Chereads / Astral : Seed of Chaos / Chapter 4 - Dimulainya pelatihan ini (2)

Chapter 4 - Dimulainya pelatihan ini (2)

Ketika seluruh dunia berkembang menuju era Mistral. Banyak sekali dampak yang terjadi. Salah satunya adalah seni bela diri. Sebelum memasuki era Mistral, seni bela diri kurang peminat. Namun, setelah era Mistral seni bela diri berkembang dengan pesat berbagai gaya unik diciptakan. Setiap pelatih seni bela diri saling bertengkar untuk menunjukan gaya bela diri siapa yang lebih hebat.

Di era Mistral ini, sejatinya ada satu hal yang diketahui banyak praktisi seni bela diri. Yaitu seni bela diri yang paling cocok adalah seni bela diri terbaik bagi setiap individu. Seseorang dengan keunggulan pada kekuatan mereka secara alami harus memiliki gaya bertarung yang mencerminkan kekuatan tersebut.

Begitu pula dengan keunggulan fisik yang di dapatkan Ronald dari Zio. Sebagai kucing, Zio memiliki Kecepatan gerak, kecepatan reaksi, kepekaan indra, ketepatan gerak, dan kelenturan tubuh.

Gaya bertarung, dan seni bela diri yang dipelajarinya pun harus mencerminkan keunggulan aspek tersebut.

Namun, sebelum masuk pada penerapan gaya bertarung Ronald harus terlebih dahulu meningkatkan seluruh aspek fisik hingga batasnya.

Setidaknya itulah yang dikatakan Guru Zhao Lee padanya.

Setelah joging pagi, Ronald sarapan terlebih dahulu bersama Guru Zhao Lee dan Xiao Ning'er. Setelah itu, Ia mengikuti Guru Zhao Lee ke sebuah hutan.

Hutan itu merupakan hutan lebat yang ditumbuhi pohon-pohon dengan batang tebal dan bercabang. Jarak pohon dari pohon lainnya relatif jauh.

"Zhao Lee Sensei, untuk apa kita kemari?" tanya Ronald penasaran.

"Kita akan berlatih," jawab singkat Zhao Lee.

"Eh? Berlatih apa?"

"Kelebihan utama seekor kucing adalah kelincahan dan kecepatannya. Aku ingin kau memanjat pohon itu dengan kakimu saja lalu melompat dari satu pohon ke pohon lain," ujar Zhao Lee sambil menunjuk pada sebuah pohon.

Ronald mengamati pohon itu dan Melihat cabang pohon tersebut ada pada ketinggian yang lumayan. Jika ia memanjat hanya menggunakan kaki, rasa-rasanya sulit untuk mencapai cabang pohon itu.

"Sensei, itu ... Rasanya terlalu sulit."

Zhao Lee memicingkan matanya, "Apa kau pernah mencoba seberapa tinggi lompatanmu?"

Ronald kemudian ingat, ia tak pernah benar-benar mengetahui seberapa peningkatan yang ia alami dari sebelum menjadi Mistral hingga menjadi Mistral Pemula.

Ronald kemudian melompat dengan kemampuan maksimalnya. Tubuhnya langsung melesat ke atas. Ronald menatap sekelilingnya dengan tatapan kaget.

"Ketinggian ini ... Sekitar 3 meter," kata Ronald memperkirakan ketinggian lompatannya.

Setelah ia turun, Ronald langsung berlari sekuat tenaga....

"Whoaa–"

....lalu menabrak pohon.

Ronald yang tersungkur perlahan bangkit seraya merintih kesakitan. Sementara itu, Zhao Lee menggelengkan kepalanya.

"Huft, aku tak menyangka anak seorang Roman, salah satu murid jeniusku ternyata begitu bodoh. Kau bahkan tak bisa mengunakan kekuatanmu dengan benar. Pengendalian buruk, potensi tubuh tidak tercapai," ujar Zhao Lee yang menatap Ronald dengan putus asa.

"A-aw ... Sensei, aku tahu aku tak pandai mengenai Mistral ataupun bertarung. Oleh karena itu, ajarilah aku."

Ronald membungkukkan badannya.

Zhao Lee menghela nafas pasrah, "Kalau begitu mari kita mulai dari dasar terlebih dahulu. Hari ini aku ingin kau belajar mengendalikan kekuatanmu."

Setelah itu, Ronald berlatih berulang kali.

Ketika ia berlatih berlari dalam kecepatan penuh ia tersungkur dan menabrak pepohonan berulang kali, sebelum akhirnya ia bisa berlari dengan kecepatan penuh dalam rute lurus.

Ketika Ronald berlari, ia agak membungkuk agar angin tidak memperlambatnya. Ini seperti lari para ninja di serial kartun yang ditontonnya. Walaupun tak ada alat ukur, Ronald dapat memperkirakan kecepatan larinya adalah sekitar 60 km/jam.

Setelah ia berhasil dalam lari lurus Ronald mencoba berlari sambil berbelok belok. Sayangnya, ketika Ronald berlari dalam kecepatan penuh, ia tak bisa berakselerasi dengan sempurna dan menabrak pohon lagi.

Zhao Lee menggelengkan kepalanya melihat hal itu, "Kau harus menurunkan kecepatanmu jika kau ingin berbelok tajam seperti itu."

