rrrrrrrrr
Suara getaran dildo itu mendengung membuat mereka berdua makin girang
"Chik.. sejak kapan kamu punya begituan?" tanyaku penasaran
"ohh.. ini.. ini punya bibiku. aku ambil dari kamarnya barusan mumpung yang punya lagi gak ada" sambil ujung dildonya diarahkan kewajahku
Kemudian Chika menindih Nisa, dengan posisi 69 dildo itu digesekkan kememeknya
"iiggghhh.. Chikk.. kamu ngapain" Nisa kaget dan mencoba menahan Chika
"gak papa niss.. kamu bakal suka deh.." lanjut Chika sambil menyodokkan dildo itu kedalam memek Nisa
ggrggggrrrrr..
Dildo itu keluar masuk di memek Nisa yang becek, Chika semakin terangsang dan terus mempercepat gerakannya sedangkan Nisa hanya bisa mendesah pasrah dan menggeliat
"enak gak nis??" tanya Chika sambil terus memainkan dildonya
Aku pun mulai terangsang melihat mereka
Kemudian kumasukkan kontolku kedalam memek Chika yang setengah nungging menindih Nisa
"aaahhh... angeeelll.. jangan bikin kaget gitu dong.. aahhh..uuuhhh...nnggghhh.." teriak Chika
Teriakan Chika membuatku semakin bersemangat menggenjotnya dan memukul-mukul bongkahan pantatnya
Lendir Chika yang menetes keluar dari memeknya akibat sodokan dari kontolku, menetes dan membasahi wajah Nisa
Nisa tidak hanya tinggal diam melihat kontolku yang sedang keluar masuk memek tembem Chika dihadapannya. Dia kemudian menjilat kelentit Chika sambil meremas-remas kedua biji pelerku
"aaahhhh.... tunggg... aahhhh... enak banget....truussss... Iyaahhh...." Desahan Chika menjadi semakin keras dan dia kemudian semakin bringas menyodok memek Nisa
Nisa yang juga merasakan getaran dildo yang semakin cepat malah mengenggam biji pelerku dengan semakin erat dan membuatku semakin keenakan
Crrooottt....Crrooottt.....prrookkk...prookkkk...cpokkk..cpokkkk
"aaahhhh....iiihhhh....nnggghhhh...aaaahhhhh..."
"uuggghhh...uuhhh..aahhh...ahhhh"
Desahan kami bertiga menjadi-jadi, bunyi dentuman keras kontolku juga sangat nyaring. Tidak lama permainan kami berjalan, mereka berdua kemudian muncrat lagi
Chika yang muncrat paling awal ambruk dan tubuhnya tersungkur kedepan melepas kontolku dari genggaman erat memeknya
Sedangkan Nisa masih belum puas kalau belum memasukkan kontolku kedalam memeknya
Dia kemudian menciumku dan mendorong tubuhku sampai terlentang. Dia mengambil posisi atas, memegangi kontolku dan hendak memasukkannya kedalam memeknya
"hehe.. ini gak akan sama kayak waktu itu ngel.." senyum iblisnya kembali muncul
"nnggghhhh... uuhhhh... Kontolmu emang enak banget.. Dildo yang tadi bahkan gak ada apa-apanya sama inihhh.. ngghh.." teriaknya
Nisa dengan semangat 45 mulai menggoyangkan pinggulnya. Memeknya yang sempit itu menghisap kontolku dengan sangat kuat, bahkan ketika memeknya terangkat, jepitannya seakan-akan ingin menarik kontolku lepas dari tempatnya
Tidak hanya membuat pinggulnya naik turun, dia juga menggoyangkannya ke kiri dan kekanan bahkan sedikit memutar seperti sedang mengulek sambel
"aaaaahhhhh.... yesssss.....aaahhhh...uuuhhhh...mantepppp...aaahhh..."
"mmmfff... enak... ohh... yessss....ohhh...yesss..nyussss.... ngggghhhh"
Suara desahannya terdengar seperti teriakan saking kerasnya
Di kamar Chika, kami bisa mendesah sepuas kami, tidak akan ada orang yang menyadari kalau ada tiga gadis SMA yang sedang ngentot bareng disini
Aku pun ikut menggoyangkan kontolku, kuhantam semakin kuat ke mulut rahimnya, sambil kuremas-remas toketnya yang bergoyang
"aaahhhh....aaahhh.... aaaaahhhh...yesss....nggghh...uuuhhhh..."
