Setelah Ronald sampai di rumahnya. Ia melihat beberapa polisi yang sedang melakukan pemeriksaan serta teman-temannya yang sedang duduk di ruang tamu.
Fred yang melihat Ronald tiba langsung menyambutnya.
"Ronald kamu akhirnya tiba."
"Fred, james, Howard, Lisa, Dust? Kalian semua disini?" kata Ronald menatap heran mereka semua.
"Yah, kami mendengar adikmu hilang jadi kami kesini untuk membantu," sahut Fred.
Howard melirik Ronald dan berkata, "Jangan salah paham, aku kesini hanya karena Yuna yang memintaku."
"Yuna?" tanya Ronald.
"Yuna juga ada disini, dia sedang di kamar ibumu. Ibumu tadi pingsan setelah mendengar Miura menghilang. Ah, juga ... siapa gadis di belakangmu?" jelas James.
"Ah, dia Xiao Ning'er, teman latihanku," ujar Ronald memperkenalkan gadis berambut ungu itu pada teman-temannya.
"Nama yang aneh, aku belum pernah mendengar nama seperti itu," kata Lisa dengan jujur.
"Ck, apa kau tak pernah memperhatikan pelajaran? Dari nama dan ciri-ciri fisiknya sudah jelas dia dari benua timur," ucap Fred kesal.
Lisa menatap marah pada Fred yang menghinanya.
Sementara itu James sepertinya lebih memperhatikan aspek fisik dari Xiao Ning'er.
Dust memicingkan matanya curiga, "Apa dia benar-benar hanya teman latihanmu?"
Ronald memutar matanya jengkel, ia mengabaikan pertanyaan Dust.
Howard menatap tajam pada Xiao Ning'er dan berkata pelan, "Dia ... sekuat Yuna."
Ronald yang mendengarnya agak terkejut melihat Howard mampu menilai kekuatan Xiao Ning'er. Ia berkata, "Benar ... Dia seorang Mistral Amatir sama seperti Yuna. Ngomong-ngomong dia juga akan mengikuti Ujian Masuk Akademi Mistral Vandrechia."
Semua orang langsung menatap kagum serta waspada mengetahui dia sekuat Yuna dan akan menjadi saingan mereka masuk ke Akademi Mistral Vandrechia.
"Sudahlah, aku mau menemui ibuku dulu. Ayo, Ning'er," ajak Ronald.
Xiao Ning'er menerima ajakan Ronald.
Mereka berdua pergi ke kamar ibu Ronald, Kazawa Mio. Kamar Kazawa Mio terletak dekat dengan ruang tamu.
Ronald membuka pintu kamar Ibunya. Nampak ibunya yang setengah berbaring dengan pipi basah sedang di suapi bubur oleh Yuna.
"Bunda? Kau tidak apa-apa?" tanya Ronald khawatir. Ia berjalan mendekati ibunya.
"Roron?" Mio terlihat kaget oleh kedatangan Ronald. Namun, ia segera menerkam Ronald dan memeluk anaknya itu dengan erat.
Suara isakan tangis ibu dua anak itu dapat dengan jelas Ronald dengar.
"Adikmu ... adikmu ... Ronald anakku tolong temukan adikmu! Bunda tidak mau kehilangan keluarga Bunda lagi setelah kehilangan ayahmu," ucap Mio yang sesekali diselingi cegukkan.
Ronald dengan tenang mengelus punggung ibunya. Ia mendengarkan semua ucapan ibunya sampai selesai lalu perlahan mendorong ibunya ke tempat ia tidur.
"Bunda, istirahat aja dulu. Urusan Miura kita serahkan sama Guardian. Mereka profesional yang sudah mengalami situasi ini berkali-kali. Kita hanya perlu mempercayai mereka," jelas Ronald dengan tenang.
Ibunya tersenyum mendengar perkataan Ronald. Kemudian Mio membaringkan kepalanya pada bantal lalu memejamkan matanya, mencoba untuk tidur.
Ronald mengajak Yuna untuk keluar dari kamar dengan menepuk bahunya pelan. Yuna yang mengerti kode Ronald mengikutinya keluar kamar Ibunya.
"Bukankah kau sedang berada di ibukota? Maaf merepotkanmu, " kata Ronald dengan tulus.
Yuna menggelengkan kepalanya, "Tidak ... Ini tidak merepotkan, kita kan teman tentu kewajiban ku untuk menolongmu."
"Ah begitu ya ... Kalau begitu aku berterima kasih padamu."
"Iya, sama-sama. Ngomong-ngomong siapa gadis di sampingmu?" tanya Yuna penasaran.
Ronald hendak memperkenalkannya namun ia dipotong oleh Xiao Ning'er.
"Namaku Xiao Ning'er, aku cucu dari Zhao Lee yang merupakan guru dari Ayah Ronald, Roman Dreviosch. Salam kenal," Ning'er mengambil inisiatif untuk memulai perkenalan lebih dahulu.
