Chereads / SULTAN FAMILY My Brother is My Bodyguard / Chapter 25 - KOTA BANDUNG...

Chapter 25 - KOTA BANDUNG...

Yups ! Rachel dan yang lainnya sedang dalam perjalanan menuju Bandung si kota Kembang . Mereka berencana akan menginap disalah satu hotel mewah milik Adriana . Di kota Bandung juga ada beberapa bisnis keluarga dalam bidang properti maupun yang lainnya .

So , mereka tidak perlu khawatir jika ingin berlibur dikota Bandung . Sebab bukan hanya tempat untuk beristirahat saja , tetapi restoran , kafe , tempat wisata , bahkan butik dan salon sampai sarana olahraga pun dimiliki oleh keluarga Winata dibeberapa daerah di Bandung . Wih ! Enak banget kayaknya jika termasuk anggota Sultan .

Setelah menempuh perjalanan cukup lama , akhirnya mereka pun sampai disebuah hotel mewah dengan struktur bangunan bergaya khas Italia . Ini bukan yang pertama kalinya cucu Sultan berkunjung ke hotel yang dikelola oleh Adriana . Maka dari itu , mereka cukup menghubungi Manager hotel untuk menyiapkan kamar dan melayani selama dihotel . Sebab semua pelayan dan pekerja yang lainnya sudah mengenali satu sama lain dengan para anggota keluarga Winata .

**Di Hotel**

"Bang , gue laper nih ." ucap Rachel saat keluar dari mobil yang baru saja sampai diparkiran hotel .

"Yaudah , kita ke resto dulu ." titah Rafa seraya mengunci mobil . Lalu pergi meninggalkan parkiran .

Hotel yang sempurna dengan fasilitas lengkap cukup membuat para tamu betah dan nyaman berada dihotel mewah nan elegan tersebut. Rafa memilih resto yang berada di rooftop agar bisa makan sambil menikmati pemandangan kota Bandung dimalam hari .

Waktu menunjukkan pukul 20.00 WIB . Mereka menikmati suasana dirooftop yang menyuguhkan pemandangan cantik dan hawa udaranya yang sejuk .

"Gila ! Keren banget anjim !" gumam Rachel memuji sambil berswasfoto .

"Pakai jaket lo !" ucap Rafa seraya melempar hoddie pink kesayangan Rachel yang langsung ditakis olehnya. "Udara disini cukup dingin , emang lo tahan cuma pakai kaos tipis kayak gitu ?" umpatnya .

"Ya elah , ini Bandung Bro ! Bukan Kutub Utara ." sarkas Rachel . "Lagian gue gak alergi dingin Bambang !"

"Iye , gak alergi . Lama lama entar masuk angin baby bear ." timpah Rafi .

"Ck ! Pada berisik anjim !" ketus Rachel . "Iya , iya . Bawel banget sih." ucapnya cemberut sambil memakaikan hoddienya .

"Jadi gimana nih ?" lanjut Rafi . "Rencana lo apaan , Yo ?" tanyanya.

"Udah , lihat aja besok ." jawab Rio santai tanpa melihat lawan bicaranya .

"Jangan yang aneh aneh , lo ." ujar Rafa mengingatkan .

"Enggak ! Gak aneh aneh kok . Elo tinggal lakuin apa yang gue suruh aja ." timpahnya .

Usai menikmati makan dan yang lainnya , kini mereka pergi menuju kamar yang telah disiapkan oleh pelayan . Mereka akan beristirahat dan tidur setelah membersihkan badan .

***

Keesokan harinya , waktu telah menunjuk pukul 5 pagi . Mereka telah bersiap untuk melaksanakan shalat subuh berjemaah dikamarnya . Setelah itu , mereka akan bersiap pergi untuk melaksanakan misinya .

Pukul 08.00 WIB , mereka bergegas menuju suatu tempat sesuai yang direncanakan Rio . Sesampainya di tempat yang dimaksud , Rio menyuruh Rafa untuk segera beraksi .

"Bang ! Bisa gak bentaran lagi gitu misinya ." ujar Rachel tiba tiba .

"Maksud lo ?" tanya Rio heran .

"Gue masih ingin menikmati suasana kota Bandung ." jawab Rachel .

"Heh , Baby bear ! Kita kesini bukan mau liburan ." tukas Rafi . "Kalau gak karena misi , mana bisa kita berada disini ." lanjutnya.

"Woi ! Debat mulu ." timpal Rio . "Gue kan cuma nugasin ama si Rafa doang . Kenapa jadi kalian yang ribut ?" umpat Rio kesal . "Emangnya elo pengen pergi kemana lagi ?" tanyanya .

