"Dia berkata aku bisa kembali, tapi entah kapan waktunya. Dan aku juga bisa dibawa menuju kebahagiaan bersama Tuhan. Aku takut... aku takut, Gasendra.... Aku takut kalau Tuhan memilih untuk membawa jiwaku agar bahagia bersama-Nya. Dan aku juga takut kalau ternyata aku terjebak di ruangan putih tanpa ujung itu dalam waktu yang sangat lama."
***
"Membayangkan itu membuat dadaku sesak dan aku memutuskan untuk tidak berlari mencari jalan keluar lagi, tapi terus berdoa, menangis, tertidur, dan mempertanyakan sudah berapa hari aku terjebak di sini."
Mata Arunika mulai berkaca-kaca. Saat itu dia benar-benar takut tidak ada harapan lagi untuk kembali. Tangan Gasendra merengkuhnya dan bibirnya menciumi kepalanya.
"Bahkan kau melakukan hal terbaik yang bisa kau lakukan saat itu," pujinya.