Ceska menggandeng tangan Naca menuruni anak tangga, menuju meja makan.
"Udah sampai...masak mau gandengan makannya?kayak mau nyebrang aja gandengan terus" kata Naca memandangi tangan Ceska yang sedari tadi menggenggam.
"Eh...iya lupa....ya maap kan takut kalo kamu ilang makanya aku gandeng... hehehe...ya udah duduk sebelah aku aja....jangan jauh-jauh...kan aku masih sakit jadi butuh perawatan ekstra"
"perawatan?tuh kan ada bi siti yang biasa ngrawat kamu.... hehehe"
"Tapi aku maunya kamu....!"
"Dasar...."
Naca pun duduk di sebelah Ceska. Beberapa menit kemudian mamanya turun untuk makan bersama.
"Kita tunggu papamu yah sebentar lagi dateng"
Naca merasa sedikit canggung tiba-tiba harus bertemu makan malam bersama seperti ini.
"Malem semua" kata papa Ceska yang baru dateng.
"Malem pa....ayo duduk pa kita makan bareng..."
"Eh ada Naca juga..." kata papa Ceska sambil duduk di mejanya.
"Iya om...tadi jenguk ceska katanya sakit" kata Naca sopan.
"Iya tuh...bandel sih.... bilangin aja tuh ca biar gak bandel....mungkin kalo yang bilangin kamu dia nurut" kata papanya sambil mengambil makanan.
"Eh...eng...iya om...tadi aku udah bilangin dia ko..." kata Naca salting karena gugup.
"Ya udah...kita Langung makan aja yuk....keburu dingin nanti nasinya" ajak mama Ceska.
Mereka pun menikmati makanan yang sudah dimasak oleh bi siti.
"Ehem...ehem..." Ceska terbatuk kecil padahal dia sedang tidak tersedak.
"Mumpung ada papa mama aku pengen ngomong sesuatu sebentar...."kata Ceska berusaha seserius mungkin.
"Ngomong apa ces?" tanya mamanya.
"Ma...pa...aku pengen tunangan sama Naca...." kata Ceska tanpa ragu.
Uhuk ..uhuk..uhuk....Naca kaget...saking kagetnya dia terbatuk mendengar apa yang dibicarakan oleh Ceska. Kenapa bisa Ceska tiba-tiba bilang seperti itu tanpa bertanya dulu padanya, pikir Naca dalam hati.
"Kamu kenapa ca? keselek...minum gih..." kata mama Ceska menyodorkan minuman.
"Maaf Tante....aku hanya kaget aja....kenapa Ceska bisa ngomong gitu"
"Iya ces... maksudnya apa? kamu mau tunangan sama Naca?"tanya mama Ceska lagi.
"iya ma.. pa...aku sayang sama Naca...aku gak bisa jauh dari dia...aku serius sama Naca....aku pengen kita ada suatu ikatan dulu..misal tunangan mungkin...walaupun nikahnya besok sesudah kita bekerja...atau sesudah lulus kuliah...aku mohon papa dan mama bisa paham keinginanku....selama ini aku gak pernah minta apa pun dari kalian....bahkan sesibuk apapun kalian aku berusaha untuk memahami kesibukan kalian tanpa protes selama ini"
Ceska memang bukan tipe anak yang manja, bahkan tak pernah menuntut apapun dengan orang tuanya meski mereka dari keluarga berada. Mungkin hanya sedikit kenakalan-kenakalan biasa yang dia di sekolah lakukan, tapi dia juga menunjukkan prestasi di sekolahnya. Entah itu prestasi akademik maupun futsalnya. Kali ini sepertinya dia memang benar-benar serius meminta permintaan itu kepada orangtuanya.
"Yah...terus terang papa kaget mendengar permintaan kamu itu...karena sebentar lagi kamu akan ujian...apalagi katanya kamu mau ke fakultas kedokteran kan?"
"Aku janji itu gak akan ngeganggu sekolah aku...bahkan Naca pun banyak bantu aku dalam belajar... buktinya kemarin Naca yang ngajarin waktu aku gak masuk saat kejurnas....aku sayang sama Naca pa...."
Naca terdiam....entah dia harus bersikap apa dan ngomong gimana...dia benar-benar bingung saat ini.
"Kalo nak Naca gimana...mau kamu tunangan sama Ceska?"
"Jujur aku kaget Ceska tiba-tiba bilang mau tunangan om...aku pikir kita konsentrasi dulu soal ujian....karna saya juga ingin kuliah dulu..." kata Naca.
Ceska menatap Naca dengan lesu, mendengar perkataan Naca membuatnya tak semangat.
"Kamu pengen ke jurusan apa ca?" kata mama Ceska.
"Jurusan kedokteran Tante..."
"Ow....sama dong kayak Ceska...."
"Ya udah gini aja ces...nanti biar kita ngomong dulu sama ibunya... ibunya Naca memperbolehkan Naca tunangan atau gak" kata papa Ceska.
"Tapi papa setuju kan kalo aku tunangan sama Naca?"
"Ya asalkan tidak menggangu sekolah kamu...dan kalian saling mendukung untuk prestasi kalian...papa sih gak masalah...o iya mengenai rencana kalian ke jurusan kedokteran biar nanti papa bilang ke teman papa, dia dosen di situ...jadi kalian gak usah khawatir gak diterima..."
"Tapi maaf om...bukannya saya menolak tawaran om....mohon maaf sekali saya gak bisa menerima ajakan itu..."kata Naca.
"Kenapa?kamu gak mau satu kampus sama aku?' kata Ceska heran.
"Bukannya gitu ces...tapi aku mau masuk ke kedokteran karena kemampuanku sendiri...aku pengen tahu sejauh mana kemampuanku...bukan karna rekomendasi dari papamu...mohon maaf sekali lagi om..."
"Om ngerti...om bangga sama semangat dan prinsip kamu itu....jaman sekarang orang berprinsip seperti kamu susah dicari...bahkan kebanyakan orang sekarang hanya ingin sesuatu yang instan untuk mendapatkan sesuatu" kata papa Ceska.
Ceska yang tadinya hampir marah dengan Naca berubah menjadi sumringah karna perkataannya yang justru membuat Naca mempunyai nilai plus dimata papanya.
"Oh iya om Tante... kayaknya udah malem...aku mau pamit pulang dulu yah..."kata Naca sopan.
"Ya udah aku anter ya?"kata ceska.
"Eh gak usah...kamu kan masih sakit...nanti naik motor tambah masuk angin lagi"
"Aku anter pakai mobil mama....boleh kan ma?"
"Iya boleh...kasihan kan kalo Naca pulang sendiri pake sepeda...sepedamu tinggal di sini dulu aja ca"
"Iya Tante makasih banyak ya....saya pamit dulu"
Naca pun bersalaman dengan kedua orang tua ceska. Ceska pun menyiapkan mobilnya bersiap untuk mengantarkan Naca pulang.