Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu tiba. Ceska yang sudah menyiapkan ini berhari-hari berharap semuanya akan berjalan lancar. Tepat pukul 4 Ceska menjemput Naca di rumahnya. Sebelum mereka pergi Ceska menutup mata Naca menggunakan kain yang sudah dia siapkan sebelumya, awalnya Naca menolak, untuk apa pake ditutup segala. Tapi akhirnya Naca pun hanya menurut saja dengan permintaan Ceska itu. Ceska pun membawa Naca ke suatu tempat, dimana tempat itu adalah salah satu kamar di sebuah hotel. Naca tidak tahu untuk apa dia di ajak ke situ. Naca masih ditutup matanya. Mereka sampai di sebuah kamar hotel yang cukup mewah. Di situ ada seseorang yang sudah menunggu, orang itu akan merias Naca.
"Kamu sama dia dulu ya...!" kata Ceska setelah melepaskan penutup mata Naca.
Naca pun hanya memandang sekeliling, entah dimana dia sekarang.
"Eh ces tapi...."
"Udah nurut aja....aku keluar sebentar ya"
Ceska pun keluar meninggalkan Naca yang mulai dirias.
Tanda tanya besar ada di kepala Naca saat ini.
Kenapa aku harus dandan seperti ini, pikirnya dalam hati. Semua pertanyaan itu dia simpan sampai riasannya selesai.
Waktu menunjukkan pukul 7 malam, Naca sudah selesai dirias dan sudah mengenakan dress yang dibelikan Ceska tempo hari. Malam ini Naca benar-benar terlihat cantik, dengan riasan dan dress bunga-bunga yang dia kenakan semakin mempercantiknya. Biasanya Naca tak pernah dandan seperti ini, apalagi memakai dress seperti ini, biasanya kalo pake dress cuma di acara kondangan keluarga itupun juga cuma dress biasa. Tapi kali ini dia sungguh berbeda.
Setelah semua selesai Naca diantar oleh orang yang tadi meriasnya. Berjalan ke lift hotel dan menuju suatu tempat, lebih tepatnya di sebuah rooftop hotel itu. Sesampainya di sana orang itu meninggalkan Naca sendiri, Naca bingung melihat sekeliling. Semuanya cuma nampak gelap di situ sampai tiba-tiba lampu dinyalakan.
Taaarrrraaaaaa.....
"Selamat Ulang Tahun Naca.....!"
Orang-orang di situ tiba-tiba berteriak mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. Ada yang membawa terompet, memakai topi ala ulang tahun dan mereka tersenyum menatap Naca. Ceska pun membawa kue ulang tahun untuk Naca.
"Tiup lilinnya...eits....jangan lupa make a wish dulu" kata Ceska.
"Ya ampun...makasih semua...."kata Naca tersenyum lebar sambil menutup mulutnya dengan tangan saking bahagianya. Naca pun memejamkan mata sejenak meniup lilin dan memberikan potongan kue.
Naca melihat ibunya, ceska, kedua orang tua ceska, geng JP dan kedua sahabatnya ana dan Putri. Naca benar-benar gak nyangka dengan kejutan ini. Tempat ini dihias begitu indah, lampu warna-warni, hiasan bunga dan lilin yang juga membuat suasana lebih romantis.
"Selamat ya sayang...." kata ibu Naca sambil memeluknya.
Naca pun membalas pelukan ibunya dan bergantian memeluk ayahnya menyerahkan kue untuk kedua orangtuanya.
"Ayah..kapan pulang?"
"Baru tadi sore terus langsung ke sini!"
"Makasih ayah"
Naca pun bergantian memeluk mamanya Ceska dan mengucapkan terima kasih pula dengan papanya Ceska yang sudah mau datang di ulang tahunnya.
"Makasih ya....!" kata Naca saat ada di depan Ceska saat ini.
"Cuma makasih doang nih....aku Lo yang dari kemarin capek-capek nyiapin semua ini...!"
"Terus mesti gimana dong selain bilang makasih?"
Ceska pun mencondongkan wajahnya ke arah Naca dan berbisik ke telinga Naca.
"Nanti aja hadiahnya" bisik Ceska.
"ish....kamu tuh" kata Naca
"Hei...kalian gak makasih sama kita-kita juga nih," teriak Toni yang ada di antara kerumunan. itu.
"Iya...makasih buat kalian semua...!" kata Naca.
"Sebagai hadiahnya kalian boleh makan sepuasnya nanti!" jawab Ceska asal.
Tiba-tiba Ceska menggandeng Naca ke sebuah panggung kecil yang sudah disiapkan dari kemarin. Panggung itu begitu romantis dengan bunga-bunga dan lilin yang mengitarinya. Ceska membawa Naca ke tengah-tengah tempat itu. Ceska mengambil microphone untuk memanggil kedua orang tua Naca dan papa mamanya untuk ikut ke depan . Saat itu sebenarnya ada sedikit rasa grogi yang terselip di benak ceska, tapi dia benar-benar ingin membuktikan kesungguhannya pada Naca di depan orang tuanya.
