Chereads / SAHABAT BAYANGAN / Chapter 11 - Cerita 11

Chapter 11 - Cerita 11

"jadi siapa wanita itu? dan apa yang sudah kalian dapatkan?" tanya gabriel pada frans, setelah dia selesai diperiksa oleh dokter.

"dari pengakuan perempuan itu, katanya dia wanita yang pernah kau tiduri dan melihat kau melindungi grasia semalam, dia jadi cemburu dan ingin membunuh grasia.." kata frans. Gabriel menatap frans menunggu penjelasan yang lain, tapi frans hanya diam balas menatapnya.

" apa kau percaya dengan omong kosong itu? yang kulihat wanita itu tidak terlalu cantik, jadi tak mungkin aku menidurinya.. kalian mungkin kurang kejam saat menginterogasinya" kata gabriel kurang puas.

"bos, perempuan itu sampai menangis-kesakitan saat kita menginterogasinya, dia tak mungkin berbohong,"

"jadi menurutmu aku yang lupa?! Aku ditikam dipunggung frans bukan dikepala sehingga membuatku amnesia frans, Aku Tidak Pernah Meniduri Wanita Seperti Itu!, kalian harus menginterogasi dia lagi.." kata gabriel kesal.

"semalam kita menginterogasi perempuan itu bersama ayahmu bos, kau tahu ayahmu sangat kejamkan..apalagi menyangkut keselamatanmu" kata frans tetap tenang.

"SIAL! Kenapa pap harus terlibat.. dia pasti melindungi istri gilanya itu.."

"apa maksudnya bos?"

"Ya Apa Lagi, Pasti Wanita Itu Suruhan Istri Gilanya, Dan Pap Sudah Tahu Itu.., jadi pap disana bertanya sekaligus mengancam wanita itu untuk tidak mengatakan yang sebenarnya pada kita"  

"ohw.. bisa jadi bos, dan ibu tirimu sudah mendapat hukuman langsung dari ayahmu..soalnya orang kita mengatakan kalau ibu tirimu sekarang sedang mengurus cuti istirahat selama setahun, katanya dia sedang sakit dan harus istirahat.." kata frans berpikir.

"ah.. benar-benar sial!! Harusnya aku yang menemukan kebrengsekan perempuan gila itu, supaya aku bisa menuntutnya didepan pap..pap terlalu melindungi dia" geram gariel kesal,

"ku pikir itu terlalu normal bos, sama seperti kau melindung grasia, pasti ayahmu juga melindungi wanitanya.." kata frans dia bergaya orang pasrah.

"Aku Melindung Grasia Karena Dia Sekretarisku Bukan Seperti Yang Kau Bayangkan, Lagi Pula Grasia Pernah Menolongku Jadi Tadi Malam Itu Aku Hanya Membalas Budinya, Itu Saja Tak Lebih.." protes gabriel, dia syok seakan rahasia gelapnya terungkap.

"oh seperti itu ya.. maaf kalau aku berpikir kau menyukai grasia" kata frans dan dia tersenyum tak percaya.

"oh iya.. semalam ayahmu meminta grasia untuk bertanggung jawab menjagamu, karena semalam grasia memaksa bahwa apa yang terjadi padamu itu semua karena kesalahannya" kata frans

"apa maksudmu?" kata gabriel sedikit tak percaya.

" ya kupikir maksud ayahmu sudah jelas, dia berusaha mendekatkan kalian"

"frans..jangan seenaknya kalau bicara" gabriel menatap frans

"apa lagi coba maksudnya bos, semalam dia mengatakan pada grasia untuk mengurus semua keperluanmu, bahkan kalau kau ingin mandi grasia yang harus membantumu. ya.. siapa tahu kalian bisa mandi bersama.." frans tersenyum saat mengatakan itu,

"dan grasia pasti setuju.. iya kan.. SIALAN!! dasar anak  bodoh... sudah ku bilang jangan terlalu mendengarkan perintah pap" gabriel menarik nafas kesal tapi hati kecilnya sedikit senang, dan bersamaan itu aldo calon pacar grasia masuk kedalam kamar gabriel, sedikit bingung karena gabriel dan frans sedang menatapnya secara bersamaan.

Suasana tiba-tiba menjadi canggung.

"halo, selamat pagi.." sapa aldo, gabriel merasa bersalah karena pembicaraannya dengan frans tadi.

