Chereads / Kawin Paksa (My Flatmate Husband) / Chapter 29 - BAB 29: Makan Malam Terakhir

Chapter 29 - BAB 29: Makan Malam Terakhir

Adelia, Lisa, Tum, Tam, dan Kylie sedang sibuk di dapur rumah Malik mempersiapkan makan malam terakhir mereka di program Briding. Ya, Ujian telah berakhir, dan ini adalah saatnya berpesta! Menu malam ini adalah masakan Thailand. Aneka sup tomyam, pad thai, tumisan sayur, kari hijau ala Thailand sampai mango rice sudah mulai tersusun rapi di meja makan. Adelia dan Lisa kebagian menyiapkan minuman spesial. Mereka mencoba membuat sebuah cocktail yang terdiri dari jus apel, sedikit vodca, sedikit minuman bersoda, dan potongan buah stroberi. Beberapa botol Wine dengan harga murah meriah sudah tersusun rapi di meja makan persembahan dari Tom dan Tim. Malik menyumbangkan aneka kripik-kripik yang bisa ia temukan di coles.

Segera setelah semua makanan selesai, mereka mulai duduk mengelilingi meja makan yang panjang itu. Aroma daun jeruk, bercampur dengan asap tomyam, dan wangi kari Thailand, benar-benar menggugah selera. Apalagi ke delapan orang itu mencintai hal yang sama: NASI! Wangi makanan utama itu benar-benar membuat mabuk kepayang. Adelia sendiri lupa kapan terakhir kali ia benar-benar makan nasi wangi yang dimasak menggunakan rice cooker sehingga teksturnya benar-benar pulen dan wangi. Apalagi Tam menambahkan irisan daun jeruk ke dalam tanakan nasi itu. Luar biasa membuat gila!

"I'm going to miss you guys...", Tom mulai melankolis. Cowok gemulai itu belum beranjak mengambil makanan prasmanan jadi-jadian itu, karena ia ingin mengutarakan perasaannya. Ia sedang bersiap-siap menumpahkan air matanya, bahkan ia sudah merentangkan kedua tangannya. Mukanyak sudah berkedut-kedut serius, tanda sudah ada pergolakan emosi di hatinya. Ketika ia akan mengatakan sesuatu yang bisa menggugah perasaan semua orang...

"Eat first, cry later!", potong Tim ke telinga Tom sambil mulai mengunyah nasi dan kari bersama dengan kripik-kripik yang sudah di taruh dalam sebuah baskom besar. Tim memang paling yahud dalam memotong kemelankolisan Tom hahahaha. Mereka sungguh 2 kepribadian yang berbeda. Tom yang kurus kerempeng dan agak gemulai dengan kulit sawo matang, selalu tersenyum dan berkomentar atau berbicara terrrrlalu banyak. Logat Thailand yang masih kentara dan tangannya yang selalu melambai kesana kemari ketika ia berbicara (banyak) kadang membuat Tim merasa gregetan.

Sebaliknya, Tim adalah cowok tinggi besar yang tidak begitu banyak bicara. Tapi ketika ia berbicara, cenderung tembak langsung tapi bener! Dan yang paling sering ia jahili ya si Tom. Ketika cowok itu mulai ingin memberi komentar penting atau tidak penting, Tim segera akan memotong dan mengambil kesimpulan sekenanya. Hahahaha. Tidak jarang ia dan Tom jadi berantem dan harus di tengahi oleh Malik, yang tidak jarang malah memperkeruh suasana! Hahahahaha. Sungguh sebuah lenong yang tidak pernah membuat genk ini bosan.

"Hey hey heeeyyy... Drink first, fight later!", komentar Malik yang sambil mengangkat gelas wine yang berisi jus apel. Kontan ketujuh temannya langsung mencari-cari gelas mereka sendiri yang berisi wine beneran. Ya, ini adalah toast terakhir mereka sebagai genk 8 di program bridging. Setelah hari ini, mereka tidak akan menjadi teman sekelas lagi.

"You guys are the best thing that ever happened to me, not only in Perth, but in this life (Kalian adalah hal terbaik yang pernah terjadi padaku, tidak hanya di Perth, tapi juga dalam kehidupanku)", kata Malik sambil mengangkat gelasnya.

"You guys make me special (Kalian membuatku merasa spesial)", kata Tom sambil menggenggam tangka gelas wine. Ia kembali ingin menumpahkan air matanya, namun seketika telapak tangan Tim sudah menutupi seluruh wajah Tom! Hahahahah.