"Gue pengen ke Kafe Moccha dong ." ucap Rachel memelas .

"Yaudah , yaudah ." tukas Rio . "Tunggu target datang dulu , baru pergi ."

"Hah !? Beneran ?" tanya Rachel memastikan yang langsung mendapat anggukkan dari Rio.

"Lah terus , gue gimana ?" tanya Rafa .

"Ya , elo disini lah bang ." ejek Rafi sambil terkekeh .

"Ck ! Sial !" gerutu Rafa .

"Udah , elo tenang aja . Gue bareng elo kok ." ujar Rio .

"Entar dulu deh , maksudnya gimana sih ? Gue kagak paham ." ucap Rachel kebingungan .

"Ya , gue sama elo pergi ke kafe dodol ." timpal Rafi .

"Hah , kok ke kafe dodol sih ?" tanya Rachel makin bingung . "Sejak kapan nyokap buka kafe dodol ?"

"Hadeuh !" Rafi pun membuang nafas kasar. "Terserah elo deh ." ucapnya pasrah .

"Udah , mending kalian pergi aja sekarang ." tukas Rio .

"Terus pulangnya , gue jemput lagi gitu ?" ujar Rafi .

"Gak usah , kalian langsung balik Jakarta aja ." sahut Rio .

"Oh , oke !"

***

**Di Jakarta**

Waktu berjalan begitu cepat . Tenggelamnya matahari telah menunjukkan bahwa malam akan tiba . Pukul 17.30 WIB , Rafa dan Rio sudah kembali dikota Jakarta . Termasuk Rachel dan Rafi . Saat ini mereka sedang berada dikantor polisi bersama Irjen Hamzah dan seseorang yang berhasil Rafa bawa ke Jakarta . Mereka akan melakukan pemeriksaan terhadap seseorang itu setelah orang tersebut sadar dari pingsan nya. Sebelum mengintimidasi , mereka melaksanakan shalat terlebih dahulu karena adzan maghrib telah berkumandang .

***

Perlahan seseorang itu membuka matanya , lalu menatap langit langit ruangan . Seketika matanya mengitari setiap sudut ruangan , lihat ke kiri dan ke kanan . Ia pun akhirnya bangun dan merubah posisinya dari tidur menjadi duduk , kemudian menyandarkan punggungnya disandaran sofa .

"Gu-gue , gue dimana ?" gumamnya seraya memijat keningnya karena merasa sedikit pusing . "Hah !? Kantor polisi ?" betapa terkejutnya saat dirinya membaca tulisan disebuah spanduk yang menempel di dinding ruangan .

"Ke-kenapa gue dikantor polisi ?" tanyanya heran . "Bukannya tadi....." iapun mengingat ingat apa yang terjadi pada dirinya . "Apa yang bocah itu lakukan ?" umpatnya.

Tak lama kemudian , masuklah seorang gadis remaja dengan penampilan culun . Rambutnya sebahu yang dikepang dua dengan kacamata bulat bening , dan juga dress pink motif bunga yang dikenakannya membuat seseorang itu lebih terkejut .

"AAAHHHH ! HANTUUU !" teriaknya histeris ketakutan . Suaranya yang cempreng khas perempuan pun keluar dengan lantang . Dan akhirnya perempuan tersebut kembali tak sadarkan diri .

Sedangkan gadis yang culun tersebut , tertawa puas melihat perempuan itu berteriak ketakutan .

"Yah , pingsan lagi deh ." gumam Rachel . "Makin lama kan nginterogasinya."

"Siram aja pakai air garam ." sahut perempuan culun tersebut . Ucapannya mampu membuat semua orang tertawa kecuali Rafa .

"Eh tapi , gimana cara elo bawa dia ke Jakarta , Yo ?" tanya Rachel kepo . Rio pun langsung bercerita .

**Flashback On**

BRAAKK !!!

"Eh sorry !" ucap Rafa meminta maaf saat dirinya menabrak seorang gadis berambut sebahu disebuah taman seraya berjongkok untuk mengambil beberapa buku yang jatuh karenanya .

Saat Rafa memberikan bukunya kembali , seseorang itu menatap Rafa lekat lekat . Ketika disapa pun , orang tersebut hanya bengong .

"Hellow !" ucap Rafa seraya melambaikan tangannya tepat depan mata orang itu . "Mbak !" panggilnya lagi sambil menepuk pundaknya . Orang tersebutpun kaget dan sadar dari lamunannya .

"Ah iya !" ujarnya . "E-elo , elo... Rafa kan ?" tanyanya ragu . "Apa elo Rafi ?"

"Euh , sorry ! Siapa ya ?" tanya balik Rafa .

