Kota Sarkas, sebuah peradaban baru pasca meletusnya perang nuklir lima puluh tahun yang lalu. Sebuah kota pasca apocalypse yang sangat maju sekaligus kumuh dan berdebu di sisi lain.
Berbagai ras dan golongan tumpah ruah disini kebanyakan dari mereka adalah pendatang atau pencari Suaka alias pengungsi korban perang yang berasal dari belahan dunia lain, imigran gelap yang lolos dari pengawasan para petugas atau malah diselundupkan oleh para yang mereka bayar tentunya sebagai komoditas penghasilan tambahan.
Mengakibatkan kota yang padat semakin sesak kriminalitas dan prostitusi menjadi komoditi, merampok dan mencuri menjadi pekerjaan sehari-hari, pembunuhan dan pemerasan terjadi setiap hari. Harus pandai-pandai menjaga diri di kota yang chaos ini.
Akhirnya kelompok-kelompok organisasi kriminal alias geng-geng tumbuh subur dan menjamur di kota ini, bukan untuk sekedar nampang dan gaya-gayaan ataupun petantang-petenteng sok jagoan namun lebih kepada solidaritas melindungi diri dan kelompoknya.
"Nah Wo perhatiin, kalau kita mau menguasai kota ini kita harus take down kelima geng besar yang memimpin lima bagian wilayah kota ini." Yayat Sukaryat menjelaskan analisa sotoynya kedua sahabatnya dalam sebuah gambar acak-acakan di sebuah papan tulis kecil yang bergantung pada sebuah tembok bercat pudar lumutan dalam sebuah petak kecil rumah kumuh yang mereka sebut Base Camp.
Pertama Geng Codot Hitam di daerah selatan yang merupakan gerombolan preman-preman pasar yang menguasai seluruh pasar di daerah selatan. Mereka adalah gerombolan pemeras mengambil retribusi dari para pedagang mengatasnamakan iuran keamanan.
Ciri khas mereka adalah jaket lengan buntung bertudung dengan hiasan telinga codot yang mencuat berwarna hitam dengan gambar codot senyum di dada kiri. Kalau ada yang nggak tau codot adalah kelelawar besar pemakan buah.
Geng Codot Hitam ini diketuai seorang pria kontet bernama Bang Boim lantaran codet yang membekas di bawah mata kirinya ia dijuluki Si Codet dari Selatan. Tangan kanannya adalah seorang pegulat amatiran bertubuh kekar nan tinggi besar bernama Grandong.
Di timur dikuasai para Bajing Terbang para perampok dan pembegal profesional yang beraksi dengan kait dan peralatan panjat tebing untuk mengait dan memanjati merampok truk-truk logistik yang meluncur ngebut di tengah jalan tol di malam buta nan gulita tanpa rasa takut sedikit pun.
Padahal bisa saja mereka terpeleset terjatuh masuk ke kolong truk dan tergilas truk yang melaju kencang tanpa perasaan. Itu sebabnya mereka memakai Night Vision Google alias kacamata penglihatan malam yang biasa dipakai para tentara untuk melihat objek dengan jelas dalam kegelapan.
Mereka bergerak trengginas cepat dan cekatan dalam membajak truk sasaran mereka persis seperti apa yang mereka representasikan sebagai Bajing Terbang.
Bersetelan Glider serba hitam yang mereka gunakan untuk melayang dan melayang dan mendarat layaknya bajing terbang sungguhan yang melompat melayang dari satu pohon ke pohon lain, senada dengan kupluk full face yang menutupi seluruh wajah plus Google Night Vision yang tersemat di mata mereka. Membuat mereka sangat sulit dikenali. Pergerakan mereka laksana ninja dalam film-film Jepang jaman dulu.
Mereka kerap beroperasi di daerah ini lantaran merupakan jalur utama logistik kota ini.
Selanjutnya The Widows, sekumpulan janda-janda, geng emak-emak genit. Janda peninggalan tentara-tentara perang dunia ke III mereka menguasai dan memonopoli bisnis prostitusi di seantero negeri, bisnis yang paling menyenangkan dengan perputaran uang bermiliar-miliar.
Kalau kalian mau cepet kaya dengan cara yang mudah jadilah pelacur atau gigolo di kota ini mereka dibayar mahal untuk sekali kencan.