Chika yang mendengar desahannya lalu terbangun, dia melihat Nisa dengan serunya melompat-lompat dibatang kontolku
Chika melihatnya dengan kagum, tubuh mungilnya mungkin tidak akan bisa menerima kontolku sedalam itu
Chika kemudian mendekat kewajahku, wajahnya terlihat sebal dan ingin sekali dimanja
"anggeell.. inihhh.." seperti anak kecil yang ingin dipangku orang tuanya. Dia mengangkang dan menempelkan memeknya diwajahku
"Chik..bentar..mmfff.." Dia menekan pantatnya sehingga membuatku sulit benafas karena memeknya menutup mulut dan hidungku
Kulepas genggamanku dari toket Nisa dan mengangkat pantat Chika sekaligus mulai mejilati kelentitnya
Chika pun ikut mengerang keenakan ketika memek tembem ranumnya kumainkan dengan gemas
Cengkraman memek Nisa semakin erat menandakan dia akan segera muncrat, tanganku kulepas dari bongkahan pantat Chika dan melesat meremas kedua bokong Nisa
Kugenggam erat kedua bokongnya dan kunaikturunkan pinggulnya dengan cepat sambil sedikit kuangkat pinggulku agar kontolku bisa berpenetrasi lebih dalam lagi
"aaaahhh.....hhaaaaahhh...aahhh..uuuhhh..." Nisa mulai menggila. Dia menghentikan gerakannya dan mempercayakan semuanya padaku
Kugenjot kontolku semakin kuat dan cepat masuk kedalam memeknya.
Kepala Nisa kemudian disenderkan kedepan dan ditangkap oleh kedua toket besar Chika
Mereka berdua lalu saling berpelukan, tapi pelukan Nisa menjadi semakin kuat sesaat dia mencapai orgasme
"nnggghhh....aaahhhh...uuuhhhh.." teriakannya sedikit tertahan oleh toket Chika yang meredam suaranya
Badannya gemetar dan menjadi kejang, melihat Nisa yang seperti itu Chika kemudian menyingkir dari wajahku dan membiarkan tubuh Nisa terkulai lemas dipelukanku
Kubiarkan dia mendarat dipelukanku dan kuusap-usap rambutnya. Kupeluk dia lembut, nafasnya menjadi tak teratur dan keringatnya bercucuran
Kontolku masih bisa merasakan kehangatan lendir putih yang terus mengalir keluar dari memeknya
Setelah beberapa saat, kulepas kontolku dari memeknya dan kubaringkan dia kesebelahku. Dia sangat kelelahan dan nafasnya begitu cepat dengan memeknya yang masih berkedut-kedut
"Chika mau kayak gitu juga?"
"mmm.. pengen si, tapi toketku kegedean.. kalo goyang sekenceng itu ntar pundakku makin pegel karena berat" sambil menahan kedua toket jumbonya
"lagian badanku kecil, itunya gak bakal bisa masuk sedalem Nisa tadi" sambil malu-malu
Melihat wajahnya yang malu membuatku ingin mendekapnya dan langsung kucium bibirnya
"gak papa chik.. kita coba dulu, pasti enak kok.." ucapku pelan
Kupeluk Chika dan kubiarkan tubuhku ditindih olehnya dan membuat posisi kami seperi Nisa tadi
"mmhh.. oke.. kalo gitu aku masukin ya.." ucapnya dengan nada imut
Dipegang kontolku yang masih anget keluar dari memek Nisa, kemudian dimasukkan kedalam memek tembemnya
Sambil menggigit bibirnya dia terus menancapkan batang kontolku masuk ke lubang memeknya
"aaaahhhh...uuunngghhhh....nnggghhhh....." kemudian pinggulnya dinaikturunkan sedikit demi sedikit
Kupegangi toketnya agar tidak membal kemana-mana
"ugghh.. gimana Chik? memekmu enak banget Chik ngghh.."