"Gu-gu-gue , gue Jessi ." jawabnya sambil senyum sumringah . "Elo masih ingat kan ? Kita pernah satu SMP di Jakarta ." jelasnya yang hanya dibalas oh saja oleh Rafa . "Elo lagi ngapain disini ?" tanyanya lagi .

"Gabut aja ." jawabnya datar .

"Bareng siapa ? Sendirian ?" gadis itupun antusias sekali saat bertemu dengan Rafa .

"Gak ." jawab Rafa yang slalu tak ada ekspresi .

"Oh , pasti rame rame kan ?" ujar gadis tersebut . "Tapi yang lain pada kemana ?"

"Gue lagi mau beli minuman ." timpal Rafa.

"Oh gitu , kebetulan banget dong . Gue juga lagi cari yang jual minuman ." ungkapnya . "Boleh bareng gak ?"

"Gak . Kalau mau , lo tungguin aja di bangku sana." kata Rafa sambil menunjuk salah satu bangku taman dimana ada Rio yang sedang duduk sendirian .

"Mmm... Boleh deh . Makasih ya ." ucapnya yang lalu pergi menghampiri Rio.

Tak lama kemudian , Rafa pun datang dengan membawa 3 cup minuman . Mereka bertiga pun mengobrol seraya menikmati suasana ditaman tersebut .

Matahari yang mulai naik ke atas membuat hawa berubah jadi sedikit panas . Udara pun tak lagi sejuk , melainkan terasa sangat gerah . Setelah lama mereka ngobrol , tiba tiba gadis itu merasa sedikit pusing karena posisi duduknya tepat menghadap cahaya matahari .

"Elo kenapa ?" tanya Rio yang memperhatikan gadis itu .

"Gak tahu nih , tiba tiba aja gue merasa pusing ." jawabnya sambil memegang keningnya .

"Elo sakit ? Gimana kalau kita anterin elo pulang ?" saran Rio .

"Ya udah , boleh deh ." timpalnya . Saat hendak ia berdiri , tiba tiba gadis itu tak bisa menyeimbangkan tubuhnya . Kemudian terjatuh hingga tak sadarkan diri . Untung saja Rio berhasil menahannya supaya tak jatuh ke tanah . Dan akhirnya Rio memboyong gadis itu masuk ke dalam mobil Jeep milik Irjen Hamzah , Lalu membawanya pergi jauh dari taman dan meninggalkan kota Bandung .

**Flashback off**

"Oh , jadi kalian dibantu Om Hamzah ." ujar Rachel saat Rio selesai bercerita . "Bisa juga kalian berakting."

"Apa sih yang enggak kita bisa ?" ucap Rio sombong . "Iya gak , Fa ?" tanyanya yang hanya dibalas dengan tawa kecil Rafa .

"Ih , pede banget lo ." ketus Rachel .

Waktu menunjukkan pukul 7 malam . Mereka masih menunggu gadis itu sadar diruangan milik Irjen Hamzah .

"Woi ! Bangun lo !" teriak Rachel tepat ditelinga gadis itu , namun tetap saja tak membuat sadar gadis tersebut . "Anjim ! Nih cewek pingsan apa lagi latihan mati ?" umpatnya kesal . "Pegel gue nungguinnya ."

"Nih , gue ajarin cara bangunin orang pingsan ." ujar gadis culun .

BYUURRR !!! Gadis culun itu menyiramkan satu gelas air yang sudah dikasih garam terhadap gadis yang tak sadarkan diri . Dan ternyata , siramannya mujarab . Gadis tersebut mengerjap ngerjapkan matanya .

"Hah ! Sadar juga tuh ." kata Rafi . "Dikasih mantra apa tu aer ?" iseng Rafi .

"Gila ! Lo pikir gue dukun ?" sarkas gadis culun tersebut .

Saat terbangun , gadis itu pun kembali berteriak usai melihat gadis culun . Lalu menyembunyikan wajahnya dibalik badan Rafa yang memang sudah duduk di sofa bersama gadis tersebut .

"HANTUU !!!" teriak gadis itu . "Pergi lo ! Pergi !" usirnya . Gadis culun yang berdiri tepat dihadapannya pun segera keluar dari ruangan Irjen Hamzah .

"Jess ! Udah Jess ! Gak ada hantu disini ." ucap Rafa menenangkan sambil mengusap pundak gadis tersebut .

Ya , gadis itu adalah Jessi . Orang yang sudah hampir seminggu mereka cari . Kalau bukan karena terhalang sekolah , mungkin sehari atau dua hari Rio bisa melacak dengan cepat keberadaan gadis buronan itu .

