat percakapan 2 orang pria dewasa saat ditoilet sebuah hotel 5 tahun yang lalu." Dan Rafa pun mulai bercerita.
"Dulu gue gak paham apa yang sedang dibicarakan om Regar." lanjut Rafa setelah bercerita. "Tapi jika diingat kembali, percakapan mereka sepertinya ada kaitannya dengan kematian om Willi." jelasnya.
"Lalu apa yang bakal elo lakukan dengan semua ingatan elo ?" tanya Rio.
"Seru nih, jika kita mengungkit masa lalu yang tak pernah terungkap." tukas Rafi.
"One, kita harus tahu cerita aslinya seperti apa. Two, cari orang terdekat mendiang om Willi. Three, baru kita cari keberadaan tante Luna. Setelah itu kumpulkan semua cerita." Rafa pun memberi pengarahan.
"Kita minta bantuan om Hamzah. Siapa tahu dia punya berkas kasus om Willi." ujar Rafi.
"Boleh juga tuh."
★★★★★
°°°Seru kayaknya kalau mereka menjadi detektif. Jadi pengen ikutan deh :) Yuk ! Yang penasaran, jangan lupa pantengin terus cerita SulFam. Thanks for reading.°°°