Yuna agak terkejut tapi ia dengan cepat menanggapinya lalu menerima salam dari Ning'er. "Aku Yuna Frediziche, teman Ronald sedari kecil," ucapnya dengan senyum.
Tak ada perselisihan atau keluhan diantara keduanya tetapi Ronald merasa seolah ada sesuatu yang terjadi.
"Aku dapat merasakannya, kau seorang Mistral Amatir bukan?" tanya Xiao Ning'er mencoba mengonfirmasi dugaannya.
Yuna menganggukkan kepalanya"Em. Kau juga bukan?"
Xiao Ning'er membalas dengan senyum.
Ronald melihat bolak balik antara Xiao Ning'er dan Yuna. Keduanya sama-sama cantik. Namun, aura mereka berdua berbeda. Xiao Ning'er selalu memiliki kesan dingin dan tajam di setiap tindakannya. Sementara Yuna memberi kesan santai dan baik hati.
"E-eto ... mari kita pergi menemui teman-teman."
Ajak Ronald yang langsung disetujui oleh kedua perempuan itu.
Saat ia pergi ke ruang tamu terlihat dua orang tambahan yang muncul. Satu orang pria dan satu orang perempuan yang memakai seragam Guardian. Mereka adalah Frans Coupola dan Serena Yurelians. Dua orang Guardian yang bertugas menangani kasus hilangnya Kazawa Miura, adik dari Ronald.
Frans yang menyadari kedatangan Ronald langsung berbicara, "Oh bocah kemarilah ada sesuatu yang ingin kami beritahukan padamu."
"Sesuatu? Apa tentang Miura? Bisakah kau membicarakannya disini saja?" tanya Ronald.
"Aku tahu kau mempercayai teman-temanmu tapi kau harus mendengar ini terlebih dahulu. Itu masalahmu mau memberitahukan pada temanmu setelah kau mendengarnya," titah Frans dengan ekspresi yang seolah mengatakan untuk percaya padanya.
Ronald menghembuskan nafas, ia kemudian mengikuti dua orang Guardian itu keluar rumah lalu berjalan ke pojok halaman rumah Ronald.
"Jadi bagaimana mengenai adikku? Apa ada petunjuk?" tanya Ronald menunjukan ekspresi cemas.
Frans dan Serena saling pandang. Terlihat dari mata mereka, keinginan untuk menyuruh rekannya untuk menjelaskan pada Ronald
Kemudian Frans menyerah.
"Itulah masalahnya. Adikmu, Kazawa Miura menghilang di jalan dekat area pemakaman. Hal yang janggal adalah kami tidak menemukan bagaimana atau kenapa dia menghilang karena tak ada siapapun yang kesana selain adikmu menurut cctv sekeliling area tersebut," jelas Frans panjang lebar.
"Tunggu? Bagaimana dengan penjaga makam? Adikku menghilang saat sore hari aneh rasanya tidak ada yang lewat ke jalan itu," sanggah Ronald yang tidak percaya dengan perkataan Frans.
"Kebetulan, pemakaman sedang ditutup dan penjaga makam pun tidak ada," jelas Serena.
"Kami sudah mencoba melacak baunya tapi secara ajaib bau adikmu memang menghilang juga di area itu," tambah Frans.
"Lalu bagaimana? Kita harus menemukannya segera?!" ucap Ronald.
"Kami akan mengeluarkan pemberitahuan orang hilang dan berharap ada seseorang yang menemukan adikmu. Bagaimana pun kami membutuhkan informasi untuk melanjutkan kasus ini," jawab Serena dengan pasrah.
Ronald memasang ekspresi terkejut.
"Tunggu! Apa maksudmu? Kalian akan menghentikan investigasinya?" kata Ronald tidak percaya.
"Kami membutuhkan informasi untuk melanjutkan kasus ini, kau mengerti?" ulang Serena dengan menekan setiap kata-katanya.
Ronald tak bisa menahan amarahnya. Ia mengayunkan tinju pada Serena. Tetapi Serena menangkap tinju itu lalu membanting tubuh Ronald ke tanah. Setelah itu Serena menekan lututnya pada dada Ronald sambil meringkus kedua tangan Ronald.
Ronald berteriak dengan marah, "Kalian tak boleh melakukan itu! Kalian harus menemukan adikku! Kalian berdua Guardian bukan?!"
Ronald menatap Serena dengan amarah.
Teriakan Ronald sendiri membuat teman-temannya keluar rumah dan melihat dengan kaget ke arah Ronald.
"Kami mencoba menyelesaikan masalah adikmu dengan segala cara. Namun, mencari sesuatu tanpa petunjuk adalah hal yang bodoh itu seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Polisi dan Guardian memiliki tugas yang menumpuk, kami tak bisa membuang waktu kami untuk mencari seseorang yang menghilang tanpa satu petunjuk pun," jawab Serena dengan dingin.