Ronald yang baru bangun mengelus kepalanya, "Tapi Sensei, aku ingin berbelok dengan kecepatan penuh! Aku tak ingin menurunkan kecepatanmu sedikit pun."

"Kalau begitu kau harus menemukan sebuah trik agar kau dapat melakukannya," kata Zhao Lee.

"Trik, ya?" Ronald merenungkannya. Ia kemudian ingat sebuah motor yang bergerak sangat cepat, akan memiringkan motornya ketika ada belokan. Mungkin ia bisa menirunya.

"Baik! Ayo kita coba!" ujar Ronald penuh semangat.

Namun....

"Kenapa?! Kenapa gagal?!" teriak Ronald frustasi.

"Motor dan manusia secara fisik berbeda. Tak mungkin kau menirunya," ucap Zhao Lee datar.

'Anak yang sangat payah. Huuft ... Walaupun begitu, kecepatan anak ini sangat hebat. Kecepatannya hampir setara dengan kecepatan seorang Mistral Amatir. Jika ia bisa mengendalikan kecepatannya, mungkin ... Tidak, kelihatannya ia akan gagal' Walaupun tak banyak bicara, Zhao Lee telah menganalisis Ronald dengan sangat hati-hati. Ia merasa Ronald adalah anak yang penuh potensi namun payah dalam mewujudkannya.

Di sisi lain, Ronald merasa putus asa. Jika persoalan kecil seperti ini saja dia tak bisa selesaikan, bagaimana dengan kedepannya?

[Kau sangat bodoh]

"Eh? Suara itu? Zio? Apa maksudmu hah?!" gumam Ronald geram.

[Kau memiliki sebagian dari kekuatan kucing agung ini. Bagaimana mungkin hal kecil seperti ini saja menghambatmu?]

Nada jengkel bercampur marah terdengar dari suara imut kucing berbulu itu.

Ronald cemberut. Ia kemudian berkata, "Kalau kau punya ide katakan saja."

[Berbeloklah seperti seekor kucing. Itu idenya.]

Seketika Ronald terdiam, ia menggumamkan kembali perkataan Zio. Sebuah ide muncul dalam kepala Ronald. Seringai panjang tercipta pada wajahnya.

Sebuah konsep berbelok layaknya seekor kucing. Ronald mendapat pencerahan dari perkataan Zio.

"Aku ... Aku tahu!" Ronald berteriak gembira. Ia langsung berdiri, bersiap untuk berlari.

Zhao Lee melihat Ronald dengan heran, "Apa yang sudah tau cara berbelok tajam tanpa mengurangi kecepatanmu?"

Ronald mengangguk pada Zhao Lee, "Benar, Sensei! Lihat saja."

Ronald mengambil ancang-ancang, kemudian ia berlari sekuat tenaga. Tak ada keraguan sedikit pun di matanya. Tekad yang kuat dan membara membakar semangatnya.

Sepuluh meter dihadapan Ronald adalah sebuah pohon yang ditandai sebagai tembok pembatas belokan. Tiga meter dari pohon itu Ronald melompat memijakan kakinya pada bidang vertikal batang pohon itu. Kemudian ia mendorong seluruh tubuhnya ke arah yang berbeda dengan kakinya, ia langsung menstabilkan posisinya hanya dengan satu pijakan lalu berlari kencang lagi.

Dari saat Ronald melompat hingga berbelok dengan pohon sebagai pijakan hanya membutuhkan waktu 2 detik. Begitu cepat hingga Zhao Lee terkejut melihatnya.

Mungkin karena merasakan euforia. Ronald tak berhenti berlari, ia malah dengan semangat berbelok-belok menggunakan pohon sebagai pijakan. Sesekali ia juga melompat dengan sangat tinggi.

"I-ini, ini sangat menakjuuubkaan!!" teriaknya ketika melompat di udara.

***

" ....Lalu boom! Aku menggunakan pohon sebagai pijakan! Hebat bukan?"

Ronald menceritakan kejadian siang tadi pada Xiao Ning'er dengan bersemangat.

Namun, Xiao Ning'er hanya menatapnya datar.

"Kenapa kau begitu bersemangat? Kau hanya belajar berlari dengan benar kan? Apa yang begitu hebat? Bahkan setiap murid disini dapat mengendalikan kecepatan lari maksimal mereka."

Sebuah ucapan pedas dan datar datang dari gadis dari benua timur tersebut.

Ronald langsung menundukkan kepalanya dengan hawa gelap yang mengelilinginya.

"Benar juga, orang payah dan tak berguna sepertiku memang terlalu norak. Seharusnya.... "

(Bayangin adegan Hashirama yang murung)

"E-eto ... Tapi itu sebuah progress yang bagus kan? Ini baru hari pertamamu berlatih! Kau harus bersemangat!" Xiao Ning'er yang menyadari ucapan pedasnya membuat down mental Ronald segera memberi semangat.

Ronald mengangkat kepalanya dengan bersemangat.

"Kau benar! Ini baru hari pertama. Seterusnya aku akan semakin kuat dan dalam enam bulan aku pasti akan melampauimu!" ucap Ronald dengan mata berbinar.

"Kalau yang itu jelas mustahil," ucap Xiao Ning'er.