Mobil melaju dengan cepatnya. Menuju lokasi yang telah Fero berikan. Pria itu juga memberi Darren dan Alaric sebuah foto dimana Rosea terkapar di atas ranjangnya. Keduanya ingin mengamuk seketika. Merasa sangat marah atas apa yang terjadi. Segala macam umpatan telah mereka keluarkan, mengamuk atas apa yang terjadi.
"Aku akan membunuhnya apapun yang terjadi." Alaric bertekad. Dia benar-benar akan memastikan bahwa Fero mati di tangannya. Matanya menggelap dengan amarah yang membara. Alaric sangat marah. Ini adalah puncak kemarahan yang pernah dia miliki. Bahkan lebih marah daripada mengetahui bahwa dia di tipu oleh Jessly.
"Sudah kubilang jangan kotori tanganmu untuk membunuhnya begitu saja, Alaric." Geram Darren. Dia sejak tadi berusaha menenangkan Alaric, berharap pria itu tak benar-benar membunuh Fero atas apa yang terjadi nantinya. Bagi Darren, membunuh adalah sesuatu yang tidak boleh mereka lakukan. Tangan mereka tidak boleh kotor karena membunuh.