Namun, Serena tidak berhenti disana saja, "Kau harusnya merasa beruntung. Guardian seharusnya tidak menangani hal kecil seperti ini. Kau hanya kami tolong karena Ayahmu seorang Guardian juga!"
"Oy Serena hentikan itu," ucap Frans segera.
Namun hal itu memang benar. Biasanya Guardian hanya aktif untuk menangani kasus yang berkaitan dengan Astral dan Mistral. Tapi ingat Ronald telah ditolong saat ia tersesat di hutan. Lalu saat ini pun, Hilangnya Miura juga menurunkan Guardian seperti Serena dan Frans. Itu semua tak lebih dari bentuk perhatian Guardian pada keluarga Roman Dreviosch, Ayah Ronald.
Ronald terdiam.
Ia tersadar bahwa Guardian telah berusaha menolong semampu mereka.
Frans yang masih berdiri menghela nafas dalam-dalam, "Ronald, jika kau mencoba menyerang Serena lagi, kau akan dikategorikan sebagai ancaman terhadap Guardian dan di penjara beberapa tahun. Tenangkan dirimu lalu Serena, bisakah kau lepaskan Ronald?"
Serena perlahan melepaskan Ronald. Ia kemudian melirik Frans dan berkata, "Aku akan menyuruh polisi untuk kembali ke markas." Setelah mengucapkan itu ia kemudian pergi.
Frans melirik Ronald yang masih berbaring tanpa berusaha untuk bangun.
"Ronald, hal yang dikatakan Serena benar. Kau tahu? Ayahmu adalah seniorku, dia seorang Guardian yang hebat. Apa kau tahu kata-kata favoritku dari ayahmu?"
Ronald menjawab dengan pelan, "Tidak."
Frans tersenyum sambil mengingat kembali ekspresi Roman ketika mengucapkan kata-kata Favoritnya, "Aku ingat ia berkata, 'guardian dan polisi adalah organisasi yang melindungi masyarakat secara keseluruhan. Tetapi ketika menyangkut pribadi kekuatan individu lah yang menentukan'. Pada dasarnya hal itu benar. Seorang Mistral selalu diutamakan dibanding rakyat. Semakin tinggi kekuatan Mistral itu semakin dihargai dan diutamakan dia bahkan setelah kematiannya.... "
" ....karena itulah kami menolongmu. Itu adalah karena kekuatan dan pengaruh ayahmu. Kau harus paham, jika kau ingin melindungi keluargamu sepenuhnya kau harus menggunakan kekuatanmu sendiri," sambung Frans sambil menolong Ronald untuk bangkit.
"Kekuatanku sendiri?" gumam Ronald pelan.
"Iya, kekuatanmu sendiri," jawab singkat Frans.
Setelah itu ia meninggalkan Ronald dan pergi ke arah mobil-mobil polisi yang siap berangkat meninggalkan kediaman Ronald.
Teman-teman Ronald mendekati Ronald dengan ekspresi khawatir.
"Apa yang terjadi?"
"Apa kau tak apa-apa?"
"Kenapa mereka pergi? Apa investigasinya selesai?"
Berbagai pertanyaan dilontarkan semua orang.
Ronald menatap mereka dan berkata, "Mereka menghentikan investigasi karena tak menemukan petunjuk."
"Lalu bagaimana dengan adikmu?" tanya Fred cemas.
Mata Ronald memancarkan tekad,"Aku akan ... Mencari adikku sendiri."
"Aku ikut!" ucap Yuna dan Xiao Ning'er berbarengan. Segera ... Mereka berdua saling pandang.
Fred dan James juga saling melirik.
"Kami juga akan membantumu, Ronald."
"Ya, tenanglah."
"Maaf tapi aku tidak menyukai hal-hal seperti menginvestigasi. Itu membosankan. Panggil saja aku ketika kau menemukan petunjuk mengenai penculik Adikmu."
Secara mengejutkan Howard mengambil keputusan yang bersebrangan dengan Yuna.
"Aku juga tak aka–"
"Kalian berdua ikutlah!" ucap Howard pada Lisa dan Dust seraya memotong ucapan Lisa.
Lisa dan Dust menghela nafas pasrah mendengar ucapan Howard.
Ronald lalu berkata, "Apa yang kita lakukan mungkin tidak membuahkan hasil. Bagaimanapun orang-orang sekelas polisi dan guardian tidak menemukan petunjuk. Bahkan jika kita menemukan petunjuk kita mungkin akan menghadapi bahaya. Akan tetapi aku berharap kalian tetap menolongku."
Ronald sendiri tahu ia membutuhkan teman-temannya saat ini.
Apa yang Ronald tidak ketahui adalah masalah yang ia hadapi lebih dari sekedar kasus sederhana.