Chereads / SULTAN FAMILY My Brother is My Bodyguard / Chapter 26 - SIDANG JESSI MEMBAWA CINTA...

Chapter 26 - SIDANG JESSI MEMBAWA CINTA...

"I-i-itu , itu bukan gue ." sangkal Jessi dengan nada gemetar .

"Bagaimana dengan mereka ? Masih mau ngelak ?" tanya seorang perempuan yang tiba tiba masuk keruangan bersama dua orang pria dewasa .

"Ka-ka-kalian ?" gumam Jessi pelan .

"Jessi ! Keterlaluan kamu !" ucap seseorang dengan suara berat yang terdengar cukup familiar ditelinganya.

"Haa !? Pa-pa-papah ?" ucapnya kaget ketika melihat seorang laki laki separuh baya masuk ke dalam ruangan .

Laki laki itu menghampiri Jessi , lalu..... PLAKK !!! Laki laki itu mengangkat dan mengayunkan lengannya hingga mendarat dengan mulus dipipi kiri milik Jessi . Tamparan yang sempurna .

"AW !" pekiknya merintih kesakitan . "Papah ! Kenapa papah tampar aku ?" tanyanya heran .

"Kamu masih tanya kenapa ?" tanya Justin dengan emosi .

Ya , beliau adalah Justin Rider . Orang tua dari Jessi Aurora yang merupakan seorang designer terkenal di kota Bandung .

"Pah , i-i-itu bukan aku pah . Papah percaya kan sama aku ." ucapnya memelas .

"Perbuatan apalagi yang telah kamu perbuat Jessi ?" tanya seorang laki laki muda yang datang bersama Justin .

"Je-Je-Jerry ? Kamu Jerry kan ?" tanya gadis culun . Jerry pun mengernyitkan alis nya seraya menatap gadis culun tersebut . Lalu gadis itu membuka kepangan rambut dan kacamatanya yang membuat Jerry terkejut .

"Ma-Maureen ? Benarkah kamu Maureen ?" tanyanya yang langsung mendapat anggukkan dari gadis culun itu .

"Ya , aku Maureen . Kakak dari seorang gadis yang telah dibully oleh manusia biadab seperti dia ." tegas Maureen .

"Jadi , elo bukan gadis itu ?" tanyanya . "Kak ! Please kak ! Kak Jerry sayang kan sama aku . Kakak harus percaya sama aku ." Jessi pun meminta kakaknya untuk mempercayai dirinya .

"Bodoh kamu Jessi !" kata yang dilontarkan Jerry membuat Jessi terlonjak kaget . Sebab sang kakak tak pernah berkata seperti itu sebelum nya . Yang Jessi tahu , kakaknya sangat menyayangi dirinya .

"Apa ? Kakak bilang aku bodoh ?" tanya Jessi tak percaya .

"Hanya karena cinta , kamu nekat membuat anak orang mati karena ulahmu . Adik macam apa kamu ?" ungkap Jerry .

"Kak ! Aku gak bunuh dia kak . Dia itu mati karena bunuh diri ." ucanya menekan .

"Enteng banget lo ngomong !" tukas Maureen .

"Kenapa kakak gak belain Jessi ? Please kak , Jessi mohon ." pintanya .

"Oh ! Jadi kamu penyebab kematian anak saya ?" tanya seorang perempuan setengah tua yang baru saja tiba .

"Bu Sarah ?" gumam Justin .

"Mamah ? Mamah kok ada disini ?" tanya Maureen heran , tetapi ia diacuhkan .

"Pak Justin ! Saya kecewa sama Anda !" pekik sarah , orang tua dari Maureen .

"Maafkan anak saya bu , saya sama sekali tidak tahu persoalan ini ." ucap Justin meminta maaf .

Semua orang pun sontak kaget saat Sarah dan Justin saling mengenal . Maureen pun tak percaya jika orang tuanya berteman dengan orang tua dari seseorang yang telah membuat dirinya kehilangan adik satu satunya .

"Sebenarnya saya tidak ada niatan untuk memperpanjang masalah ini . Sebab , ini semua tidak akan bisa mengembalikan nyawa anak saya ." terang Sarah .

"Tapi Bu , saya akui perbuatan anak saya sungguh sangat tidak terpuji ." ujar Justin . "Saya akan menghukumnya ." lanjutnya .

"Apa ini ulah kamu Maureen ?" tanya Sarah .

"Iya mah ." jawab Maureen . "Aku pindah dari Tiongkok ke Indo hanya untuk balas dendam . Maureen gak bisa biarin ini mah . Masa iya , orang yang sudah membuat Alisa menderita dibiarkan hidup tenang begitu saja ." tegasnya .

"Ibu , bapak , adek adek sekalian . Dimohon untuk tetap tenang . Ini kantor polisi , bukan studion sepak bola ." lerai Irjen Hamzah menenangkan . "Karena waktu sudah malam , biarkan kasus ini saya dan anggota kepolisian lainnya yang urus . Sementara , non Jessi dan kedua pria itu saya tahan dulu , untuk dimintai keterangan lebih lanjut lagi . Silahkan kalian boleh pulang ." titahnya dengan tenang .