"he-em... kontolmu penuh banget didalem ngell.. enak.." dia terus menggoyangkan pinggulnya naik turun sambil mendesah keenakan
Kuremas-remas toketnya yang bergelantungan didepannya. kedua tangannya menahan tubuhnya dan sedikit membungkuk sambil menambah penetrasi kontolku yang masih belum masuk sepenuhnya
"aahh....ihhhh...nnggghh....uuuhhhh..." dia terus mendesah keenakan, tapi desahannya tidak sekeras desahan Nisa
Tidak tahan hanya diam dan melihatnya, aku kemudian duduk dan memeluk tubuhnya
Kedua kakinya kemudian melilit pinggulku. Kuciumi lehernya sambil kugerakkan pantatnya membuat kontolku semakin masuk kedalam memeknya
"Aahhhnngghh...aaahhhh...iiihhh....nnggghhh..." Dia semakin mengerang keenakan dan memeluk erat tubuhku sampai menekan toket kami berdua
Kutambah genjotanku dan membuat kontolku semakin keras menghantam mulut rahimnya
Dia menundukkan kepalanya dan menciumku ganas sambil memeluk kepalaku dengan erat
"nngghhhh...mmmffff....ssshhhh...mmpppssss...mmfff..." lidahku dimainkannya dengan liar, mulutku pun disedot dengan kuat
Memeknya yang semakin menegang membuatku mempercepat genjotanku. Dia melepas ciumannya dan mencakar-cakar punggungku sekaligus mendesah hebat
"aaahhhh.....aaahhhh....iiihhhh....aaahhhhh.....uuuhhhhh...aaaaaaaaahhhhhh..."
Desahan panjangnya mengakhiri permainan kami, aku juga ikut memuncratkan maniku dengan sangat banyak kedalam rahimnya
"hahhh..haahh..hah... enak banget hah.." desahnya dengan nafas tersengal-sengal
"iya kan.." kemudian kucium lagi bibirnya dan kugencetkan kontolku agar muncratanya bisa masuk semakin dalam kememeknya
Kuturunkan badannya kekasur dan kulepas kontolku dari memeknya
"aahhh.. auww.. gak bisa balik pinggulku" ucap Chika sambil menyengir
Pahanya masih mengangkang dan memeknya berkedut-kedut mengeluarkan Cairan peju yang sangat banyak mengalir keluar membasahi kasur.
"hahaha" aku hanya bisa tertawa melihat penampilannya
"hey.. kamu belum keluar dimemekku"
Kutolehkan wajahku dan kulihat wajah Nisa tampak cemberut tepat didepan wajahku
Dengan muka cemberutnya dia menungging sambil menggoyang-goyangkan toketnya
"emm.. sorry nis,, kayaknya yang barusan udah bikin kontolku bener-bener loyo deh.. maaf ya, lain kali aja.." ucapku
"hmm.. masa si?" Dia kemudian mengelus kontolku dan kembali mengulumnya, sekaligus membersihkan sisa-sisa peju yang barusan kumuncratkan
Sudah berjam-jam kami ngentot, pastinya kontolku juga sudah sampai batasnya meskipun dikulumnya terus menerus
"nih.. ngaceng lagi tuh si dedek" ucapnya sambil terus mengocok kontolku
"loh.. kok masih kuat dia?" aku sendiri kaget, tak kusangka kontolku ternyata setangguh ini
"perasaan udah lumayan lama mainnya, harusnya dia udah lemes. tapi kok masih bisa bangun lagi?"
"kok badanku juga berasa masih seger ya? kayaknya ada yang aneh?"
"kenapa beb..?? ayo lanjut dong aahh.." sambil menyedot biji pelerku
"wait.. jangan-jangan minuman tadi...".
Nisa langsung berhenti mengulum kontolku
Aku segera paham dengan melihat reaksi Nisa
"aah.. sudah kuduga, kalian apain tadi diminumannya?" tanyaku
"waduhh.. ketahuan ya.." Chika bangkit sambil menatap Nisa
"hehe.." Senyum Nisa sambil mengecup ujung kontolku
Afrodisiak/obat kuat. Sepertinya mereka memasukkan bahan sejenis itu kedalam minuman tadi. entah merk apa yang mereka masukkan, yang pasti itu membuatku semakin bernafsu melayani mereka berdua
"btw efeknya bisa sampai 10 jam loo.." ucap Nisa memiringkan kepalanya sambil menjilati kontolku
Kulihat Jam beker dikamarnya Chika, dan ini bahkan belum tengah malam.
