Chereads / SULTAN FAMILY My Brother is My Bodyguard / Chapter 55 - FAKTA MEGEJUTKAN...

Chapter 55 - FAKTA MEGEJUTKAN...

Pagi harinya, Rachel ijin tak pergi kesekolah. Ia akan kembali melakukan pemotretan yang tertunda kemarin sore. Ia hanya menitipkan beberapa tugas sekolah yang harus dikumpulkan hari ini. Setelah itu Rachel pergi dengan dijemput oleh Roy.

Dalam perjalanan, Rachel hanya sibuk memainkan game diponselnya. Roy sesekali menengok ke samping Rachel.

"Chel !" Roy pun mengawali pembicaraannya.

"Hemm." sahut Rachel sembari terus menatap layar ponsel.

"Soal kemarin ?"

"Gak usah bahas itu." ketus Rachel memotong ucapan Roy.

"Bukan gitu, aku heran aja. Dia benaran tunangan kamu ?"

"Bukan, dia bukan tunangan Rachel. Tapi, tunangan nya oma." bisik dia sambil tertawa kecil.

"Ebuseettt ! Kok bisa gitu ?"

"Kan oma yang jodohin."

***

Berbeda dengan Leon, pagi ini dia mendapat teguran dari Regar sang ayah. Bukan hanya dia seorang, tetapi keluarganya juga. Mereka mendapat tekanan dari keluarga Winata, lebih tepatnya dari Rere.

Kekacauan yang dibuat Leon akhir-akhir ini, membuat keluarga Winata marah karena aduan Rachel. Apalagi menyangkut masalah perjodohan.

"Mom's ! Rachel itu tunangannya Leon. Wajar dong kalau Leon cemburu." ketus Leon pada Lydia.

"Cemburu macam apa itu ?" tanya Lydia. "Apa yang harus kamu cemburuin ?"

"Leon gak suka mom. Rachel itu terlalu dekat sama cowok lain."

"Rachel itu kan seorang model, Leonardo. Pokoknya, mom's gak mau tahu. Kamu jangan bersikap berlebihan. Kalau kamu sayang, kamu harusnya dukung dan buat dia buka hati buat kamu." Lydia pun menasehati putra kesayangannya.

"What do you know ? Perusahaan daddy hampir colaps gara-gara ulah kamu." timpal Regar.

"Apa hubungannya dad ?" tanya Leon tak mengerti.

"Kamu gak perlu tahu. Yang penting sekarang, kamu harus bisa jaga emosi kamu, tahan rasa cemburu kamu terhadap Rachel. Jangan sampai keluarga Rachel membatalkan perjodohan."

Leon semakin bingung, kenapa masalah cintanya dikaitkan dengan masalah perusahaannya ? Dirinya mulai bertanya tanya dengan semua itu.

"Ingat ! Jangan berulah lagi." tekan Lydia mengingatkan.

Waktu pun begitu cepat berlalu. Dengan segera, Leon menenteng ransel dan pergi ke sekolah. Wajahnya begitu muram, tak ada semangat atau gairah pada dirinya. Ia pun sedikit kasar melajukan mobilnya.

***

Menjelang sore, Leon menemui Rachel dikediamannya sepulang sekolah. Ia ingin berbicara empat mata. Sebab, hari ini Rachel tak masuk sekolah.

📩 "Aku didepan rumah kamu."

Sebuah pop up pesan muncul dilayar ponsel Rachel. Ia pun segera turun ke bawah.

"Wae ?" tanya Rachel datar setibanya didepan dan berdiri ditiang rumah. Seseorang pun keluar dari dalam mobil lalu menghampirinya.

"Aku cuman sebentar kok. Aku ingin berbicara dengan kamu." katanya dengan tatapan serius.

"Bicaralah."

"Soal kemarin, aku minta maaf. Aku benar benar minta maaf." pintanya. "Aku akui, aku salah. Dan mulai saat ini sampai seterusnya, aku bakal mendukung apapun yang kamu lakukan."

"Apa yang sebenarnya mau elo katakan, Leon ?" tanya Rachel yang menyadari ada seseuatu yang lain yang diinginkan dari orang itu.

"Aku cuma minta sama kamu, ini soal kita. Kamu gak perlu bawa-bawa keluarga sampai mau menghancurkan perusahaan daddy." ungkapnya.

"Maksud elo ?"

"Perusahaan daddy colaps gara-gara masalah aku sama kamu, Chel."

"Hubungannya apa, Leon ?"

"Aku juga tidak mengerti, Rachel. Tapi oma mencabut semua investasi disemua perusahaan daddy." jelasnya.

"I don't care !" tukas Rachel. "Itu sama sekali gak ada hubungannya sama gue."

"Daddy aku marah besar, Rachel. Aku minta kerja samanya sama kamu. Aku janji, aku gak bakal buat masalah lagi." ucapnya berjanji.

"Udahlah, gue capek. Gue mau istirahat." ujar Rachel seraya beranjak pergi dan masuk kedalam rumah.

"Chel. Rachel !"

***

Waktupun sudah berganti. Usai makan malam, Rachel dan yang lainnya sedang berkumpul diteras atas menikmati suasana malam.

Seperti biasa, Rachel tengah sibuk bersama game diponselnya. Jika hari-hari biasa, Rachel jarang bermain dengan squadnya. Ia akan bermain solo atau teman yang lainnya yang ada digame.

Akhir-akhir ini Rachel sering mabar dengan Sweet Devil, teman barunya digame. Dirinya merasa senang jika bermain dengannya. Walaupun orang itu tak pernah berbicara di microfon sekalipun aktif.

