***
Gasendra POV
Melihatnya yang tengah duduk di atas ranjang dengan kedua tabib di sisinya membuat hatiku sedikit ragu. Apalagi keraguan itu dikuatkan dengan pandanganku yang sudah mengabur sejak beberapa hari lalu karena kurang tidur.
Sulit bagiku untuk menebak mana yang mimpi dan mana yang kenyataan. Karena saat mataku tertutup, mimpi buruk kehilangannya dan mimpi baik jika dia sadar selalu hadir secara bersamaan.
Namun, aku tidak mau berdiam saja memandangnya dari depan pintu. Aku ingin datang dan memeriksanya walau ini hanya di dalam mimpi.
Kakiku berjalan menghampirinya yang tengah menatapku juga. Aku duduk di atas ranjang, tepat di sisinya dan menatapnya seperti yang aku inginkan.
"Gasendra?"
Ya Tuhan... bahkan jika ini mimpi, suaranya terlalu mirip.
"Kau sakit?" Yah... sepertinya aku sakit. Sudah lama aku tidak tidur nyenyak dan malah mengubur diri dalam tumpukan tugas. Apa saat kehilangan ibu, ayah juga merasakan putus asa yang tak berujung seperti ini?