"Pah ! Jessi gak mau disini pah . Tolong Jessi pah ." ucap Jessi memohon dan merengek . Namun Justin tak berkata apa apa . "Kak Jerry ! Tolongin aku , aku mau ikut sama kakak aja . Aku gak mau disini ." Jerry pun hanya menggeleng kepalanya , lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut .

Jam menunjukkan hampir pukul 11 malam . Rachel dan yang lainnya pun pamit pulang terlebih dahulu terhadap Irjen Hamzah dan keluarga Maureen juga keluarga Jessi . Tetapi tidak dengan kedua keluarga tersebut . Justin Rider sengaja mengajak Toni dan Sarah ke sebuah kafe untuk sekedar mengobrol . Dan merekapun membahas soal perkara Jessi .

Disisi lain , Maureen dan Jerry mengobrol ditempat yang berbeda . Mereka memang sudah saling mengenal sejak dari sekolah dasar . Sarah adalah teman kerja Justin sewaktu Justin masih di Jakarta . Namun usia Maureen terpaut 2 tahun lebih muda dari Jerry . Saat ini Jerry sedang kuliah disemester 4 .

"Kamu , kapan balik dari Tiongkok ?" tanya Jerry mengawali pembicaraan .

"Masih baru kok ." jawab Maureen datar . Jerry pun tertawa kecil mendengar jawaban datar dari Maureen . "Kenapa tertawa ?" tanyanya .

"Ternyata masih sama ." sahut Jerry .

Maureen pun menghela nafas dengan kasar . Ia berpikir apa tindakan nya berlebihan terhadap Jessi ? Seandainya dia tahu dari awal kalau Jessi adalah adik dari teman masa kecilnya , mungkin dia tidak akan bersikeras untuk balas dendam .

"Reen ? Kok bengong ?" tanya Jerry . "Are you ok ?"

"Aku minta maaf kak ." ucap Maureen menunduk .

"For what ?" tanya balik Jerry heran , lalu tersenyum seakan mengerti apa yang dimaksud Maureen . "Kamu tidak perlu minta maaf , justru seharusnya aku dan keluarga yang meminta maaf atas perbuatan Jessi ." ungkapnya .

"Kalau saja aku tahu Jessi itu adik kakak , mungkin aku gak bakalan bertindak sejauh ini ."

"Reen , tindakan kamu itu tidak salah . Jessi lah yang salah , sudah membuat adikmu menderita ."

"Oh iya , kakak tahu dari mana kalau Jessi dibawa ke Jakarta ?" tanya Maureen yang baru ingat kenapa Jerry bisa sampai tahu .

"Dari Rio . " jawabnya . "Dia kirim aku pesan di Instagram . Awalnya minta bantuan , tapi ternyata..." Jerry menggantung ucapannya .

"Rio ?" potong Maureen , ia pun mengerutkan keningnya .

"Iya , anak yang tadi bersama kalian ." jawabnya lagi .

"Oh , itu . Iya , aku ingat ." balas Maureen . "Mmm... Sepertinya kakak sudah mengenali Rio ?"

"Ya , aku sudah mengenalnya sejak dia masih SMP . Aku juga mengenal ayahnya ." jelas Jerry yang hanya dibalas anggukan kecil oleh Maureen . Mereka pun saling mengobrol selama kurang lebih satu jam sejak keluar dari kantor poilisi .

**2 Hari Kemudian**

Selasa pagi , keluarga Toni dan juga keluarga Justin akan menghadiri meja hijau di kejaksaan Agung diJakarta . Ya , hari ini Jessi dan kedua tersangka lainnya akan melakukan sidang terkait kasus tindakan kekerasan dan asusila yang dilakukannya .

Pukul 10.00 WIB , sidang akan dimulai . Maureen pun hadir dipersidangan tersebut sebagai penuntut Jessi . Rio juga hadir membawa beberapa orang gadis remaja yang pernah menjadi korban tindak kekerasan yang dilakukan seorang Jessi .

Beberapa jam kemudian , sidang pun telah usai dan berjalan dengan lancar . Mahkamah konstitusi memutuskan bahwa Jessi terpidana hukum selama satu tahun dan harus mendekam dipenjara . Sedangkan kedua pria yang melakukan tindak asusila terhadap gadis dibawah umur terpidana selama aatu tahun lebih .

Jessi pun menangis dan berlutut dihadapan Maureen , ia meminta dan memohon untuk mencabut tuntutan terhadapnya . Dan ia berjanji tidak akan melakukan tindakan seperti itu lagi dan akan belajar merubah sikap dan perilakunya agar lebih baik .

Tetapi sakit hati yang dirasakan oleh Maureen tidak dapat mengubah keputusannya . Hukumannya pantas diberikan agar Jessi jera , pikirnya . Dengan begitu dirinya bisa hidup lebih tenang tanpa ada rasa bersalah dan penyesalan terhadap adiknya yang sudah bahagia disurga sana .

