Berita mengenai pertunangan Naca dan Ceska dengan cepat beredar di sekolah. Banyak yang mengucapkan selamat, banyak juga yang merasa tidak suka karna berbagai alasan, entah itu karna cemburu melihat kemesraan mereka, entah karena murid-murid cewek merasa patah hati melihat pertunangan itu. Begitu pula dengan Arumi, dia begitu cemburu melihat pertunangan yang baginya tiba-tiba. Arumi berpikir kenapa secepat itu mereka bertunangan, bahkan dia yang lebih kesalnya lagi dia mengetahui lewat media sosial setelah pertunangan itu.
Arumi benar-benar kacau saat mengetahui berita itu. Dia benar-benar harus membuat perhitungan dengan mereka berdua.
Arumi berjalan cepat mencari keberadaan Ceska, ternyata Ceska sedang duduk bersama teman-temannya di kantin sekolah. Arumi pun menarik tangan Ceska untuk menjauh dari tempat itu.
"Apa-apaan nih narik-narik tangan gue?"
Arumi pun menghentikan langkahnya sesampainya di tempat yang agak sepi.
"Ces....kenapa sih lo hari harus tunangan sama Naca?"
"Terus urusan Lo apa?"
"Ces....kamu kenapa sih gak pernah lihat aku sedikit pun....kamu tahu kan dari dulu aku suka sama kamu...dari kelas X ces....tapi kenapa...kenapa kamu malah bertunangan dengan Naca.....!"
"Apa hak Lo nglarang gue bertunangan dengan Naca....gue gak pernah suka sama lo!"
"Kenapa?Gue lebih cantik...lebih kaya dan lebih segala-galanya dibanding dengan Naca!Tapi kenapa ces kamu lebih memilih cewek itu....!"
"Asal lo tahu...perasaan gak bisa dipaksakin...dan gue gak pernah suka sama lo jadi please jangan ganggu hubungan gue dengan Naca!Ngerti!"
Ceska pun melangkah hendak meninggalkan Arumi, tapi tiba-tiba Arumi memeluknya dari belakang. Tanpa mereka sadari ada orang yang memotret mereka dari kejauhan saat mereka berpelukan.
"Ces aku mohon beri aku kesempatan supaya aku bisa buat kamu suka sama aku..."
"Lepasin gue... apaan sih lo. .udah gue bilang gue gak akan pernah suka sama lo....!"
Ceska melepaskan pelukan Arumi dan berlalu meninggalkan Arumi yang terisak.
Foto yang tadi secara sengaja diambil oleh seseorang itu dengan cepat beredar di sekolah.
"Kasihan ya..baru aja tunangan udah diaelingkuhin" kata anak-anak lain ketika melihat foto itu berniat menyindir Naca yang sedang lewat di depan mereka.
Naca merasa bingung dengan sikap anak-anak yang menyindirnya ketika dia lewat tadi.
"Apa maksud mereka ngomong kayak gitu"
Putri dan Ana memasuki kelas dengan berlari menghampiri Naca yang sedang duduk dibangkunya karena masih memikirkan perkataan teman-temannya tadi.
"Eh ca lihat ini deh...pasti lo kaget setelah lihat foto ini!" kata putri dengan terengah-engah.
"Ada apa sih kalian pada lari-lari gitu kayak habis dikejar setan aja!"
"Ya ampun put...ini lebih menyeramkan dibanding dikejar setan tahu gak!" kata Ana memperlihatkan foto yang beredar itu.
Deg....hati Naca merasa sesak melihat foto Arumi yang sedang memeluk Ceska dari belakang. Bagai tersambar petir di siang bolong dia hanya mematung melihat foto itu.
"Ca Lo gak papa kan? sebenarnya gue gak mau ngasih tahu lo masalah foto ini tapi..kita pikir kamu harus tahu sebenarnya!" kata Ana yang khawatir melihat sahabatnya sedih.
"Gak...gak papa kok...makasih udah kasih tahu aku"
Tak terasa tetesan bening air mata mengalir di pipinya. Putri dan Ana pun memeluk Naca yang sedang menangis.
"Em...m...aku keluar bentar dulu ya....ada urusan...!"
"Eh ca...kamu mau kemana?"
Naca pun tidak menggubris perkataan kedua temannya itu. Naca butuh waktu untuk sendiri, sebenarnya dia juga ingin meminta penjelasan dengan Ceska saat ini.
Ceska mencari keberadaan Naca setelah mengetahui tersebarnya foto dia bersama Arumi tadi. Ceska mencari Naca di kelasnya.
"Mana Naca?"
"Naca tadi keluar kelas" kata putri
"Bilang gak dia kemana?"
"Dia gak bilang sih dia kemana tapi tadi dia nangis setelah lihat foto Lo sama Arumi" kata Ana.
Ceska pun menggebrak meja.
""Ini semua gara-gara Arumi!" kata Ceska kesal.
"Ces...Lo kan kemarin udah tunangan sama Naca masak sekarang lo pelukan sama Arumi...please ces jangan permainin Naca dong!"
"Ini semua tuh salah paham dan gue mesti ketemu sama Naca buat jelasin semuanya"
Ceska pun berlari ke luar kelas mencari keberadaan Naca.
Ceska mencari ke semua penjuru sekolah, tapi hasilnya nihil.
Ceska pun sudah lelah mencari Naca yang entah keberadaannya dimana. Ceska menghampiri teman-teman Geng JP di tempat tongkrongannya. Ceska tertunduk lesu, tangannya dia silangkan diatas meja, wajahnua dia sembunyikan disela tangannya.
"Ces Lo gak papa?" tanya teman-temannya.
"Ini semua gara-gara si Arumi!"
Ceska menggebrak meja.
"Gue akan buat perhitungan dengan orang yang ngambil foto gue tadi!" kata Ceska penuh dengan emosi.
"Sabar ces..kita pasti bantuin Lo ko...."Kata Toni sambil menepuk pundak Ceska.
"Tapi sekarang Naca udah salah paham...pasti dia marah sama aku sekarang....aku udah cari dia kemana-mana tapi aku gak tahu sekarang dia dimana!"
"Lo udah cari dia ke kelasnya?ato tanya temennya kali!" kata onat.
"Udah tapi dikelas gak ada, kata temen-temennya tadi dia nangis setelah lihat foto itu terus dia pergi gitu aja...!"
"Nanti kita bantu cari siapa pelakunya!tenang aja ces...!" kata Joni.
"Iya...makasih ya gaes....!"
Ceska pun mencoba untuk menelpon Naca tapi entah kenapa nomor Naca mendadak tidak aktif.