"Ta-ta-ta , tapi..." Jessi pun perlahan memberanikan diri untuk melihat orang orang disekitaran ruangan tersebut .

"Kenapa takut hantu ?" tanya Rafa usil . " bukannya elo juga masih sodaraan ?"

"Hah ? Maksud lo apa ngomong kayak gitu ? Elo ngatain gue setan ?" ketus Jessi kesal . "Tunggu..."ucapnya lagi seraya melirik ke kanan dan ke kiri , memperhatikan Rafa dan Rafi . "Ini sebenarnya , Rafa yang mana Rafi yang mana sih ?" tanyanya bingung . Sebab pakaian yang dipakai mereka berdua memang sama . Mulai dari pakai celana pendek berwarna hitam , hoddie putih sampai topi putih .

Mendengar ucapan Jessi , Rafi pun tertawa kecil seraya berdiri dari sofa , lalu menghampiri kembarannya yang sedari tadi berdiri diambang pintu ruangan . Bukan hanya Jessi saja , tetapi yang lain pun juga ikut bingung .

Author be like : Hayyo , tebakin kuy :)

"Wah ! Jangan jangan , yang tadi bareng gue bukan Rafi ?" tukas Rachel ikut bingung.

"Gue Rafa !" katanya dengan nada bicara bergaya khas Rafa . "Eh bukan , gue Rafi ." lanjutnya dengan nada ciri khas Rafi sambil terkekeh .

Jessi pun membelalakkan matanya , bingung tak menentu melihat tingkah kedua cowok kembar itu .

"Ck ! Udahlah , gak penting itu mh ." kata Rafi lagi. "Yang penting , sekarang lo ikut gue !" tekan Rafi lalu membawa Jessi ke sebuah ruangan khusus diikuti oleh Irjen Hamzah dan si gadis culun .

"Lepasin !" ucap Jessi berontak . "Lepasin tangan gue !" Ia berupaya melepas tangannya dari cengkraman Rafi , namun tak berhasil .

"DIAM LO KUNTIL !" Bentak Rafi . Rafi pun sedikit melempar tubuh Jessi ke dinding ruangan saat tiba ditempat yang dituju .

"Sit down ." titah Rafi pelan seraya menunjuk sebuah kursi yang tersedia lengkap dengan mejanya .

"What ? Elo nyuruh gue ?" umpat Jessi .

"SIT DOWN !" Rafi pun membentaknya lagi dengan aura wajah yang sedikit menyeramkan , yang langsung dituruti oleh Jessi .

"Elo ngapain sih bawa gue kesini ? Ini ruangan apa lagi ? Gue salah apa ? Kenapa lo bawa gue ke kantor polisi ?" tanya Jessi menuntut .

Tanpa basa basi , Jessi pun langsung disuguhi sebuah pertunjukan video yang hot dari laptop milik Rio . Cuplikan yang ditunjukan membuat Jessi tak mengerti .

"Masih mau nanya , salah lo apa ?" tanya gadis culun yang baru saja masuk ke dalam ruangan terasebut.

"E-el-elo , elo bukannya udah mati ? Ke-kenapa hidup lagi ?" tanya balik Jessi yang mengira gadis culun itu adalah seseorang yang mirip dengan temannya dulu . Ralat , bukan teman tapi seseorang yang ia kenal.

"Oh , jadi benar ? Kalau lo kenal sama Alisa Putri ." tanya gadis itu dengan sedikit menginterogasi .

"A-A-AL-ALISA PUTRI ?" ucap Jessi gugup. "Gu-gu-gue , gue kak kenal dia ." jawabnya terbata bata.

"Oh , gak kenal ya ." sindir gadis tersebut . Lalu memutarkan video sebelumnya dengan lengkap . "Kalau orang ini , apa elo kenal ?" tanyanya lagi .

Sontak Jessi sangat terkejut ketika melihat tayangan video dirinya bersama tiga orang lainnya . Yakni , Alisa Putri dan dua orang pria dewasa yang gak diketahui identitasnya.

"I-i-itu , itu bukan gue ." sangkal Jessi dengan nada gemetar.

"Bagaimana dengan mereka ? Masih mau ngelak ?" tanya seorang perempuan yang tiba tiba masuk ke ruangan bersama dua orang pria dewasa yang mirip dengan orang yang ada divideo tersebut .

Kepanikan Jessi pun makin bertambah , kaget bukan kepalang . Ia sama sekali tidak punya alasan lain untuk menghindar . Matanya pun membulat seakan ingin keluar dari sarangnya , ia terdiam tanpa kata seperti judul lagu milik grup band asal Indonesia.

"Ka-ka-kalian ?"

★★★★★