~Ledakan di markas geng LUCKNAT~
Pukul 6.15 WIB
Geng motor Agandara adalah geng motor terbesar di indonesia. Kenapa begitu? Karena mereka terkenal dengan kekejamannya. Membuat siapapun yang berurusan dengan mereka lebih memilih mati daripada disiksa hidup-hidup oleh mereka.
Ngeng!
A menggas motornya mensejajarkan dirinya pada Rayn yang tengah berbonceng dengan Amon.
"Rayn!" teriaknya dengan keras. Suaranya terhalang dari helm dan angin yang menerpa karena di atas motor. Membuat Rayn dan Amon tak bisa mendengarnya.
"ADA APA MASTER!" teriak Rayn balik.
A menggeser motornya untuk lebih dekat dengan motor Amon."BUKA HANDPHONE LU!" titah A berteriak sekuat tenaga.
Rayn bisa mendengar apa yang dikatakan oleh A. Dengan cepat ia mengambil handphonenya dari saku hoddienya. Sebuah pesan yang tertera atas nama Master A. Tak menunggu lagi, Rayn segera membaca pesan itu.
'Cari tahu nomor handphone ini. O822xxxx.'
Rayn mengangguk ke arah A. Sebuah kode bahwa Rayn akan melaksanakan perintah dari A.
Mereka pun lansung melesat ke tempat markas geng motor lucknat.
Geng motor Agandara yang terdiri delapan anggota, terdiri dari para cogan-cogan overlevel. Hati mereka sangat jauh dari baby face mereka. Wajah yang terlihat bayi, tetapi hati bagaikan pedang, sangat tajam.
Bahkan, setiap mereka membuat onar. Tidak ada sedikitpun polisi yang bisa mencari identitas mereka. Hanya A yang akan tertangkap. Lalu A akan bebas setelah segocek uang Ayahnya dikeluarkan. Memang selalu mudah jika punya uang.
Setiap beroperasi seperti saat ini, anggota Agandara akan memakai masker dan pakaian serba hitam. Tidak ada cctv yang bisa menangkap mereka. Saat akan melalukan kejahatan, Rayn selaku peretas handal akan mengambil alih setiap cctv. Sedangkan Abra selaku peneliti misi akan mencari bagian mana saja yang ada cctvnya.
Semua sudah diatur dengan baik oleh Alister.
Mari kita perkenalkan anggota geng motor AGANDARA yang mendapat julukan dari masyarakat
'Baby face is cruel.'
julukan yang awalnya terkesan imut, tetapi akhirnya yang artinya begitu kejam.
ALIASTER BRANCHOFICHO CLOVIS.
Sang Master A. Nama yang begitu mencolok, 'kan? Binggo! Dia adalah ketua geng motor Agandara. Savageboy yang tak hanya terkenal dengan kekejamannya, tetapi juga kebodohannya. Ia tak pernah lulus di setiap mata pelajarannya di kampus. Gaya memang cool, tapi otak ke udang. Ada pada pantatnya.
A yang dua tahun lalu sudah berubah total akibat dia ditinggalkan oleh Jie. Seolah dunia mempermainkannya. Dunia tak ingin ia bersama dengan Jie, tetapi dunia juga tak ingin dia dan Jie berpisah. Sangat ironis bukan? Mereka sekarang satu kampus dan A berjanji akan merebut Jie kembali.
GILANG APRADIPTO CLOVIS
Wakil Master. Yaps! Dia satu dua dengan Alister. Adik kakak yang yang tidak sedarah. Meski begitu, Gilang sangat menyayangi A dan Ayahnya. Gilang pemilik wajah tertirus. Mulus seolah gen Gilang tidak berasal dari darah orang indonesia. Gilang juga bingung. Ia terus mencari identitas dan orangtuannya.