"You are my family, and you will always be my family as long as I live (Kalian adalah keluargaku, dan akan selalu menjadi keluargaku selama aku hidup", kata Tim sambil mengangkat gelasnya, namun satu tangannya masih menutupi wajah Tom! Hahahahaha

"I was afraid, I was scared that I will have no friends. But now, my heart is full because of you all (Tadinya aku kuatir, tadinya aku takut kalau aku tidak akan memiliki teman-teman. Tapi sekarang, hatiku penuh karena kalian semua)", kata Tam sambil mengangkat gelas winenya.

"Now, I can speak better English, I can even study better because you guys always help me (Sekarang, aku bisa berbahasa inggris dengan lebih baik, aku bahkan bisa lebih pintar dalam belajar karena kalian selalu menolongku)", komentar Kylie sambil ikut mengangkat gelas wine-nya.

"Me too. I was a stupid girl back in Thailand, no self esteem. Now, I am more better, thanks to you (Aku juga. Aku tadinya hanya cewek bodoh ketika aku masih di Thailand. Sekarang, aku lebih baik, terima kasih kepada kalian)", Tum mulai berkata sambil terisak-isak.

"Thank you for being with me, through my dramas. I really don't know if I dont have you. Malik was right, you all are the best thing that ever happened to me (Terima kasih karena telah bersamaku, melalui drama-dramaku. Aku benar-benar tidak tahu apa jadinya bila tidak ada kalian. Malik benar, kalian adalah hal terbaik yang pernah terjadi kepadaku)", kata Adelia sambil mengangkat gelas winenya. Air matanya sudah sukses meluncur di pipinya. Ia seka pelan. Lisa dan Tum yang duduk mengapit Adelia langsung memeluk gadis itu.

"Then we will continue to have this dinner in the future. Bestfriend forever, family for life! Cheers! (Kalau begitu kita akan terus mengadakan makan malam seperti ini di masa mendatang. Sahabat selamanya, menjadi keluarga sampai selamanya! Cheers!)", kata Lisa sambil mengangkat gelas winenya ke tengah-tengah meja makan. Semua gelas akhirnya berkumpul di tengah dan menimbulkan denting gelas yang terdengar begitu merdu. Mereka menyesap wine itu, yang akhirnya membuat suasana yang tadinya sedih, menjadi siap berpesta. Ya, ini bukanlah sebuah akhir dari persahabatan, tapi awal dari persaudaraan.

Rencananya sih setelah makan malam, minum wine, ngemil lagi, minum cocktail, mereka semua akan bersiap-siap menuju Northbridge untuk menikmati "Club Hopping" di Jumat malam. Ketika semua makanan sudah habis mereka pun bersiap-siap mengganti kostum "club". Ini adalah pertama kalinya mereka pergi ke club. Selama ini Adelia selalu ke northbridge bertiga dengan Malik dan Lisa, atau dengan Diva dan teman-teman asramanya, atau dengan Hisyam dan teman-temannya. Adelia menantikan akan ada kejutan-kejutan apa yang bisa mereka temukan malam ini.

"Hey, Tom, why you dressed like that (Hey Tom, kenapa kamu berpakaian seperti itu?)", Tim mulai lagi mengoreksi segala hal tentang Tom. Tapi Adelia benar-benar tidak bisa menahan tawanya ketika melihat penampilan Tom malam ini. Biasanya ia begitu normal dengan kaos kedodoran, jeans kedodoran, sepatu ketas dan rambut acak-acakan ala minta drakor. Tapi malam ini... malam ini... ia memutuskan untuk menjadi... entah siapa. Ia mengenakan Kaos berwarna biru elektrik yang ngepas badan, dengan stripe "spotlight" berwarna hijau muda (yang tentu saja akan bersinar-sinar), jeans biru ngepas, dengan rambut yang ia pomade licin ke belakang seperti mafia hongkong. Kostumnya menunjukkan betapa gepengnya tubuhnya, yang akan kontras sekali dengan Malik dan Tim.

"What what what what's wrong? What I wear, always wrong to you (Apa apa apa memangnya ada apa? Apa yang aku pakai, selalu salah bagimu)", jawab Tom yang sudah mulai merajuk. Tapi sedetik kemudian ia sudah tersenyum sambil meliuk-liukkan badannya seakan-akan musik sudah dimulai. Sepertinya ia sudah mulai mabuk.

"Back in Thailand,I was once a backstage dancer for very popular Thai singer. Look at my moveeee.. (Di Thailand, aku tadinya seorang penari latar untuk seorang penyanyi Thailand terkenal. Lihat gerakankuuuu)", Tom mulai menunjukkan bakatnya menari yang membuat Malik dan Tim bergidik.