Bahkan para orangtua tega menjual putri remaja mereka untuk diobral layaknya barang komoditas. Bahkan bagi yang masih perawan harganya bisa melejit mencapai puluhan bahkan ratusan juta.
Menjadi pelacur disini merupakan prestis tersendiri. Kalian akan dipuja layaknya seorang idola, seorang bintang apalagi bagi kalian yang berparas cantik bertubuh sexy, kalian akan mengalirkan sungai untuk bukan cuma untuk diri kalian sendiri, tapi keluarga kalian juga ikut menikmati. Pelacuran sudah menjadi komoditi bahkan diiklankan secara legal dalam layar televisi.
Adalah seorang Madam Teresia bos besar geng The Widows yang bermarkas di pusat kota dengan gedung megah yang berbeda dengan bangunan di sekitarnya ditambah catnya yang berwarna pink plus ornamen-ornamen khas rumah bordil membuatnya amat mudah dikenali, dengan plang bertuliskan The Widows dengan lambang seorang gadis cantik yang memamerkan payudaranya yang super besar dalam terang sinar lampu neon berwarna ungu.
Gedung-gedung seperti ini telah menjamur di seantero penjuru negeri sebagai brand yang menggurita dari sebuah bisnis yang menyenangkan bernama prostitusi.
Beralih ke daerah utara dimana Geng Kalajengking berada yang menguasai bisnis kasino dan peredaran obat-obatan terlarang di kota ini..
Mereka adalah bandar-bandar judi yang mahir, kalau kalian mau cepat miskin mereka akan sangat senang menguras isi dompet kalian.
Mereka adalah penipu-penipu berpakaian rapi parlente dengan rambut klimis dan setelan mahal. Mereka merupakan preman-preman elit yang nggak mau kotor.
Kalaupun mereka mau berkotor-kotor, mereka merupakan bagian dari anak buah yang banyak bekerja sebagai security dan pelayan-pelayan di hotel-hotel, bar, dan kasino milik mereka atau menyewakan jasa sebagai debt collector alias penagih utang sampai kepada pembunuh profesional. Pokoknya semua bisnis haram yang pegang kecuali prostitusi yang punya domainnya sendiri.
Bos tertinggi mereka adalah seorang peranakan Italia asli bernama Don Vidare seorang pria paruh baya jangkung dan langsing dengan kumis dan jenggot lancip yang beruban.
Geng Kalajengking mempunyai tato bergambar kalajengkin hitam di leher atau bagian punggung lengan mereka sebagai tanda keanggotaan.
Dan yang terakhir preman-preman yang menguasai seluruh negeri, preman-preman disebut sebagai para aparat itu sendiri yang dibentuk oleh pemerintah yang sah untuk menanggulangi masalah keamanan dan memperbaiki kekacauan. Tapi justru malah menambah kekacauan dan menjadi biang keributan. Kalau kalian mau aman berrtemanlah dengan mereka.
Dan untuk wilayah barat ini yang merupakan tempat kumuh tempat dimana karakter utama kita tinggal. Tempat para gelandangan dan tunawisma berebut lahan tempat tinggal. Tempat para pengangguran dan orang miskin berebut makanan. Tempat geng-geng kecil berebut kuasa.
Seperti Geng Kroco yang beranggotakan pemcopet dan anak-anak jalanan. Geng Kebo Bule yang merupakan solidaritas gelandangan dan pengemis. Geng Buto Ijo yang merupakan kelompok manusia-manusia berotot dan berbadan besar. Tiga geng ini memiliki wilayah masing-masing di daerah barat ini.
Ada banyak geng-geng kecil lain yang yang tersebar di seantero negeri seperti geng motor Black Riders, The Veterans berisi para kakek veteran perang, Geng Kriting, Geng Gong, kalian tau kan maksudnya, Geng Kelabang Merah, Geng Kukuruyuk, Geng Uya Kuya, Geng Cicak, Geng Mamat, Darso, Siti, Budi dan lain sebagainya.
Mereka semua berkumpul dalam peradaban baru. Dalam Kota Sarkas yang bikin sesak napas. Kota para Begundal yang penuh kriminalitas.
*******