"eh.. ada apa ya? Ada yang bisa ku bantu?" tanya gabriel

"maaf kalau aku mengganggu pembicaraan kalian... itu, aku datang kesini setelah mendengar cerita apa yang terjadi padamu semalam. aku datang untuk meminta maaf karena aku telah menuduhmu tanpa tahu yang sebenarnya.. dan juga ingin berterima kasih karena kau telah melindungi grasia" kata aldo, dia sebenarnya tak ingin memintah maaf dan berterima kasih, tapi dia ingin terlihat baik didepan grasia.

"oh.., itu sudah tugasku melindungi orang-orangku sendiri.. grasia sekretarisku jadi kalau sesuatu yang buruk terjadi padanya berarti itu urusanku juga.. aku yang seharusnya berterima kasih padamu.." kata gabriel tulus, dia ingat kejadian semalam,benar kalau dia tak menerima pesan dari pacar grasia itu, entah apa yang terjadi pada grasia, hatinya seperti diramas saat mengingat kejadian semalam itu.

"terima kasih kalau kau mengerti maksudku, dan kuharap kejadian seperti ini tak pernah terjadi lagi.." kata aldo.

Pagi itu Grasia sedang menemani gabriel latihan jalan disekitar rumah sakit. selesai operasi gabriel belum bisa langsung bergerak seperti orang normal, dia sedang dalam proses penyesuaian, sebelum lukanya pulih dia agak susah untuk berjalan apalagi untuk bekerja, dan karena sekarang tugas grasia adalah selalu menemani gabriel maka dengan telaten grasia melayani bosnya itu, baik itu sekedar menemaninya dirumah sakit, maupun untuk membantunya dalam urusan pekerjaan. orang tua gabriel serta frans hanya datang mengunjunginya sesekali yang lebih banyak menjaga gabriel adalah grasia seperti yang dijanjikan grasia pada ayah gabriel,

"nanti kau temui dokter ya, katakan kalau aku ingin pulang.." kata gabriel ketika mereka sedang istirahat disebuah kursi ditaman.

"tapi pak gabriel kan belum terlalu sembuh..kenapa ingin pulang" grasia sedikit kwatir, dia sebenarnya bukan kwatir kesehatan gabriel, tapi dia kwatir kalau gabriel pulang berarti dia ikut menjaga gabriel dirumahnya dan hanya mereka berdua dirumah itu.

"sembuh benar sih belum, tapi aku tak memerlukan perhatian khusus lagi, jadi lebih baik pulang, kau tak usah kwatir grasia.. aku akan pulang kerumah ibuku, biar beliau yang menjagaku..dan kau bisa fokus menjaga ibumu lagi" kata gabriel, sebenarnya dia ingin pulang karena tak ingin membebani grasia lagi.

"oh gitu ya pak.. pak gabriel, soal perkataan pak gabriel tempo hari masalah tempat tinggal ibuku paska keluar rumah sakit, itu masih berlaku kan? soalnya Ibuku juga sudah bisa pulang, jadi bisa sama-sama tinggal dirumah ibunya pak gabriel, kalau begitukan aku bisa menjaga pak gabriel sekaligus ibuku.." kata grasia bersemangat, dan gabriel menatapnya pasrah.

Hampir seminggu gabriel beristirahat dirumah paska penikaman itu, dan akhirnya dia kembali bekerja, secara normal gabriel masih belum bisa bergerak cepat jadi dalam bekerja dia masih banyak memerlukan bantuan grasia dan frans, dua sekretarisnya itu bergiliran bekerja membantunya diruangannya. Dan siang itu saat gabriel sedang menelpon, seorang wanita cantik dan sexi masuk keruangannya.

"oh gabrielku sayang.. apa yang terjadi padamu.. ku dengar kau ditikam orang ya.." kata wanita itu mendayu dan menggoda. Gabriel menatapnya kesal, ah sialan pikirnya siapa yang membiarkan wanita brengsek ini masuk. juwita puspa, artis cantik dan terkenal yang menempel pada gabriel dan sangat menyukai gabriel selain itu juga dia mendompleng ketenaran keluarga besar gabriel. walaupun dengan halus gabriel selalu menolaknya tapi wanita ini selalu saja mencari kesempatan untuk mendekati dan menggoda gabriel. gabriel tak bisa dengan kasar mengusir juwita karena ibu wanita ini adalah sahabat dekat ibunya dan sangat baik pada gabriel.