Wajah yang tampan. Tak sedikit yang menyukai lelaki ini. Sifatnya yang terkesan lembut kepada wanita membuat wanita banyak yang oleng terhadapnya. Namun, jika berhadapan dengan musuh, Gilang akan menjadi ganas seperti raja hutan yang tengah kelaparan.
ALFRAID REYNO BRAMANTHA
Seorang anak haram yang dibesarkan oleh keluarga Bramantha. Ia bukan anak kandung dari pasangan suami istri itu. Menurut informasi yang ia dapatkan, Alfraid diadopsi oleh mereka di panti asuhan saat masih bayi.
Itulah mengapa, Al sangat benci dengan orang yang tega meninggalkan anak. Karena ia pernah merasakan sakitnya ditinggalkan oleh orangtua. Namun, Al berpikir, ia adalah anak sangat beruntung bisa mendapatkan orangtua keluarga Bramantha. Dia sangat menyayangi mereka. Tak jarang Al akan menyumbangi sedikit tabungan uang jajannya untuk diberikan kepada anak yatim.
NOE GERALDO ALANTHA
Sekilas, Noe si kucrit kecoak lipat itu adalah orang yang sangat absurd dan geblek. Tingkahnya yang gemoy dan suka tersenyum itu ternyata menyimpan sebuah dendam yang teman-temannya sudah tahu apa dendam dari si kucrit kecoak lipat ini.
Kematian sang kakek yang sangat membuat tanda tanya besar akhirnya mampu Noe ungkap dasar dan motif kematian sang kakek. Pamannya yang gila harta tega membunuh kakeknya. Sekarang, Noe yang yatim piatu memimpin sebuah perusahaan warisan dari sang kakek. Sedangkan sebagin kecilnya dikuasai oleh sang paman. Noe ingin membalaskan dendam kematian sang kakek.
DANIEL RUVALKAN OMNIUS
Ia juga sama absurd dan geblek seperti Noe. Hanya saja beberapa perbedaan tak menyamakannya dengan Noe. Lelaki yang nama panggilannya adalah Niel itu, sebenarnya adalah seorang gay yang tobat. Ia penyuka sesama jenis dan sering dibully oleh teman-temannya. Dulu Niel sangat jelek.
Hingga suatu hari ia berniat untuk berubah. Dan hidup sebagaimana layaknya lelaki normal lainnya. Awalnya mulus, tapi dipertengahan jalan, seorang lelaki gay yang lebih tua darinya mencuci otaknya hingga Niel yang tampan kembali pada sifat Gaynya lagi. Untung pertemuannya dengan A yang sangat kebetulan itu perlahan mulai mengubahnya lagi. Itulah kenapa ia sangat menghormati A dan juga sangat menyayangi A. Niel juga bekas anak brokenheart oleh sesama jenisnya.
ABRA RACEDORMAN
Keturunan blasteran Amerika dan indonesia. Ia mempunyai cita-cita menjadi detektif, tapi karena perusahaan sang Ayah yang bangkrut total, membuat cita-citanya terhambat. Mau tak mau Abra harus kuliah di bidang yang sangat murah di universitas di indonesia.
Ia tak sengaja bertemu dengan A di penjara. Saat itu A ditangkap polisi. Waktu itu pula Abra dimasukkan ke dalam penjara karena malah dituduh membunuh seseorang. Padahal ia hanya mencoba mencari tahu siapa pembunuh aslinya. Saat itu orangtua Abra tak bisa membayar jaminannya. Terpaksa Abra hidup di dalam penjara kalo A tak membayar jaminannya pada waku itu. Abra kemudian hidup dengan bantuan A. Di dalam geng motor AGANDARA Abralah yang paling datar mukanya dan dingin.
RAYN RICHARDO BRACE
Seorang peretas handal. Bisa menyambungkan berbagai jaringan internet dan teknologi. Bisa menghecker handphone dan mengambil alih. A sangat membutuhkan bakat seperti Rayn. Saat Rayn diminta untuk ikut bergabung dalam geng motor Agandara, awalnya ia menolak.