💬"Mau mabar sampai jam berapa ?"

"Bentaran lagi." ucap Rachel.

💬"Kenapa ?"

"Banyak tugas aku, gara gara gak masuk sekolah tadi." jawabnya lagi walaupun orang itu hanya kirim chat.

💬"Kamu sakit ?"

"Enggak, aku ijin ada keperluan."

💬"Oh, okay."

💬"Selamat nugas."

"Thank you."

Tak lama kemudian, Rachel keluar dari game. Lalu mengajak Laura untuk pergi masuk kamar dan segera mengerjakan tugas dan menyalin catatan milik Rafa.

"Elo tadi berbicara digame sama siapa ?" tanya Laura kepo.

"Pengen tahu aja, atau pengen tahu banget ?" tanya balik Rachel iseng.

"Ish ! GAK-JA-DI !" ucap Laura menekan.

"Ya udah." timpal Rachel seraya lanjut menulis. "Na ?" sambungnya.

"Apa ?" Laura sudah pasrah dengan panggilan Rachel terhadapnya. Ia tak mempersalahkannya lagi.

"Mmm... Apa pendapat lo tentang hubungan perjodohan keluarga dengan sebuah perusahaan ?" tanya Rachel sedikit serius. Meskipun dirinya fokus dengan bukunya.

"Pendapat gue sih, biasanya kalau sebuah keluarga yang keturunannya dari konglo kayak keluarga lo mengadakan perjodohan dengan keluarga yang setara, otomatis ada hubungannya dengan perusahaan mereka." jawab Laura.

"Ck ! Jangan bawa keluarga gue juga kali." decak Rachel.

"Iya kan sekedar contoh, Rachel." timpal Laura lagi. "Jadi, dari dua keluarga tersebut akan mendapat keuntungan masing masing dalam perusahaannya."

"Tapi gue kayak ada yang janggal gitu." ucap Rachel.

"Maksudnya ?"

"Sudahlah, gue ngerjain tugas dulu." ujarnya tak melanjutkan. " Keburu ngantuk gue."

***

Esok harinya, saat sedang sarapan pagi. Rachel nampak masih memikirkan sesuatu yang seharusnya tak ia pikirkan.

"Bang Rafa ?" panggil Rachel. "Menurut elo, apa yang oma pikirkan tentang perjodohan gue sama si Leon ?" pertanyaan Rachel membuat semua orang mengerutkan keningnya. Tak paham dengan apa yang dibicarakan oleh Rachel.

"I don't know." jawab Rafa singkat.

"Apa oma punya alasan ? tanya Rachel lagi. "Fi, menurut lo gimana ?"

"Bukannya alasannya sudah jelas. Mereka sudah lama membuat sebuah perjanjian." jawab Rafi.

"Jangan bahas disini." tukas Rafa. "Kalian lupa, ada cctv yang mengawasi kita. Lanjutkan ini diRooftop sekolah."

"Okay."

***

Hari ini, hari Rabu. Sebelum masuk kelas, Rachel pergi ketoilet sebentar. Lalu bergegas masuk ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi.

Kaget bukan kepalang, Rachel tersentak saat masuk kelas ia mendapati Laura tengah duduk di kursi tepat depan meja miliknya.

"Fauna, elo ngapain dikelas gue ? Bukannya bel udah bunyi ?" tanyanya seraya duduk dikursinya. Dan Laurapun malah terkekeh.

"Chel, emangnya elo gak tahu ?" tanya Nadin heran.

"Tahu apa ?"

"Iya, si Laura kan sudah jadi murid kelas 1.A. Kemarin dia dipindahkan langsung oleh kepala sekolah." jelas Salsa.

"What ? Are you serious ?" tanya Rachel memastikan pada Laura dan langsung dijawab oleh anggukan kecil. "Kenapa gak bilang ?"

"Sur-prise !" ucap Laura senang.

"Atas dasar apa, elo pindah kelas ?"

"Oma yang suruh." timpal Rafi.

Rachel pun merasa senang sekali sampai jingkrak-jingkrak membuat kehebohan sendiri dikelas.

Tak lama dari itu, jam pertamapun dimulai. Kelaspun menjadi hening, semua murid fokus memperhatikan guru yang sedang menerangkan didepan kelas.

***

Bel istirahat berbunyi 5 menit yang lalu, tetapi Rachel dan yang lainnya tidak pergi ke kantin melainkan pergi ke tempat biasa mereka kumpul yaitu rooftop.

Rooftop menjadi tempat favorit mereka ketimbang taman sekolah. Ditambah lagi guru tidak mengijinkan semua murid untuk berada dirooftop. Namun karena mereka murid dari keluarga pemilik sekolah, guru memperbolehkannya.

"Sepertinya gue merasa ada yang janggal deh dengan perjodohan ini ?" ungkap Rachel.

"Elo kenapa selalu bahas ini sih Chel ?" tanya Laura.

"Memangnya kenapa ?" timpah Rafi.

"Iya, gue ngerasa bukan karena soal perjanjian mereka. Tapi..."

"Keluarga Siregar tidak ada hubungannya dengan perjanjian." celetuk Rafa memotong perkataan Rachel. "Sebenarnya perjanjian awal bukan dengan keluarga mereka. Tetapi dengan keluarga William." jelasnya membuat semua orang terkejut mendengar ungkapannya.

"William ? Elo tahu dari mana bang ?" tanya Rachel penasaran.

"Waktu itu...

★★★★★

°°°Ayyoyyooo... ada fakta apa ya dibalik perjodohannya Rachel ? Hmmm... lanjut gak, lanjut gak, lanjutlah masa enggak :)°°°