"Ehem...m... sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada semuanya yang sudah datang ke sini... di sini saya ingin memohon ijin kepada om dan tante.....dengan segala kesungguhan hati saya....malam hari ini saya ingin mengutarakan niat keseriusan saya untuk bertunangan dengan Naca. Saya sangat berharap om dan Tante bisa merestui pertunangan kami"
Ceska bicara panjang lebar seperti orang berpidato. Ceska pun sebenarnya sebelum acara ini berlangsung diam-diam sudah meminta restu pada ayah dan ibu Naca tanpa sepengetahuan Naca.
"Kami selaku orang tua Naca menyerahkan semua keputusan pada Naca....sebagai orang tua kami hanya ingin Naca bahagia dan saya juga berharap nak Ceska benar-benar bisa menjaga Naca dan juga membahagiakan Naca serta berjanji tidak akan menyakitinya"
Rasanya Naca ingin menangis saat ayahnya memberikan restu untuk bertunangan dengannya.
Ceska pun tiba-tiba berlutut di hadapan Naca mengulurkan cincin pertunangan yang sudah dia siapkan.
"Ca...kamu mau gak bertunangan sama aku....aku bener-bener serius sama kamu...aku pengen jalani hubungan yang lebih serius dengan kamu..aku janji gak akan nyakitin kamu dan aku akan selalu jaga kamu!"
Naca menatap ayah dan ibunya, kedua orangtuanya pun menganggukan kepala mereka dengan tersenyum sebagai tanda restu dari mereka.
"Iii....y...a....aku...aku mau ....." jawab Naca gugup.
Ceska pun memasangkan cincin ke jari manis Naca. Dan semua orang di situpun bertepuk tangan.
Malam ini begitu indah, di hari ulang tahunnya yang bahkan dia sendiri lupa kalo ini hari ulang tahunnya dia mendapat pesta kejutan yang luar biasa dari Ceska. Acara pertunangan yang tak dia sangka, bahkan ayahnya memberikan restu untuk bertunangan dengan Ceska.
Acara pun dilanjutkan dengan acara makan malam.
"Selamat ya ca lo udah tunangan sama Ceska...." kata putri
"Kamu beruntung bisa dapetin dia!" kata Ana menimpali.
"Iya makasih ya gaes kalian udah dateng...o iya jadi kalian tahu kalo ada pesta kejutan ini"
"Oiya kemarin Ceska bilang ke kita berdua...dia nyuruh kita buat ikut bantuin...." kata putri.
"Iya si Putri sambil sekalian pdkt...."kata Ana menyenggol lengan putri.
"Hah...pdkt sama siapa?" tanya Naca penasaran.
"Itu....sama si Toni...." kata Ana menggoda putri.
"Ow Toni....cie...putri ..."
"Apaan sih kalian....!sapa juga yang pdkt?"
Putri pun wajahnya memerah karna malu-malu.
"Hei gaes....makasih yah kemarin udah bantuin aku" kata Ceska tiba-tiba datang menyapa mereka bertiga.
"Iya sama-sama...kita seneng kok bisa bantuin kamu!" kata Ana.
"Eh kita ke sana dulu ya...ini si Putri mau ketemu sama Toni katanya"
Spontan putri melotot dengan Ana dan mencubit perutnya karna bicara ngawur.
"Aw...sakit tau.."teriak ana.
"Ya udah kalian terusin aja deh...kita gak mau ganggu..."kata putri langsung menarik Ana.
"Eh...kalian mau kemana?" tanya Naca
"Eits.....kamu mau kemana?"
"Nggak.....gak kemana-mana kok.... btw makasih ya udah buatin pesta kejutan kayak gini"
"Cuma makasih doang nih?"
"Terus maunya gimana?"
"Hehehe....aku cuma becanda kok....buat aku kita bisa tunangan kayak gini aja udah lebih dari cukup buat aku. Tahu gak?"
"Apa?"
"Malem ini aku bahagia banget....!"
"Iya aku juga....aku gak nyangka ayah menyetujui pertunangan kita"
"Hehehehe..... sebenarnya sebelum acara ini aku dah komunikasi dulu sama ayah dan ibumu buat minta ijin...makanya kemarin aku pura-pura bikin kamu kesel gitu...padahal aku udah tahu kalo ayahmu udah mengiyakan pertunangan kita"
"Ih...kamu ngerjain aku ya....!" kata Naca sambil memukul tangan Ceska.
"Iya...tapi kamu suka kan?"
"Iya sih....makasih ya...."
Ceska pun menarik tangan Naca dan menatapnya lebih dalam.
"Pokoknya aku janji...aku akan menjadi pasangan setia buat kamu...aku janji gak akan pernah nyakitin kamu. Janji.."
Ceska pun mengeluarkan janji kelingkingnya dan Naca pun menyambut dengan jari kelingkingnya.
"Janji"