Tim dan Malik mengenakan outfit yang mirip-mirip. Selain dari asal negara, ras dan bahasa ibu, sesungguhnya kedua cowok ini bisa disebut kembar identik. Mereka memiliki selera yang kurang lebih sama (kecuali soal makanan dimana Malik anti babi). Bahkan selera musik mereka, tempat hang-out, sampai selera fashion mereka sama. Mereka sama-sama mengenakan kaos polo tipis dan mengenakan jaket jas yang juga tipis, mengingat bulan Desember di Perth sungguh panas walaupun di malam hari. Jeans mereka rapi, begitu juga dengan rambut mereka yang tersisir rapi. Etnis manapun pasti akan setuju kalau kedua cowok itu begitu tampan malam ini!

Para cewek sudah kompak untuk tampil super sexy malam ini. Kemaren setelah selesai ujian, para cewek-cewek pergi berbelanja di salah satu FO di city. Kebetulan sekali baju-baju pesta sedang diskon habis, dan mereka mengadakan "Retail Theraphy". Mereka menjadikan adegan belanja baju seperti acara televisi saja. Mereka saling mencoba, saling mengomentari, dan berusaha agar seluruh outfit mereka cocok satu sama lain. Seakan-akan seluruh baju-baju yang mereka pilih memiliki sebuah tema, baik itu warna, bentuk maupun motif. Mereka bahkan membahas apa yang harus mereka lakukan pada rambut mereka, tas apa yang akan mereka bawa, sampai sepatu. Oh ya sepatu! Harus beli yang baru! Hahahahaha

Saat ini mereka berlima benar-benar seperti model-model Asia yang sedang memperagakan baju 1 musim. Mereka mulai berjalan berlenggak-lenggok di ruang tengah rumah Malik, seakan-akan itu catwalk. Para cowok mulai bertepuk tangan, bersorak dan bersuit. Ya, ini adalah zona aman nyaman mereka. Mereka bisa gila-gilaan bila mereka bersama. Pesta sebenarnya adalah disini, ketika mereka bersama dan gila-gilaan bersama. Entah berapa kali mereka berkumpul di rumah Malik ini dan menggila bersama. Setidaknya setiap salah satu dari mereka berulang tahun, mereka akan ada disini, menggila bersama.

"Ladies and gentlemen, here it is Miss Curtin Contest. First, we welcome Tum from Thailand", seru Tom seakan-akan menjadi seorang MC pemilihan kontes kecantikan. Seketika Tum dengan gaun merah tanpa lengan, dengan tali pinggang besar berwarna hitam, berlenggak-lenggok membelah ruang tengah. Rambutnya ia kibas-kibaskan dengan tatapan kejam ala peragawati. Malik, Tim dan para cewek-cewek lain beseru.

"Now, we welcome Lisa, from Indonesia. Very pretty girl, buat the dress have to make hole", komentarnya yang kontan membuat semua tertawa dan Lisa langsung menepok kepala Tom dengan salah satu bantal sofa. Mereka semua tertawa. Lisa tetap meneruskan jalan berlenggak-lenggok mengikuti Tum. Memang benar, Lisa memakai jumpsuit diatas lutus berwarna merah. Aksen bolong-bolong di bagian atas bajunya sebenarnya cukup manis, keliling di dekat bagian dada dan punggungnya. Tapi entar kenapa Lisa menjadi kurang nyaman, sehingga gesturenya justru menunjukkan bolongan itu tidak indah seperti di gerogoti tikus saja! Hahahahaha.

"Now next, please welcome Kylie Jenner from China. Very pretty girl too. Nice dress, but I think she forgot to wash her hair today" (Nah sekarang, mari kita sambut Kylie Jenner dari Cina. Gadis yang cantik juga. Gaun yang bagus, tapi aku rasa ia telah lupa mencuci rambutnya hari ini)", komentar Tom sambil bersiap-siap akan di lempar bantal lagi oleh cewek itu. Kylie yang tadinya siap-siap berlenggak-lenggok mengikuti Lisa, menjadi tertawa ngikik sampai ia berjongkok dan memegang perutnya.

"We want to go to club. No need to wash hair. We will be very sweaty later (Kita akan pergi ke club. Tidak perlu cuci rambut. Kita akan sangat berkeringat nanti)", alasan cewek itu sambil mengelus-elus rambutnya yang ia ikatala Ariana Grande. Walaupun ikatannya begitu rapi dan mulus, masih bisa terlihat beberapa serpihan ketombe di pucuk kepalanya yang sangat berminyak. Hahahahaha. Adelia tidak menampik, sejak ia di Perth, ia bisa tidak perlu keramas setiap hari seperti di Indo. Cukup 2 kali seminggu, dan rambutnya tidak terlalu berminyak. Apa karena udaranya yang cukup kering sehingga ia jarang berkeringat? Konon katanya, di hari-hari yang dingin, kita bisa melalui seminggu tanpa mandi! Hiiiiiiii

Mereka mulai saling mencela penampilan masing-masing dan tertawa. Mereka menjaga untuk tidak terlalu mabuk, karena dari rumah Malik, merka akan menaiki bus menuju Northbridge. Bisa dibayangkan bisa mereka tidak bisa menjaga kelakukan mereka di bus nanti? Hihihi.