"yoss.. siipp.. dah ngaceng lagi yeeyyy.." Kemudian Nisa menungging, menggoyang-goyangkan pantatnya dan menghadapkan memeknya kewajahku
"ayo bebbb.. sini cepetan.. memekku dah pengen banget dimasukin kontolmu nicchh.." ucapnya centil seperti biasa sambil merekahkan memeknya dengan jarinya
"huuufffttt.." kutarik nafas panjang dan mencoba bersabar menghadapi tingkah lakunya
"oke, awas aja kamu ya.. jangan nyesel kalo sampe kamu mabok kontol" Akupun mendekati tubuhnya dan kutempelkan ujung kontolku diujung memeknya
"iyessshhhh...aahhhh...uuuhhhhnnggghhh" dia mengerak-gerakkan pinggulnya sendiri, sehingga kontolku keluar masuk didalam memeknya
"Dasar cewek pelacurr... Betina mesumm... budak kontol kauu.." kumaki-maki dia sambil ketampol pantatnya sampai merah
"aahh.. iyaa... hina aku beb... tampar truss... ahh.. nikmatt.. aaahhhh.."
Dia malah semakin girang dengan kelakuanku. aku mulai kesal dipermainkannya, lalu kulepas kontolku dari memeknya
"hhmm..? kok dicabut beb? masukin lagi dong aah..." desah Nisa
Kujebloskan kepala kontolku masuk kelubang pantatnya membuatnya meringkik kaget
"aahhh... yesshhh.. anal... yesshhh.. lets gooo.. beb.. masukin... belah bokongku sayang..."
Semakin kencang desahannya semakin keras pula genjotanku dilubang pantatnya. Kuincar sudut yang pas sehingga kontolku bisa menjangkau anusnya lebih dalam
"ooowwhhh.. yeaahh... aahhhh... uuhhhhh...nnggghhhh...."
Chika terpesona melihat sex anal didepan matanya. melihat kontolku yang begitu besar keluar masuk kelubang pantat Nisa membuatnya ngeces dan mengeluarkan air liur. Sepertinya dia membayangkan sedang berada diposisinya Nisa
Kontol besarku menyusut ketika masuk kedalam anusnya karena tekanannya yang begitu kuat. Tapi tetap saja kugenjot sekuat tenaga sampai Nisa mendesah tak karuan
Chika tersadar dari lamunannya dan ikut bergabung dengan kami, dia memelukku dan menciumku dari belakang
Toketnya digesekkan kepunggungku, dan kedua tangannya memelintir putingku yang mengeras
"aaaahhhh...aaahhhh...nnnggghhhh..." akhirnya kumuncratkan pejuku kedalam dubur Nisa dan Nisa memuncratkan cairannya kemudian dia terkulai lemas
"hahh..hahh.." kuatur nafasku agar kembali stabil
"ayooo.. sekarang kesini sayang.." kulihat Chika sudah terlentang dan mengangkat kedua kakinya, memeknya telah siap sedia untuk dimasuki kontolku kapan saja
Kontolku yang barusan muncrat dianus Nisa masih keras seperti batu, tanpa fafifu langsung kuserbu memek Chika dan kugenjot dengan mantap
"aaaahhhh....nnggghhh...aaaahhhhh....aaahhh..." kusedot toketnya dan kumainkan dengan brutal membuatnya semakin menggelinjang
Crrttt...ccrtttt...
Tidak lama waktu yang kubutuhkan untuk mencapai orgasmenya lagi, dan kumuncratkan lagi pejuhku kememek Chika
Mereka berdua kini tergeletak ngos-ngosan dikasur. Tapi tidak kukendorkan seranganku, kuangkat tubuh Nisa dan kuletakkan diatas tubuh Chika sehingga mereka saling berpelukan dan memek mereka tumpang tindih terlihat seperti sandwich
Kuambil dildo tadi, kemudian kumasukkan kembali kontolku dan dildo itu kelubang memek mereka berdua
Kugenjotkan sambil kumainkan dildo itu keluar masuk vagina mereka, mengguncangkan badan mereka sekaligus menggesek-gesek toket mereka
"aaaahhhh....aaaahhhhh...uuuhhhh....iihhh"
"uuuhhhh...nnggggghhh..aaahhhh....aahhhh"
Desahan mereka kembali keluar dengan nakal, dan sekali lagi mereka memuncratkan cairan mereka
Setelah itu kubuat miring posisi Nisa dan kuangkat satu kakinya. kutusukkan Kontolku dari belakang dan membuatnya kembali mendesah tak karuan untuk kesekian kalinya
cplookkk...cplookkk....cploookkk
"aaaaaahhhhhh.....aaahhhhh....uuuuhhhhh...iiihhhhh...nngghhh"
Selesai dengan Nisa aku kembali mengewe Chika. Sambil tengkurap kujebloskan kontolku kedalam memeknya
cplookkk....cplookkkk...cplokkk
"aaaahhhhh.....nnggghhhh...iiihhhh...aaahhhhh...aahhhh"
Desahan kami tak henti-hentinya keluar dari mulut kami, suara becek tabrakan antara memek dan kontolku menggema nyaring diruangan kamar,
Sampai pagi tiba...