Tapi mengingat dirinya yang seorang anak broken home, tidak dipedulikan siapapun bahkan orangtuanya, Rayn akhirnya memutuskan untuk bergabung dalam geng motor Agandara. Ia senang dengan A yang memerhatikan bakatnya, sementara kedua orangtuanya saja sibuk dengan kehidupan mereka masing-masing.
AMON REY ALASKA
Yang satu ini sering dapat julukan sipetakilan. Anggota gokil di geng motor Agandara. Pemilik cafe legal di depan kampusnya. Amon yang petakilan ini seorang pekerja keras juga tampan. Awal ia bertemu dengan A, saat anggota itu mengunjungi cafenya dengan pakaiannya yang sangat misterius.
Lantas niat penasaran Amon pun meledak. Ia menghampiri kumpulan itu. Dan ingin menjadi seperti mereka.
***
"Guys! Berhenti." A mengangkat tangannya dengan motor yang tepikan di samping jalan. Perintahnya itu hanya dituruti oleh anak buahnya. Mereka pun langsung menepi.
A mengambil rute jalan jam 6 pagi sudah tentu bukan tanpa alasan.
Mereka kemudian turun dari motor dan langsung mengerumuni A.
"Kok kita ngebomnya dijam 6 pagi. Kenapa bukan siang hari aja atau sore atau malam?" Noh, sih petakilan bantu kalian nanya tuh.
A yang sibuk dengan handphonenya pun mendongak. "Kalo ngambil rute siang, malam. Geng Lucnat pasti curiga dong kita kemana, itu kalo ngambil rute siang. Kalo malam, anggota geng mereka pasti lagi di markas, jadi kita gak mungkin ngikut ngebom mereka juga, 'kan? Makanya gue ngambil rute pagi. Kata Abra gak ada orang di dalam markas. Selesai ngebom ini. Kita otw ke kampus," jelas A membuat semuanya mengangguk.
"Itu Abra!" Noe menunjuk lelaki jangkung dengan tangannya yang memegang handphonenya. Lelaki itu menghampiri teman-temannya.
"Abra! Gue kangen banget sama lo." Tiba-tiba Niel langsung memeluk Abra. Membuat yang lainnya angkat bahu.
"Gaynya mulai lagi nduk," Noe menimpali membuat Niel melepaskan pelukannya dari Abra. Matanya menatap tajam ke arah Noe.
"Mulai lagi kalian!" tegas Gilang ambil alih. Sontak saja kedua lelaki itu menciut ketakutan. Sementara Amon dan Rayn malah tertawa mengejek.
"Enak dibentak bang Gilang," ledek Alfraid.
Dua bocah kucrit itu hanya diam dalam kesal.
"Master, situasinya aman," ucap Abra.
Mendengar itu, A menoleh ke Rayn. "Pengendali bomnya."
Rayn mengambil pengendali bom itu dari dalam tasnya lalu menyerahkannya kepada Alister.
Mereka kemudian berjalan menghampiri markas geng Lucknat. Mereka tersenyum tipis. Berbaris sejajar di depan pintu markas tersebut. Setelah puas melihatnya, mereka mundur sangat jauh dari markas itu.
Pengendali bom yang ada di tanganya ia angkat. Dengan pelan, Alister menekan tombol merah.
Dan!
Boom!
Brak! Bruk!
Gedebuk!
Suara ledakan yang begitu besar. Sedangkan mereka tersenyum penuh kemenangan melihat markas geng yang bermain-main dengan mereka itu hancur sehancur-hancurnya. Api terus berkobar begitu dahsyatnya.
"Ini jika kalian berani menyakiti teman-teman gue." A tersenyum smirk.
"Makanya! Lo pada jangan sok-sok-an mau nyelakain gue. Gak tahu nyawa gue ada seratus," seru Rayn meledek.