"Kau berhasil membuat sudut bibirku sobek, Adeeva." Mata Zion menggelap. Menatap Adeeva dengan sorot tajamnya.
Gadis itu tidak sengaja mengatakan milik Zion besar. Niat hati ingin mengatakan milik Yudis, malah nama Zion yang keluar dari bibirnya.
Satu detik setelah ucapan itu meluncur dari bibirnya, Yudistira langsung menerjang Zion. Menghantamnya membabi buta dengan kepalan tangan yang sangat tajam.
Untung saha Adeeva dengan cepat membantunya. Menenangkan Yudistira dan mengatakan maaf berkali-kali hingga bibirnya terasa kebas.
Adeeva menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Hanya karena salah ucap, Zion menjadi korban.
"Maaf. Aku tidak bermaksud. Istirahatlah, aku akan berangkat bekerja. Bosku sudah menunggu." Adeeva meninggalkan Zion yang terkapar di sofa ruang keluarga. Sedang dirinya berjalan menuju pintu utama.
"Yudistira dalam suasana hati yang buruk. Berhati-hatilah!" Sahut Zion. Adeeva hanya mengangkat tangannya, malambai sebagai jawaban.
***