Oiya Del, kalian pake baju-baju seksi kayak gini, nanti di bus gimana? Kalian gak bawa jaket apa?", tanya Malik kepada Adelia. Gadis itu menatap Lisa, dengan pandangan kaget. Eh iya juga ya. Masa kita semua ketekan dan mini-minian gini di bus? Apa gak jadi pemandangan orang nih?

"Ah biarin aja. Sebodo lahhhh. Orang kita mau ke club kok bukan mau kuliah. Lagian ini Jumat malam menuju ke city. Ya isinya kurasa pun orang mabok semua itu mau pesta. Beda kalo bus dari city menuju ke sini, isinya baru orang pulang kerja. Santeeee lah kelen duluuuu", jelas Lisa sambil mengibaskan rambut yang sudah ia tata lebih dari sejam.

Adelia dan Malik mengangguk-angguk. Iya bener juga sih, toh mereka beramai-ramai ini. Kalo ada cowok yang mau mengisengi para cewek-cewek ini, kan ada Tim dan Malik…dan Tom. Atau mungkin nanti ada yang mengisengi Tom hahahahaha. Ketika Adelia, Malik dan Lisa melihat Tum, Tam dan Kylie, sepertinya cewek-cewek itu juga sebodo amat dengan penampilan seksi mereka malam ini. Ya, mereka semua cewek penggoda malam ini, tapi mereka hanya akan saling menggoda, pokoknya malam ini tidak ada kamusnya menggaet cowok atau cewek di Club! Titik!

"Cekleeekkk...", pintu rumah Malik terbuka. Hal itu membuat para gadis-gadis menjerit. Mereka berusaha menutupi lengan mereka yang tak satu pun baju mereka bertangan. Kemudian beberapa detik mereka saling berpandangan dan mengingat bahwa tak satupun gaun mereka yang panjangnya dibawah lutut. Mereka kompak merapatkan paha-paha mereka, seakan-akan itu bisa menutupi bagian itu. Bantal-bantal yang tadi sudah betebaran akhirnya di kutip kembali untuk menutupi kulit-kulit terbuka mereka. Padahal mereka sebentar lagi akan pergi ke club, berdansa gila-gilaan dengan gaun ini. Tapi kenapa sekarang mereka sangat cemas ketika ada orang asing yang masuk dan melihat adegan peragaan busana mereka ini?

Adelia menatap tajam Lisa. Mana tadi itu sikap cewek batak ini yang katanya "sebodo amatttt", kenapa Lisa malah ikut-ikutan menutup lengan dan pahanya. Tiba-tiba cewek itu insecure dengan bolong-bolong yang ada di bagian dada dan punggungnya! Justin… Justin… Adelia lupa kalau ini juga rumah Justin. Kenapa ia sampai lupa kalau pada satu hal, Justin bisa melihat kegilaan mereka. Biasanya juga dia ikut berpartisipasi. Tapi ya tidak ketika Adelia berkostum seperti cewek penggoda seperti ini!!!!

"Oiiii Justin! Baru pulang? Uda makan blon? Kayaknya masih ada tuh sisa nasi ama kari. Lo ikut kan ke Northbridge bareng kita?", tanya Malik beruntun. Justin tersenyum, ia mengangguk.

"Gue uda makan Lik, thanks", ia kemudian menatap Lisa dan Adelia. Kedua gadis itu sedang merasa tidak nyaman dan menghindari tatapan cowok itu. Justin tersenyum. Lisa mencuri-curi pandang dan menyapa Justin dari kejauhan.

"Bang Justin he he he, ikut kita ke Northbridge kan?", tanya Lisa kikuk. Padahal tidak ada rencana sama sekali mengajak Justin. Bagaimana mereka bisa gila-gilaan kalau ada "orang asing" diantara mereka? Walau sebenarnya Lisa cukup hepi karena ini adalah salah satu kesempatan dia untuk bisa sedekat roti dan selai dengan pujaannya itu hihihi.

"Yes... aku ganti baju bentar ya", jawabnya sambil terus menatap mata Adelia. Gadis itu akhirnya mencuri-curi memandang Justin. Ia tersenyum kikuk dan mengangguk, dan kemudian berpura-pura memeriksa isi tasnya. Justin sudah cukup senang. Malam ini akan panjang sepertinya.