"Semoga elo lebih tenang disana de ." gumamnya pelan . "Gue lakukan semua ini demi elo . Gue sayang sama elo ."

"Aku juga sayang kamu ." ucap Jerry tiba tiba . Maureen pun menoleh kebelakang .

"Kak , kak Jerry ?" ujarnya kaget . Jerry pun tersenyum padanya .

"A-ku-sa-yang-ka-mu ." ucap Jerry sekali lagi .

"A-a-apa ?" Maureen hanya bingung dan tak menyangka dengan apa yang diucapkan oleh Jerry . Orang yang selama ini ia anggap teman ternyata menyukai dirinya . Padahal Maureen juga mempunyai perasaan yang sama sejak lama .

Tetapi ia tak berani mengungkapkannya , sebab selama ini ia pikir kalau Jerry telah menganggap dirinya sebagai seorang adik. Ia pun membalikkan badannya , lalu tersenyum sumringah . Kini dadanya merasakan getaran yang hebat . Ia tak tahu harus berbicara apa , ucapan Jerry membuat lidahnya menjadi kelu .

"Udah , jadian aja ." sindir Rio yang ternyata menguping ucapan Jerry terhadap Maureen .

"Rio !" ujar Maureen kalap dan gugup dihadapan Jerry . Wajahnya terlihat kian memerah menahan rasa malu .

"Ternyata , cewek yang gue anggap sangar ini bisa terlihat manis juga ." gumam Rio yang membuat Jerry tertawa kecil .

"Ck ! Shut up Rio !" ketus Maureen . "Bay the way , thanks ya udah bantuin gue ." ucapnya berterima kasih .

"Well come ." balas Rio . "Kalau gitu , gue balik ya . Duluan bang ." pamitnya kepada Jerry . Kemudian pergi meninggalkan Maureen dan Jerry diparkiran kantor Kejaksaan .

"Rio !" panggilnya lagi . Rio yang sudah berada jauh dari hadapan Maureen pun menoleh kebelakang . "Sampaikan rasa terima kasihku pada yang lain ." ucapnya yang langsung dibalas dengan senyuman manis milik Rio . Lalu masuk ke dalam mobil dan bergegas meninggalkan pekarangan Kejaksaan .

Maureen yang sedang dimabuk kasmaran dibuat salah tingkah oleh Jerry . Hari ini mereka berdua memang ijin sehari untuk tidak masuk sekolah dan kuliah . Maka dari itu , Maureen bisa pergi hangout dengan Jerry sebelum Jerry balik ke Bandung .

"Kak !" panggil Maureen . Jerry pun menoleh seraya menyetir mobil . "Mmm... Yang diucapkan tadi , itu beneran apa cuma bercanda ?" tanyanya gugup .

"Sebenarnya... Aku sudah lama menyukaimu ." ungkap Jerry . "Tapi aku gak berani ngungkapin karena aku takut salah dengan perasaan ini ." jelasnya . "Kenapa , kamu keberatan ?" tanya balik Jerry .

"Euh... Eng-enggak kok , aku gak keberatan ." jawabnya kikuk . "Aku kira..." Maureen pun menggantung ucapannya membuat Jerry menunggu dan hanya mengernyitkan alisnya . "Kakak cuma anggap aku hanya sebatas adik saja ." lanjutnya .

"Awalnya memang seperti itu , tetapi saat berada didekatmu aku merasa bahwa aku mempunyai perasaan lebih terhadapmu . Sampai akhirnya aku memastikan sendiri , bahwa ketidak hadiran dirimu membuatku menjadi gelisah ." ungkap Jerry jujur . "Apalagi saat aku tahu kamu pergi ke Tiongkok ."

Maureen hanya tersenyum tersipu malu , ia tak menduga bahwa Jerry memiliki perasaan yang sama . Dan pada saat itu juga Maureen mengungkapkan perasaan nya agar tidak ada kata penyesalan lagi .

"Aku , a-a-aku , aku juga menyukai kakak ." ucapnya cepat .

"Apa , apa , apa ?" tanya Jerry seakan akan tidak mendengar ucapan Maureen . Maureen pun merasa sebal karena harus mengulang kata katanya lagi , padahal dirinya sedang dilanda malu mengungkapkannya . Mau tidak mau ia harus mengatakannya sekali lagi . Lalu Maureen membuka jendela mobil , dan langsung berteriak sekencang kencangnya keluar jendela .

"AKU SANGAT MENYUKAIMU JERRY !" teriak Maureen menekan . Jerry pun tertawa kecil melihat tingkah Maureen yang bisa dibilang jarang bertingkah manis dan manja didepan orang banyak .

"Aku memaafkanmu Jessi ." batinnya . "Terima kasih telah mempertemukanku dengannya . Tapi maaf , kamu harus tetap menanggung resiko atas segala perbuatan mu ."

★★★★★

•••Aduh , aduh ! Rachel cs memang Top markotop deh . Bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik , sesuai janji mereka . Sepertinya bakalan seru deh kalau mereka jadi detektif :) Hhaa... Jangan lupa dukung terus ya cerita SULFAM !•••