Ceska membukakan pintu untuk Naca.
"Silahkan nona" kata Ceska merentangkan tangannya sambil membukakan pintu.
"Hahaha....terima kasih" sahut Naca tergelitik melihat tingkah Ceska.
Mereka berdua berjalan menuju rumah Naca. "Ces...ucapan kamu tadi serius?"
"Iya....aku serius...aku memang pengen tunangan sama kamu!"
"Tapi ces kenapa harus cepet-cepet...yah menurutku kita harus konsen dengan ujian kelulusan dan seleksi masuk fakultas kedokteran"
"Aku tahu...tapi apa salah kalo cuma pengen tunangan doang...kan gak langsung nikah...!"
"Kenapa pengen cepet-cepet gitu....tenang aja aku gak akan kemana-mana"
"Siapa yang bisa jamin kalo kamu gak akan pergi dari hatiku....bisa aja tiba-tiba kamu suka dengan orang lain dan ninggalin aku"
"Kenapa kamu bisa kepikiran kayak gitu....kamu bucin banget sama aku.... sampe-sampe segitunya kamu takut kehilangan aku....cie...yang bucin..." kata Naca menggoda Ceska yang dari tadi cemberut.
"Kamu nih...memang kamu gak takut kehilangan aku? Buktinya kamu marah sama aku pas aku sama Arumi pegangan tangan kemarin... sampe-sampe gak mau dihubungi...terus sampe demam kayak gitu....kamu juga bucin kan sama aku....??hayo ngaku....!!" kata Ceska yang juga menggoda Naca.
"ih apaan sih...sapa juga yang bucin...udah fokus nyetir aja...nanti nubruk lagi...kamu kan belum terlalu bisa nyetir...."
"Enak aja aku gak bisa nyetir....jangankan jalanan lurus kayak gini....jalanan offroad juga aku jabanin...belum tahu aja kamu dengan kemampuanku..."
"Iya...iya deh...yang jago balapan....percaya kok..." kata Naca sambil tertawa menggoda Ceska.
"Eh ca...tapi soal tunangan aku benar-benar pengen serius sama kamu"
Ceska pun menepikan mobilnya.
"Kenapa tiba-tiba berhenti di sini? kan rumahku masih jauh?" tanya Naca keheranan.
"Aku bener-bener pengen serius sama kamu" kata Ceska sambil menatap tajam Naca.
"Ya kan tadi aku udah ngomong kita harus konsen dulu sama ujian...lagi pula aku juga gak berani ngomong ini ke ayah sama ibu"
"Nanti aku bakalan ngomong sama orang tuamu...."
"Ya udah... nanti kamu ngomong aja sama orang tuaku....tapi kalo mereka gak setuju yah mau gak mau berarti gak bisa...."
"Kapan ayahmu pulang dari luar kota?"
"Mungkin besok Sabtu"
"Ya udah besok Sabtu aku ke rumahmu" kata Ceska yang kali ini benar-benar serius sampai Naca pun sebenarnya agak sedikit takut melihat Ceska yang seserius itu.
Ceska pun melajukan mobilnya lagi menuju rumah Naca.
"Mau turun gak?" kata Naca setelah sampai di depan rumahnya.
"Gak usah deh....besok Sabtu aja aku ke rumahmu..."
"Ya udah aku turun dulu yah... hati-hati di jalan..."kata Naca yang hendak membuka pintu mobil.
"Eh ca tunggu..."
"Ada yang ketinggalan?"
"Iya...."
"Apa?"
"Sini deh aku bisikin dulu!"
"Apa sih gak usah bisik-bisik.. langsung ngomong aja"
"ih di bilangin sini" Ceska menarik Naca dan mencium pipinya.
"Kamu tuh...!' kata Naca yang wajahnya berubah menjadi merah.
"Selamat malam...jangan lupa minpiin aku yah....o iya besok aku jemput ya...sepeda kamu kan masih di rumahku"
"Iyah...." kata Naca sambil membuka pintu dan turun dari mobil.
"Bye....I Love You.." kata Ceska sambil berlalu.
'Dasar tuh anak...ada aja kelakuannya' gumam Naca dalam hati.
Tak dapat dipungkiri Ceska memang selalu membuat Naca tersenyum dan berbunga-bunga, dalam hatinya dia juga merasa sangat takut kehilangan Ceska apalagi banyak cewek yang menginginkannya.
"Ibu...aku pulang..." kata Naca membuka pintu rumahnya dan masuk ke ruang Tv. Naca melihat ibunya sedang duduk di sofa sambil menonton tv.
"Kamu udah pulang? Tadi mamanya Ceska telpon katanya kamu ke sana jengukin Ceska. Memang Ceska sakit apa?"
"Gak kok...cuma gak enak badan aja katanya" Naca tidak mau menceritakan kenapa Ceska sakit pada ibunya, takut kalo ibunya memberi penilaian negatif pada Ceska kalo tahu sebenarnya.
"Oh gitu...tapi sekarang udah gak papa kan?"
"Iya gak papa ma...udah sembuh ko...besok juga udah berangkat sekolah"
"O ya ca sepedamu mana?"
" Aku tinggal di rumah Ceska Bu...tadi aku udah kemaleman terus diantar Ceska pakai mobil"
"Ya udah buruan mandi gih...."
"M..m..m...Bu katanya besok Sabtu Ceska mau ke sini"
"Terus kenapa?'
"Tapi janji ibu jangan marah ya...."kata Naca sambil menggelayut manja di pundak ibunya.
"Maksudnya apa sih ca?"
"Em..m .m...Ceska mau bilang ke ibu...."
"Iya....mau bilang apa"
"Mau bilang...kalo....kalo....dia pengen tunangan sama aku...."kata Naca hati-hati takut kalo ibunya marah.
"Ow...masalah itu...tadi mamanya Ceska memang telpon mama sebelum kamu datang..."
"Terus mamanya Ceska ngomong apa ma?"
"ya ngomong apa yang kamu omongin tadi...yah kalo mama sih terserah ayahmu ca..."
"M...m...m...aku....kalo ayah dan ibu bilang gak...aku gak akan memaksakan itu..." kata Naca
"Menurut ibu...nak Ceska anak yang baik dan bertanggung jawab...dan Tante Mirna itu sahabat baik ibu... sejujurnya ibu sih gak masalah seandainya kamu bertunangan dengan nak Ceska...tapi asalkan kamu masih fokus mengejar cita-cita sebagai dokter"
"Iya Bu...aku janji...aku bakalan fokus sama sekolahku"
"Ya udah...nanti ibu bantu ngomong ini ke ayahmu..."
"Makasih ya Bu..." kata Naca sambil mencium ibunya.
"Iya....ya udah kamu mandi sana gih..!"
"Iya deh..."
Naca pun melangkah ke kamarnya, membersihkan diri dan kemudian bersiap untuk tidur. Naca mengecek hpnya, ternyata ada pesan dari Ceska.
[Aku udah bilang sama papa dan mamaku besok Sabtu kita ke rumahmu.... siap-siap ya...jangan lupa dandan yang cantik]
'Ya ampun anak ini....dia benar-benar serius dengan ucapannya itu" gumam Naca dalam hati.