Bokongnya mendarat cepat di atas sofa rumah Darren. Ketiganya sudah berkumpul sesuai dengan intruksi. Rosea dan Darren datang terlebih dahulu karena perusahaan mereka memang berdekatan. Berbeda dengan Alaric yang perusahaannya berada cukup jauh.
"Aku sudah berhasil mendapat beberapa informasi mengenai Bara. Dan, nyatanya benar bahwa dia memiliki kembaran." Alaric meletakkan beberapa kertas di atas meja. Menyebarnya hingga menutupi meja yang terbuat dari kayu tersebut.
"Wow... aku sudah bilang 'kan? Aku tidak halusinasi." Gerutu Rosea. Bibirnya mengerucut sempurna, merasa sedikit kesal karena selama ini selalu di anggap berhalusinasi. Rosea bukannya gadis yang memiliki sebuah penyakit mental serius atau skizofrenia.