********
Kulihat plafon putih ketika kubuka mataku perlahan. Kedua lenganku seperti tertindih sesuatu. Kemudian kulihat sekelilingku
"ahh.. iya.. aku ketiduran semalem" kulihat Nisa dan Chika tertidur lelap dibantalan lenganku, dengan kedua tangan mereka yang menggenggam kontolku
Kulihat tubuh mulus bugil dan wajah imut mereka yang masih tertidur, kurasakan sensasi kulit tangan mereka yang menggenggam kontolku membuat kontolku sekali lagi ngaceng dengan pelahan-lahan
Kontolku yang membesar ditangan mereka, kemudian membangunkan mereka berdua dan tanpa sadar mengocok penisku
Dengan wajah mengantuk, Nisa kemudian turun dan mengemut kontolku. Chika yang terbangun lalu mengusap-usap matanya dan mengikuti langkah Nisa
Air liur mereka yang lengket dipagi hari membuat kontolku bangkit lagi dengan cepat
"hey.. kalian berdua,, udahan yukk.. kalian gak capek apa?"
"hhnnggghhh.. gak mauuu" jawab Nisa dengan mata mengantuk.
"aahh.. sosis...nnyyhhh enak.. sosisnya gede..nnyyhhh" Chika yang bengong mengigit-gigit kecil kontolku
"ugghh.." kontolku mulai kebas setelah meladeni mereka semalaman
"gimana caranya aku kabur kalo kayak gini?. Mereka begitu kuat memainkan kontolku sehingga aku tidak bisa kabur dengan mudah
"Chika... Chika mau nyoba anal gak? Anal yukk" Godaku
"hhmm.. anal? mau.. mau.." Kuangkat tubuh Chika dan kuletakkan diatas tubuh Nisa yang tergeletak
"oke sip, kujadikan ini yang terakhir terus kabur.."
Dua memek mereka kini saling melekat dan tumpang tindih, begitu pula dengan toket mereka
Kubangkitkan kontolku untuk ronde terakhir, dan kusiapkan kelubang pantat Chika, sedangkan pantat Nisa kupasangi lagi dengan dildo yang kami pakai
Pagiku dimulai dengan dua bau pantat mereka yang menyengat dipagi hari
Kumulai dengan menggenjot pelan anus Chika, kukeluarmasukkan kontolku dengan halus agar dia tidak bangun sepenuhnya
Hal yang sama kulakukan pada Nisa, kudorong dildo itu pelan-pelan, dan kadang kuhentikan didalam pantatnya
Cpokk..cpokk..cpokk
Bunyi pantat mereka sekaligus menjadi lagu nina bobo untuk mereka. Kubuat kelentit mereka saling bergesekan agar mereka berdua cepat orgasme
Kutahan kontolku dan dildonya didalam pantat mereka sambil memainkan kelentit mereka
"nggghhh....nngghhhhh...." dan beberapa saat kemudian mereka muncrat
Tubuh Nisa kubiarkan tetap seperti itu dengan dildo melekat dianusnya
Sedangkan tubuh Chika kubaringkan disebelah Nisa, lalu kucabut kontolku perlahan-lahan
Mereka berdua lalu kembali kealam mimpi masing-masing
Aku yang sudah setengah mengantuk inipun segera mengambil barang-barangku dan melarikan diri
Kulihat jam beker dikamar Chika menunjukkan angka 9
"ya ampunn.. Bisa bahaya, kalo gak kabur sekarang"
"matilah aku kalau mereka yang bangun duluan tadi, sampai habis mengkerut gini kontolku gara-gara mereka berdua"
Dengan terkantuk-kantuk aku kemudian kabur dari apartemen Chika dan pulang kekos
Sesampainya dikamar, langsung kurebahkan tubuhku dikasur dan sudah tidak ingin melihat memek lagi untuk sementara
BERSAMBUNG